[Catatan: Tulisan berikut ini merefleksikan apa yang penulis ajukan kepada pihak media, tidak persis seperti yang diterbitkan. Untuk memperoleh teks yang tepat dengan yang diterbitkan, silakan pertiksa tempat penerbitannya yang sebenarnya.
Jika takut terhadap komplotan, bentuklah komplotan anda sendiri.
-- Umberto Eco, Foucault's Pendulum
Berbagai aksi penganut teori konspirasi melakukan sesuatu secara kebetulan dengan pola yang sangat konsisten: Bahwa orang yang percaya kepada komplotan nyaris senantiasa terlibat di dalamnya. Para teoritisi konspirasi pun kerapkali berubah sebagai konspirator. Apa yang berawal sebagai upaya untuk meneliti aksi subversif berakhir dengan subversi; para pembenci yang menyembunyikan tangannya berurusan dengan kharakteristik dasar yang mereka benci. Seperti dikatakan sosiolog Edward A. Shills, "khayalan tentang konspirasi mempersyaratkan adanya realitas kontrakonspirasi."
Gerakan-gerakan awal Ku Klux Klan memperlihat contoh klasik pola ini. Ketika muncul pada penghujung era 1860-an, Klan itu siap memerangi teori konspirasi berkaitan dengan masyarakat rahasia yang tengah menyusup masuk ke Amerika Serikat dan menghancurkan cara hidupnya. Dengan demikian, ia menjadi organisasi anti-konspirasi. Tetapi segera setelah itu, organisasi menggunakan lencana, ritual dan tanda-tanda sebuah masyarakat rahasia. Ia juga menjadi sangat suka melakukan aksi konspirasi. Setelah tahun 1924, Klan bukan saja menentang resolusi yang mengecam masyarakat rahasia di Konvensi Nasional Partai Demokrat, tetapi juga menggunakan metode yang konspiratif untuk menggagalkan resolusi itu.
Klan, dengan demikian, seperti dikatakan oleh sejarahwan David Brion adalah "gerakan kontrasubversi yang di dalam dirinya sendiri menjadi kekuatan rahasia dan benar-benar subversif." Lebih luas lagi, David menjelaskan kebangkitan kembali Amerika abad ke-19 dengan cara yang sama:
Dengan mengecam orang-orang subversif yang secara fanatik setia kepada sebuah ideologi, dia mengukuhkan sikap menerima yang sama yang tidak kritis terhadap sebuah ideologi yang berbeda. Dengan menyerang perbedaan pendapat yang tidak toleran dari orang-orang subversif, dia berupaya menghancurkan perbedaan pendapat dan opini yang beragam. Dengan menyensor orang subversif karena tidak bermoral. Dengan terlibat dalam fantasi-fantasi sensual. Dengan mengkritik orang-orang subversif yang setia kepada sebuah organisasi dia sebetulnya berupaya membuktikan kesetiannya yang tanpa syarat kepada orde yang mapan. Warga asli (nativists) bahkan bergerak lebih jauh sesuai dengan arah musuhnya ketika membentuk masyarakat dan partai-partai yang terajut erat yang kerapkali rahasia yang menempatkan orang-orang sesuai dengan tujuan tunggal kelompoknya. Walau warga asli (Nativists) umumnya sepakat bahwa kejahatan paling mengerikan dari kaum subversif adalah subordinasi atau sikap mereka yang patuh total kepada sarana-sarana hingga akhir, mereka sendiri merekomendasikan sarana-sarana paling radikal untuk memurnikan sebuah bangsa dari kelompok-kelompok pengganggu kemudian memperlihatkan sikap setia yang tidak perlu dipertanyakan lagi terhadap negara.
Dengan bukti yang sama, Asosiasi Perlindungan Amerika didirikan untuk memerangani sebuah konspirasi Katolik yang mengambil alih Amerika Serikat. Untuk itu, mereka melakukannya dengan membagi-bagikan ensiklik palsu paus yang menyerukan eksekusi terhadap para bidaah. Masyarakat John Birch (The John Birch Society) meniru taktik musuh komunis (sebagai contoh, dengan mendirikan organisasi-organisasi garda depan). Know Nothing Society (Masyarakat Yang Tidak Tahu Apa-apa) yang belakangan didirikan pada 1965, berupaya mengalahkan organisasi sayap kiri. Caranya, dengan menyusup masuk ke dalamnya kemudian diam-diam menyatukan mereka dengan organisasi Know Nothing (Yang Tidak Tahu Apa-apa).
Konspirator klasik ahli teori konspirasi yang bukan dari Amerika adalah Pyotr Ivanovich Rachkovsky. Dia Pimpinan Kantor Okhrana (polisi rahasia Tsar Rusia) di Paris sekaligus penanggung jawab resmi pemalsuan buku Protocols of the Elders of Zion (Protokol Para Penatua Zion). Polisi Prancis menangkap Rachkovsky pada tahun 1879 karena melindungi para teroris yang terlibat dalam sebuah upaya pembunuhan. Untuk mendapatkan kebebasannya, Rachkovsky sepakat menjadi informan polisi. Tujuh tahun kemudian, dia berhasil menyingkap sebuah organisasi berbasis Paris yang menyediakan bom untuk diledakan di Rusia menyasar sasaran resmi. Akibatnya, 70 perusuh ditangkap oleh Okhrana. Belakangan terbukti Rachkovsky sendiri menyediakan bom, dengan harapan, bom-bom bisa meningkatkan kerja sama polisi Prancis – Rusia, yang sebaliknya bakal menjadi sebuah langkah awal menuju aliansi militer.
Tetapi semua ini hanyalah latihan pemanasan; komplotan terbesar Rachkovsky muncul pada tahun 1902. Kala itu, dia membentuk liga anti-Semit Prancis-Rusia, "Untuk memastikan keberhasilannya," tulis Umberto Eco (hanya seorang novelis yang berharap mampu menangkap logika Rachkovsky), "dia memaklumkan bahwa liga itu ada, sehingga masyarakat menciptakannya. Tetapi dia menggunakan taktik lain juga; secara cerdas dia mencampuradukan kebenaran dengan kesalahan. Kebenaran tampaknya seolah menghancurkan baginya sehingga dengan demikian, tidak seorang pun meragukan hal yang sebetulnya salah."
Buku yang dipalsukan Rachkovsky Protocols of the Elders of Zion menjadi teks utama Nazi yang diramalkan menyaingi konspirasi yang sebenarnya mereka angan-angankan. Ambisi global Hitler menggemakan hal-hal yang diduga berasal dari Para Penatua (Elders). Seperti mereka, dia mencibir demokrasi dan legalitas. Dia mengendalikan seluruh negeri seperti seorang tuan besar menguasai orang-orangnya yang baru belajar. Secara bersamaan, dia mengandalkan kebohongan yang besar dan kerahasiaan. Dan organisasinya mempertahankan jebakan masyarakat bawah tanah ( seperti adanya ritus inisiasi, menguraikan persoal hirarki, sikap untuk tidak mempercayai pihak luar) dan pada saat yang sama buku itu diakui secara luas. Sama seperti kaum Yahudi itu beragama, Nazi juga punya organisasi yang menyerupai kultus jauh melebihi sebuah partai politik. Para anggota Nazi sepenuhnya patuh kepada pernyataan tertulis dalam buku palsu Protocols bahwa, "supaya benar-benar mencapai tujuan, ia memaksa kita untuk tidak berhenti dengan cara apapun atau menghitung para korban yang dikurbankan demi kepentingan dari tujuan itu sendiri."
Sindroma yang sama sudah lama memberikan ciri pada kaum kiri. Lenin memggambarkan monopoli para kapitalis sebagai sebuah kelompok yang berpadu satu berbagi kepentingan yang sengaja menerapkan keinginan-keinginan mereka atas siapapun. Hal ini memberinya ide:
Secara formal, sebuah organisasi revolusioner yang kuat dalam sebuah negara otokratif mungkin saja dijelaskan sebagai sebuah organisasi "konspirasi"...Kerahasiaan menjadi syarat penting untuk organisasi semacam ini sehingga semua syarat lain (jumlah dan seleksi para anggota, fungsinya, dll) harus dibuat untuk menyesuaikan diri dengannya.
Lingkaran konspirasi Rusia tidak berhenti pada 1917. Kala itu, polisi rahasia Bolshewik, GPU membentuk Serikat Kerja Monarki Rusia Pusat, yang dikenal sebagai Trust. Trust tampaknya menjadi organisasi masyarakat Kulit Putih Rusia serta monarki lain yang mencurahkan seluruh perhatiannya untuk menggulingkan kaum Bolshewik. Kenyataanya, dia memanfaatkan GPU sebagai sebuah mekanisme untuk mengawasi musuh dan pada beberapa kesempatan membujuk mereka memasuki Uni Soviet, dan belakangan menghilang dari sana. Guna meyakinkan para pihak yang skeptis, Trust tidak saja membagi-bagikan bacaan anti-Soviet, tetapi benar-benar mendorong dilakukannya kerusuhan kontrarevolusioner. Hanya para konspirator kenamaan yang bisa menemukan sekaligus menguraikan betapa rumitnya konspirasi monarki semu dan membuatnya tetap berfungsi secara normal. Upaya memalsukannya secara internal mencakup upaya menyebarluaskan bacaan-bacan Trust di Uni Soviet di antara elit Partai Komunis.
Kecenderungan ini terus berlanjut hingga akhir. Tak terelakan lagi para konspirator itu pun memunculkan momok konspirasi dalam usaha kaum garis keras misalnya untuk menggulingkan Michael Gorbachev. Menurut Harian The Wall Street Journal, Vladimir Kryuchkov, Kepala KGB membuat komplotan yang berperan mengingatkan sesamanya para konspirator pada siang, 18 Agustus 1991, tentang adanya kerusuhan bersenjata yang bakal meledak pecah. Kepada mereka dia beritahukan bahwa tempat-tempat penting (bangunan televisi, stasiun kereta api dan tempat tinggal sejumlah anggota parlemen) sedang dikepung ketika dia berbicara. Tentu saja, ini tidak benar. Uni Soviet, dengan demikian, sudah tewas saat dia baru dilakukan, dalam bentuk kontrakonspirasi.
Dibanding para spesialis konspirasi ini, Perot itu amatir. Tetapi, dia beri janji. Unsur-unsur konspirasi semuanya ada di sana: ada keyakinan dalam berbagai upaya untuk menutupi yang imaginer serta pemerintahan bawah tanah; yaitu ada hal-hal yang rahasia (secretiveness). Dan, ada kecenderungan untuk mengelola seluruh lembaga pemerintah secara militer. Catatan sejarah memperlihatkan bahwa orang-orang dengan temperamen itu akhirnya bergerak dari teori konspirasi menjadi konspirasi yang sebenarnya.***