Mária Schmidt. |
Dengan kaum konservatif, dia dan saya sama-sama pahami sebagai kaum yang menghargai tradisi sambil secara cerdas menyesuaikannya dengan keadaan baru. Jadi, dalam hal ini orang-orang yang mengikuti warisan (pemikiran) Margaret Thacher dan Ronald Reagen. Kaum liberal adalah orang-orang yang percaya kepada kemampuan setiap orang yang tidak terbatas pada dirinya sendiri sehingga bisa menjabarkan persoalan secara rasional. Mereka adalah para pewaris (pemikiran) Tony Blair dan Barrack Obama. Konflik politik yang menetap ini dibangun di atas tradisi vs yang memikirkan persoalan baru. Ia mengakui dua gender versus 71 gender (tawaran Facebook seperti diungkapkan oleh Harian The Telegraph, 24 Juni 2014 lalu, J.E.L.).
Pertanyaan Schmidt mengejutkan saya. Soalnya, kaum konservatif Eropa sangat iri dengan mitra Amerika mereka karena, uang, pemikiran, media, suara, politisi dan kekuasaan yang bisa mereka nikmati. Sementara kaum konservatif Eropa terpinggirkan, kaum konservatif Amerika justru berhasil, --- mengendalikan semua bagian Pemerintahan AS terpilih mulai dari Gedung Putih sampai badan pembuat undang-undang negara, ditambah lagi dengan Mahkamah Agung beserta para hakim federal lainnya.
Terlepas dari rekam jejaknya ini, kaum konservatif Amerika menghadapi persoalan struktural yang sangat mendalam. Politik kini tengah menjadi hilir atau bagian terakhir dari budaya serta pemikiran liberal yang mendominasi lewat sekolah, pers, seni dan gereja. Dengan demikian, mereka mengalami hal yang tidak menguntungkan yang bersifat menetap.
Bagaimanapun, kaum konservatif Hongaria, tidak menderita kerugian ini. Mereka bukan saja punya kekuasaan politik tetapi juga mendominasi sekolah, media, birokrasi serta pengadilan. Akibatnya pun unik. Seperti diuraikan pengamat politik Péter Morvay kepada saya, "Kaum muda Hongaria memang sama seperti yang lain. Tetapi mereka lebih konservatif. Mereka menghayati nilai-nilai keluarga, memperoleh kebanggaan yang menguatkan keyakinan mereka dalam sejarah dan budaya sehingga ingin mempertahankan negara mereka bebas dari Brussels [misalnya, Uni Eropa] maupun dari Moskow. (Karena itu, pawai kecil-kecilan kaum gay sebagian besar terdiri dari orang-orang asing)."
"Pawai kecil kaum gay Budapest, sebagian besar terdiri dari orang-orang asing." |
Dapatkah kaum konservatif Amerika mengopi prestasi Hongaria ini? Mungkin saja tidak, karena liberalisme memang menawarkan kebebasan memabukkan yang bisa menarik konstituen yang besar dan semakin besar. Perhatikan beberapa hal ini:
- Orang yang sangat terpelajar: Visi yang lebih besar kerapkali diterjemahkan menjadi upaya untuk memikirkan persoalan secara menyeluruh demi diri sendiri.
- Paling idealistis: Upaya memenuhi visi pribadi berarti cenderung liberal.
- Kaum kaya: Upaya untuk menumpukkan kekayaan melahirkan keyakinan atas kemampuan seseorang untuk berpikir ulang tentang segala-galanya.
- Kaum muda: Ketika kaum muda memberontak, mereka menentang tradisi sekaligus berusaha menghindari konservatisme.
- Kaum yang tidak puas: Frustrasi kerapkali diterjemahkan sebagai penolakan terhadap tatatertib yang ada.
- Kaum radikal politik: Orang-orang yang tidak sesuai justru ingin memperbaiki system.
- Para imigran: Para pendatang baru kurang menghargai tradisi Amerika
Daftar ini membawa kita kepada empat kesimpulan bernada pesimistis bagi konservatisme: (1) Liberalisme berkembang-biak seiring dengan perkembangan pendidikan, runtuhnya hambatan kelas sosial dan hadirnya berbagai film yang menelurkan perasaan irihati. (2) Kaum liberal lebih terinspirasi untuk menjadi komunikator --- mereka adalah para guru, wartawan, pengacara, artis --- dibandingkan dengan kaum konservatif. (3) Karena lebih terinspirasi oleh visi, kaum liberal terkumpul dalam berbagai institusi tempat mereka mendominasi birokrasi. (4) Liberalisme lebih banyak menarik minat kalangan orang-orang terkaya dan termiskin, kalangan yang ambisius dan tidak mudah puas. Sebaliknya, konservatisme lebih banyak menarik minat dari kaum menengah--- masyarakat kelas menengah, kaum moderat, juga kaum yang punya akses mudah kepada berbagai bidang seni (middlebrow culture). Namun, kelas menengah Amerika ini sudah merosot, seperti diperlihatkan oleh banyak pengamat tentang hilangnya kelas menengah, hilangnya kelas menengah politik, serta merosotnya budaya khas Amerika yang punya akses kepada berbagai bidang seni.
Semenjak pertama kali muncul pada penghujung tahun 1600-an, liberalisme terus-menerus menyerang. Ya memang, para orangtua konservatif punya lebih banyak anak, tetapi mereka menyerahkannya kepada kaum liberal untuk dididik (inculcated). Untuk memastikannya, kaum konservatif kerap memenangkan perang, walau hanya perdebatan seputar perekonomian. Mereka kalah dalam perdebatan lain seperti yang berkaitan dengan pedagogi, keadilan dan seksualitas.
Selama tiga abad, kaum konservatif memainkan prinsip bertahan, meski kalah dan memakan korban jiwa. Kenyataan itu membuat mereka kurang bersemangat. Karena itu, untuk menjawab pertanyaan Schmidt, dapat dikatakan, bahwa kaum konservatif Amerika tidak saja kalah karena melakukan sesuatu yang secara spesifik salah, tetapi juga karena melakukan sebuah pola agung untuk mengundurkan diri, yang bernunansa sekular yang tak terhindarkan.
Kaum konservatif Hongaria (serta negara Eropa Timur lain) menjadi pengecualian kecil yang perlu diperhitungkan---yang memang tidak sulit dilakukan. Sejarah bersama mereka selama empat dekade dibawa dominasi Soviet yang mengerikan menyebabkan mereka kapok dengan delusi liberal untuk menyelesaikan persoalan hidup lewat berbagai skema yang ambisius, seperti yang dirumuskan oleh Karl Marx dan disempurnakan oleh Lenin. Para tokoh (subjects) dari bekas Soviet berupaya menikmati masa jedah situasi normal, yang membuat mereka menjadi konservatif. Tetapi, suatu ketika, tidak terelakan lagi bahwa masa jedah sementara itu berakhir. Demikian juga dengan konservatisme mereka yang tidak diinginkan. Pada saat itulah, kharisma liberalisme bakal berhasil, melancarkan kekuatannya atas mereka di sana juga.
Invasi Soviet tahun 1956 serta berdekade-dekade pendudukannya masih jelas tampak di Hongaria. |
Sekarang ini, Hongaria lebih sebagai sebuah cabang olahraga (sport) ketimbang sebuah harapan baik pada masa datang. Kaum konservatifnya pun agaknya enggan mengopi keberhasilan Hongaria di antara negara- negara yang tidak punya kenangan yang hidup tentang pengalaman seperti Soviet. Pelajaran tentang gagalnya liberalisme dengan demikian, pasti menyakitkan untuk dipelajari secara baru oleh setiap generasi.***
Pipes (DanielPipes.org, @DanielPipes) adalah Presiden dari Middle East Forum (Forum Timur Tengah). © 2018 by Daniel Pipes. All rights reserved.
Topik Terkait: CKaum Konservatif dan Liberal
The above text may be reposted, forwarded, or translated so long as it is presented as an integral whole with complete information about its author, date, place of publication, as well as the original URL. |