Otoritas Palestina (PA) dan Hamas dengan cerdik menyangkal adanya hubungan historis dan relijius Bangsa Yahudi dengan Yerusalem. Sebagai contoh, Ikrima Sabri, mufti kota itu pada tahun 2002 pernah mengumumkan bahwa "Tidak ada indikasi terkecil tentang keberadaan Bait Allah (temple) Yahudi di tempat ini pada masa lalu. Di seluruh kota, bahkan tidak ada satu pun batu yang menunjukkan Sejarah Bangsa Yahudi." Penipuan aneh ini, Itamar Marcus pernah jelaskan, didasarkan satu perubahan yang sederhana: Ambil sejarah Yahudi asli, "yang didokumentasikan selama ribuan tahun terus menerus oleh kepustakaannya": lalu coret kata Yahudi dan menggantinya dengan kata Arab.
Cukup sekianlah masyarakat Palestina menolak. Bagaimana dengan Pemerintah Yordania yang moderat dan waras serta mitra lama Israel nan bijaksana. Apa katanya? Amman tidak bergerak sebegitu jauh sampai menyangkal hubungan Bangsa Yahudi dengan Yerusalem, tetapi ia juga membuat sebuah sejarah yang menyedihkan (hash history).
Sampul buku putih. |
Perhatikan satu-satunya buku putih berbahasa Inggris setebal 108 halaman yang baru saja diterbitkannya. Judulnya "The Hashemite Custodianship of Jerusalem's Islamic and Christian Holy Sites 1917–2020 CE (Kerajaan Hashemit Menjaga Situs-Situs Suci Islam dan Kristen Yerusalem). Penerbitnya Institut Kerajaan Aal Al-Bayt untuk Pemikiran Islam. (Aal al-Bayt berarti "keluarga kerajaan", atau keluarga Muhammad, Nabi Islam.) Meski dari sudut keuangan merupakan organisasi non-pemerintah yang independen, lembaga ini didirikan oleh Raja Hussein pada tahun 1980 dan sejak itu terus dipimpin oleh anggota keluarga kerajaan. Meskipun merahasiakan soal dananya yang berlimpah ruah, tampaknya lembaga itu sepenuhnya bergantung pada sumbangan pemerintah.
Buku Hashemite Custodianship secara gamblang mengatakan:
- "Yerusalem senantiasa merupakan sebuah kota Arab."
- "tatkala Bangsa Yahudi kuno datang ke sana, mereka menyerang, membunuh dan menghancurkan siapapun dan apapun yang mampu mereka lakukan."
- "Namun, bahkan setelah mereka menaklukan Kota Yerusalem, [Bangsa Yahudi] tidak pernah berhasil mengusir keluar semua penduduk Arab pribumi."
- "Warga Arab Palestina masa kini umumnya adalah keturunan langsung dari Bangsa Arab Kanaan pribumi yang sudah berada di sana selama lebih dari 5.000 tahun lalu ."
Persisnya, ada beberapa persoalan dalam kisah ini. Identitas Bangsa Arab (atau lebih tepat orang Arab) tidak bisa dilacak sampai 5,000 tahun lalu. Bahkan dengan 3.000 tahun rentang rekam jejak sekalipun. Bangsa Kanaan bukan Bangsa Arab (Arabians). Bangsa Yahudi kuno melakukan lebih daripada sekedar "menyerang, membunuh dan menghancurkan semua orang dan apapun yang sanggup mereka lakukan." Apakah orang benar-benar harus memperlihatkan bahwa Alkitab yang mereka tulis berperan sebagai dasar Yudaisme, Kekristenan dan Islam, yang para penganutnya membentuk lebih dari separuh populasi dunia?
Alkitab terbitan Gutenberg mengingatkan kita tentang prestasi Bangsa Yahudi kuno. |
Sementara itu bukti DNA memperlihatkan bahwa keturunan Kanaan di Palestina bertahan hidup di seluruh Timur Tengah dan sebagian besar warga Muslim dan Kristennya berasal dari imigran. Ketika menulis pada 1911, sebelum banyak imigran abad keduapuluh berdatangan, arkeolog Irlandia Robert Macalister sudah membuat daftar 19 suku asing selain petani asli dan Yahudi di Palestina. Para imigran asing itu berasal dari Aljazair, Arab, Armenia, Assyria, Bosnia, Sirkassia, Tentara Perang Salib, Jerman, Yunani, Italia , Kurdi, Motawila, Nawar, Persia, Romawi, Samaria, Sudan, orang Turki (Turkic) dan orang Turki nomaden (Turkoman).
Betapa mengecewakan bahwa Kerajaan Hashemit Yordania, yang mendambakan diri supaya terlihat bertanggung jawab dan moderat, menerbitkan omong kosong seperti itu dalam sebuah penelitian ilmiah yang diakui. Adalah jauh lebih mencemaskan lagi ketika orang ingat bahwa Raja Abdullah II, penguasa Yordania sejak 1999, telah mengambil sikap berani dan terus terang terhadap kaum Islam radikal dengan mengecam mereka sebagai "kaum totaliter religius ... yang mencari kekuasaan dengan intimidasi, kekerasan dan premanisme." Dia juga pernah menyerukan adanya sebuah "Islam yang moderat dan dinamis, sebuah Islam yang menjunjung tinggi kesucian hidup manusia, menjangkau kaum tertindas, menghormati pria dan wanita dan menekankan persekutuan semua umat manusia." Sebuah buku putih bergaya kaum Islam radikal yang dipuji oleh seorang warga Palestina anti-Zionis secara substansial menghapuskan (undercuts) kata-kata yang berani ini.
Buku putih mempromosikan imperialisme Islam yang sangat akrab diketahui orang. Berbagai contoh terbaru lainnya termasuk Pemerintah Turki di bawah pimpinan Recep Tayyip Erdoğan yang bersikeras bahwa Katedral Hagia Sophia itu awalnya sebuah masjid. Umat Muslim mendesak supaya menggunakan Katedral Cordoba sebagai masjid; dan apa yang disebut Masjid Ground-Zero dekat Menara Kembar World Trade Center yang hancur di New York City.
Ironisnya, Buku Hashemite Custodianship yang berbahasa Inggris yang dimaksudkan untuk konsumsi internasional mendistorsi lebih banyak hal daripada bahan-bahan berbahasa Arab yang ditujukan untuk penduduk setempat. Sebagai contoh, Komite Kerajaan Yordania untuk Urusan Yerusalem hanya menegaskan bahwa orang Arab mendirikan Yerusalem 5.000 tahun lalu tanpa akibat wajar yang buruk sehingga Bangsa Yahudi "menyerang, membunuh, dan menghancurkan semua orang dan segala-galanya yang bisa mereka lakukan."
Temukanlah kesalahan dalam website Komisi Kerajaan Yordania untuk Urusan Yerusalem. |
Pemerintah Yordania bisa dan seharusnya bisa melakukan hal yang lebih baik. Jika memalsukan sejarah kuno, tampaknya seperti sebuah persoalan kecil, maka harus dikatakan, tidak. Kesalahan seperti membentuk opini masyarakat, membentuk pemerintahan dan berpotensi mengarah kepada pemusuhan-permusuhan baru.
Di manakah para sejarahwan dan teolog yang bakal mengecam berbagai pemalsuan ini? Di manakah para sahabat Yordania yang hendak mendesakkan wacana yang bertanggung jawab? Di manakah warga Israel yang senantiasa terhalang oleh sindrom nyonya kulit putih (mistress syndrome) untuk memprotes penghinaan ini?
Pipes (DanielPipes.org, @DanielPipes) adalah Presiden Middle East Forum (Forum Timur Tengah). © 2020 by Daniel Pipes. All rights reserved.
Topik Terkait: Sejarah, Yerusalem, Yordania
receive the latest by email: subscribe to daniel pipes' free mailing list