Transkrip
Untuk mendapatkan wawasan yang lebih jauh, mari kita sambut Pak Daniel Pipes, Presiden Middle East Forum (Forum Timur Tengah). Pak Daniel, pertama-tama, apakah yang anda pikirkan soal diplomasi pribadi presiden yang luar biasa dengan para pemimpin dari Timur Tengah yang berkunjung ke Gedung Putih?
Ini sangat luar biasa sehingga pasti bakal semakin banyak kunjungan. Dia mengutus utusan pribadinya, Jason Greenblatt ke Timur Tengah. Menantunya sudah pergi ke Afghanistan dan Iran dan seterusnya dan seterusnya ke tempat-tempat yang sudah dikunjungi menteri pertahanannya. Itu perhatian yang luar biasa atas Timur Tengah. Persisnya, saya tidak bisa pahami apa yang sedang Donald Trump lakukan. [Daniel tertawa-tawa kecil] Itu misteri bagi banyak dari kita, tetapi tekanan itu ada, sangat jelas. Amerika Latin, Cina, Eropa--- tidak ada orang mendapatkan perhatian seperti ini selain Timur Tengah.
Jadi, seperti sejumlah pengkritik dalam persoalan ini, yang mengatakan tidak jelas bagi mereka, ke manakah dia (Donald Trump) menuju dalam persoalan Timur Tengah. Apakah anda punya pandangan yang sama? Tidak yakinkah Anda apakah maksud dari semuanya ini?
Saya benar-benar tidak yakin dengan maksud dari itu semua. Saya mau berikan ikhtisar dari beberapa pemikiran yang dibuat sebelumnya, soal perjanjian dengan Iran, katanya, merupakan perjanjian paling mengerikan dalam sejarah. Namun, kita berada di sini, menjelang 100 hari kemudian, persoalan itu tetap saja ada. Dan memang menteri luar negeri baru saja mendukung perilaku Iran beberapa hari lalu.
Kedutaan besar Amerika di Israel bakal dipindahkan ke Yerusalem. Perpindahan itu bisa terjadi, tetapi belum terlaksana. Tidak ada satu kata pun. Mereka sedang mempelajarinya, apa pun artinya. Kini, berita bahwa presiden bakal pergi ke Israel pada perayaan 50 tahun Perang Enam Hari (Six Day War). Ini memperlihatkan bahwa mungkin saja ada pengumuman sekarang soal perpindahan kedutaan besar tetapi kita tidak tahu. Dan akhirnya, soal serangan-
Saya ingin hentikan anda. Pertama-tama, walau pada poin itu, mungkin saja karena kita tidak memberikan cukup pujian kepada presiden. Dia bertemu Mahmoud Abbas, Presiden dan pemimpin Otoritas Palestina beberapa pekan lalu, maka --- dan reportasi kami memperlihatkan bahwa dia berniat mengatakan ke Abbas, 'Lihat, kau sepakat dengan syarat-syarat untuk memulai kembali perundingan damai atau saya berniat untuk terus maju dan memindahkan kedutaan besar (AS) saat saya pergi ke Yerusalem dalam beberapa pekan mendatang.' Itu cerdas, bukan?
Saya pikir ini, benar-benar spekulasi. Saya katakan tampaknya seperti waktu kunjungan ini secara implisit mengatakan akan ada pemindahan Kedutaan Besar AS terlepas dari apapun yang dilakukan oleh Mahmud Abbas. Tetapi ini bukan kebijakan luar negeri resmi. Ini omongan ngawur (ad-libbed).
Aksi pembomban pangkalan udara Angkatan Bersenjata Suriah inilah yang membuat dia merasa terganggu setelah melihat foto-foto. Bagaimana orang bisa memprediksi berdasarkan hal ini? Seperti dikatakan seorang pengamat politik sebelumnya, "Ini hal yang dilakukan sesaat. Apakah ini kebijakan baru?" Kita tidak tahu. Tetapi kita tahu Trump mengatakan dia tidak lebih jauh lagi terlibat di Suriah, dan di sini dia sudah lakukan.
Jadi, bagi saya, ini masuk akal sehingga menjadi pertanyaan yang sangat besar. Waktunya itu kurang dari 100 hari. Masih ada waktu yang lebih panjang lagi. Ada banyak tenaga yang perlu diisi. Pada dasarnya, Departemen Luar Negeri itu hanya menteri luar negeri beserta beberapa duta besar kepada PBB dan Israel. Jadi semua itu otopilot, berjalan sendiri. Saya senang membuat prediksi, tetapi saya merasa tidak bisa dalam kasus ini.
Daniel Pipes, dari Middle East Forum (Forum Timur Tengah). Daniel, banyak terimakasih. Kami benar-benar sangat menghargainya.