Bagaimanakah kaum Muslim melihat Barack Hussein Obama? Mereka punya tiga pilihan; baik sebagaimana dia menampilkan dirinya sendiri– orang yang "tidak pernah menjadi Muslim" dan yang "selalu beragama Kristen" atau sebagai sesama Muslim atau sebagai orang yang murtad dari Islam.
Berbagai laporan memperlihatkan bahwa ketika masyarakat Amerika umumnya melihat calon Demokrat itu tidak ber agama sebelum dia beralih memeluk Kristen di tangan Pendeta Jeremiah Wright, pada usia 17 tahun, kaum Muslim di dunia jarang melihat dia sebagai Kristen. Mereka selalu melihatnya sebagai Muslim atau bekas Muslim.
Lee Smith dari Hudson Institute menjelaskan mengapa hal ini terjadi: "Ayah Barack Obama itu Muslim dan karena itu, menurut hukum Islam, demikian juga halnya sang calon presiden. Kendati ayat-ayat Al-Qur'an yang menjelaskan bahwa tidak ada kewajiban dalam beragama, nama seorang anak Muslim menganut agama ayahnya… Bagi kaum Muslim di seluruh dunia, masyarakat Muslim bukan Amerika bagaimanapun, hanya melihat Barack Hussein Obama seorang Muslim." Selain itu, catatan sekolahnya dari Indonesia mendaftarkan dia juga sebagai seorang Muslim.
Maka, sebuah suratkabar Mesir, Al-Masri al-Youm, merujuk kepada "asal-usul Muslimnya." Penguasa Libya, Muammar al-Qaddafi merujuk Obama sebagai "seorang Muslim" dan orang dengan "identitas Islam dan Afrika." Pertama, seorang analis Al-Jazeera menyebutnya seorang "pria non-Kristen," yang kedua merujuk ayahnya "orang Muslim Kenya," dan ketiga, Jasseem Jamali, mencatat bahwa "Obama mungkin tidak ingin dianggap sebagai seorang Muslim tetapi kaum Muslim justru sangat bersemangat memperhitungkannya sebagai satu dari mereka sendiri."
Sebuah percakapan di Beirut, yang dikutip dalam Harian Christian Science Monitor menangkap kebingungan ini. "Dia harus baik-baik bagi orang Arab karena dia Muslim"' urai seorang penjaga toko. "Dia bukan Muslim, dia Kristen," jawab seorang pelanggan. Penjaga tokoh malah menjawabnya ketus, "Dia tidak bisa menjadi Kristen. Nama tengahnya adalah Hussein." Diskusi berbahasa Arab seputar Obama kerapkali menyinggung soal nama tengahnya sebagai kode, tanpa perlu komentar lanjutan lagi.
"Simbolisme calon presiden Amerika Serikat yang penting dengan nama tengah Hussein yang bersekolah di sekolah dasar di Indonesia," lapor Tamara Cafman Wittes staf Brooking Institution, dari sebuah Konperensi Muslim- Amerika Serikat yang sedang diadakan di Qatar, "sehingga tentu saja berbicara kepada kaum Muslim di luar negeri." Thomas L. Friedman dari New York Times menemukan bahwa masyarakat Mesir "tidak sepenuhnya tahu asal usul keluarga Obama. Tetapi yang sungguh mereka ketahui adalah bahwa jika Amerika – meskipun tengah diserang oleh kaum militan Muslim pada 11 September 2001 —hendak memilih sebagai presiden, seorang pria yang nama tengahnya 'Hussein', sehingga menandai perubahan besar dalam hubungan dunia Amerika – Muslim."
Sejumlah pemimpin Muslim Amerika juga mempersepsi Obama sebagai Muslim. Presiden dari Masyarakat Islam Amerika Utara, Sayyid M. Syeed menyampaikan kepada kaum Muslim dalam sebuah konperensi di Houston bahwa menang atau kalah, pencalonan Obama memperkuat bahwa anak-anak Muslim dapat "menjadi presiden negeri ini." Lous Farrakhan dari Nation of Islam (Bangsa Islam) mengatakan Obama "harapan dari seluruh dunia" dan membandingkannya dengan pendiri agamanya, Nabi Muhammad.
Namun rasa gembira ini punya sisi gelapnya juga. Ada yang curiga bahwa Obama adalah pengkhianat agama yang dianutnya sejak lahir, seorang murtad dari Islam. Al-Qaeda pun secara menyolok melukiskan pernyataan Obama "Saya bukan seorang Muslim." Dan, seorang analis, Shireen K. Burki, dari Universitas Mary Wshington melihat Obama sebagai "kandidat impian bin Laden." Jika dia menjadi Panglima Tertinggi Amerika Serikat, Shireen yakin Al-Qaeda akan sangat mungkin "mengeksploitasi latar belakang social Obama guna membuktikan bahwa seorang murtad tengah memimpin perang global terhadap teror…agar organisasi itu bisa mengumpulkan para simpatisan untuk beraksi."
Kaum Muslim mainstream cenderung berhati-hati dengan topik ini. Seorang Mesir pendukung Obama, Yasser Khalil melaporkan bahwa banyak kaum Muslim "bereaksi keras dan hati-hati" ketika Obama dilukiskan sebagai seorang Muslim murtad. Josie Delap dan Robert Lane Greene dari Majalah Economist bahkan mengklaim bahwa kisah Obama sebagai tema yang berkaitan dengan murtad "yang benar-benar hilang" dari antara kolumnis dan daftar editor berbahasa Arab.
Klaim yang belakangan memang tidak tepat, karena topik itu benar-benar didiskusikan. Sekurang-kurangnya satu suratkabar berbahasa Arab, Al Watan di Kuwait menerbitkan artikel Burki. Tulisan itu merujuk Obama sebagai "seorang yang dilahirkan sebagai Muslim, seorang murtad, seorang yang beralih menganut agama Kristen." Sementara itu, ketika menulis dalam Harian Arab Times, seorang liberal Suriah, Nidal Na'isa berkali-kali mengatakan Obama seorang "Muslim murtad."
Ringkasnya, kaum Muslim bertanya-tanya soal status agama Obama sekarang ini. Mereka menolak identifikasi diri Obama sebagai Kristen dengan asumsi bahwa seorang bayi yang dilahirkan pada seorang ayah Muslim dan diberi nama "Hussein" memulai hidupnya sebagai seorang Muslim. Jika Obama menjadi presiden, perbedaan-perbedaan dalam pandangan kaum Muslim dan bangsa Amerika tentang afiliasi agama bakal menimbulkan persoalan.
Penambahan 25 Agustus 2008: Inilah tulisan keempat dari sebuah rangkaian artikel yang saya publikasikan tentang ikatan Barack Obama dengan Islam. Tiga tulisan sebelumnya adalah:
"Was Barack Obama a Muslim?" (Apakah Barack Obama seorang Muslim?) FrontPageMag.com, 24 December 2007. Tulisan itu memunculkan berbagai pertanyaan seputar agama masa kecil Obama kemudian memperhitungkan sejumlah implikasinya.
"Confirmed: Barack Obama Practiced Islam." (Terbukti: Barack Obama Menganut Islam) FrontPageMag.com, 7 January 2008. Tulisan itu merupakan tanggapan terhadap kritik sebuah artikel sebelumnya oleh "Media Matters for America."
"Barack Obama's Muslim Childhood." (Masa Kanak-kanak Muslim Barack Obama), Jerusalem Post, 1 Mei 2008. Tulisan itu menggabungkan bersama informasi yang berkembang yang berkaitan dengan agama masa kanak-kanak Obama.
Penambahan 6 Nopember 2008: Di Iran, Obama luas dikenal sebagai Hussein Agha (Tuan Hussein). Tamabhan lagi, saya hari ini memulai sebuah blog baru, meninjau bagaimana tanggapan dari para umma terhadap Panglima Tertinggi Amerika yang baru terpilih dengan judul, "Muslims Respond to a President Obama." (Kaum Muslim Merespon Presiden Obama).