Dalam tanggapan pertamanya terhadap ketakutan atas terror besar-besaran yang melanda pesawat penumpang di London, Presiden Bush mengatakan pada 10 Agustus 2006 bahwa, "Penangkapan baru-baru ini yang sesama warga kita ketahui menjadi pengingat serius bahwa negara ini berperang melawan kaum fasis Islam yang akan memanfaatkan sarana apapun untuk menghancurkan kalangan kita yang mencintai kemerdekaan, guna menyakitkan bangsa kita."
Presiden Bush menggunakan istilah "fasis Islam." Dan, pernyataan itu memicu perhatian sekaligus kontroversi. Terutama di kalangan Islamis.
Unjukrasa pro-Hizbullah pun meledak. Di depan Gedung Putih, pada 12 Agustus. Dalam unjukrasa itu massa (dalam deskripsi Washington Post) "menjadi sangat terpancing ketika para pembicara demonstrasi mencela pernyataan Presiden Bush yang merujuk kepada Islam." Secara khusus, Presiden Masyarakat Muslim Amerika (Muslim American Society---MAS), Esam Omeish, mendapat banyak sorakan pujian ketika dia (sengaja?) mengartikan secara salah pernyataan presiden: "Tuan Bush: Berhentilah menyebut Islam sebagai 'fasisme Islam'."
Nihad Awad (left) and Parvez Ahmed |
Nihad Awad dari Dewan Hubungan Amerika-Islam (Council on American-Islamic Relations---CAIR) menyebut istilah "tidak bijaksana" dan "kontra-produktif". Pernyataan itu mengulang kembali keangkuhan yang biasa dilakukan CAIR. Bahwa kekerasan atas nama Islam, nyatanya, tidak ada hubungan sama sekali dengan Islam. Bahkan jauh lebih tidak masuk akal lagi, Awal melanjutkan pernyataannya dengan menyerukan bahwa kita "jangan mengambil keuntungan dari insiden ini untuk memastikan bahwa kita tidak memulai perang agama melawan Islam dan Muslim."
Ketua dewan pengurus CAIR, Parvez Ahmad kemudian mengirim surat terbuka kepada Presiden Bush: "Dalam banyak kesempatan, anda mengatakan Islam itu 'agama damai.' Hari ini anda menyamakan agama damai itu dengan buruknya fasisme." Sebenarnya, Bush tidak melakukan itu (dia hanya menyamakan satu bentuk "agama damai" dengan fasisme). Tetapi Ahmad secara serampangan merujuk kepada evolusi dalam pemikiran presiden --- dan negara, yang jauh dari hal-hal yang umum diketahui kepada pemikiran yang nyata.
Edina Lekovic dari Muslim Public Affairs Council (MPAC) mengulangi argumen lembaganya tentang perlunya memperkuat kaum Islam radikal bagi kontraterorisme: "Ketika kita sangat membutuhkan orang untuk berperang melawan terorisme, masyarakat Muslim Amerika, justru merasa terasing akibat pernyataan presiden atas para terduga teroris ini. Karena itu, pernyataan itu lebih banyak merusak daripada memperbaikinya." (Terduga teroris?) Kasusnya, bagaimanapun, baru-baru ini dilemahkan oleh contoh dari Mubin Shaikh dan the Toronto 17. Kala itu, seorang informan Islam radikal jelas-jelas dijauhi oleh sesama Muslim. Namun, Lekovic membuat satu poin semantik yang valid ketika mengatakan: "Jauh lebih tepat jika dia (baca: sang informan) mengaitkan situasi dengan sekelompok orang daripada seluruh agama, seperti, katakanlah, kaum fasis Muslim radikal."
Asosiasi Muslim Inggris (Muslims Association of Britain---MAB) mengumumkan bahwa pihaknya "mengecam " pernyataan Bush dan khawatir bahwa komentar semacam itu "memberikan alasan lain untuk menyasar minoritas Muslim yang dilakukan oleh kekuatan sayap kanan ekstrim di Barat." Ketakutan ini tidak tulus, mengingat betapa sedikitnya insiden anti-Muslim yang terjadi di Barat dibandingkan dengan jumlah serangan Muslim terhadap orang Barat.
Ada juga riuh gemuruh tanggapan Muslim yang lebih jauh lebih agresif lagi. "Beberapa hypermarket di Riyadh," lapor Arab News, "sudah menarik produk-produk Amerika dari rak-rak mereka sebagai tanggapan atas kampanye anti-Islam AS." Akankah kejadian ini mengarah pada pemisahan peradaban lebih lanjut?
Komentar:
(1) Nyaris bukan pertama kalinya Bush mengunakan istilah kaum fasis Islam (atau Islamofasis). Istilah itu telah menjadi bagian kosakata rutinnya sejak pidato terobosannya atas bahasan ini Oktober 2005, sebuah pidato yang anehnya, diabaikan oleh media arus utama sebagai pembacaan ulang. Sementara itu, referensi sekilas ini dianggap sebagai berita utama. (Majalah Newsweek menyebutnya sebuah "bom retorika"). Membingungkan.
(2) Yang baru pada 10 Agustus itu adalah rumusannya bahwa Amerika Serikat "berperang melawan kaum fasis Islam." Pernyataan itu lebih langsung dan kuat dari sebelumnya.
(3) Istilah Kaum fasis Islam dan Islamofasis lebih banyak digunakan daripada sebelumnya. Dan itu, dapat dikonfirmasi dengan mencari kata-kata tersebut dalam entri weblog saya, "Calling Islamism the Enemy." Pantas dicatat bahwa Senator Rick Santorum memberikan pidato yang kuat pada 20 Juli tentang masalah itu. Kala itu, ia 29 kali menggunakan istilah fasis atau fasisme sehubungan dengan Islam. MSNBC dan Atlanta Journal-Constitution sama-sama menyatakan bahwa Santorum mengadaptasi pernyataannya berkat Gedung Putih.
(4) Meskipun ada protes dari kalangan Islam radikal, Bush mengindikasikan bahwa dia berencana untuk terus menggunakan istilah ini. Juru bicaranya, Tony Snow, menjelaskan dalam sebuah wawancara email dengan jaringan surat kabar Cox bahwa Bush secara bertahap bergeser dari "perang melawan terorisme" menjadi "perang melawan kaum fasis Islam." Dengan hal yang khusus ini, lanjut Snow, Bush "mencoba mengidentifikasi ideologi yang memotivasi banyak kelompok teroris yang terorganisir. Ia juga berupaya menjelaskan bahwa label tersebut tidak berlaku untuk semua, atau sebagian besar Muslim, tetapi untuk beberapa faksi kecil," seperti Al Qaeda.
5) Tampaknya protes kaum Islam radikal itu kontraproduktif. Karena berusaha memainkan permainan ganda yang negatif dengan memberikan lebih banyak perhatian pada soal istilah sehingga menjengkelkan Gedung Putih.
(6) Saya memuji semakin meningkatnya kesediaan untuk memusatkan perhatian pada beberapa bentuk Islam sebagai musuh tetapi menemukan kata fasis itu menyesatkan dalam konteks ini. Memang ada beberapa relasi historis atau filosofis antara fasisme dan Islam radikal. Fasisme mengagung-agungkan negara, menekankan "kemurnian" rasial, mempromosikan Darwinisme sosial, merendahkan nalar, menjunjung tinggi kehendak manusia (will) dan menolak agama yang terorganisir. Semua pandangan ini dianggap haram bagi kaum Islam radikal.
Sebaliknya, Islam Radikal punya jauh lebih banyak ikatan, historis maupun filosofis dengan Marxisme-Leninisme. Saat kuliah meraih gelar doktor di Paris, Ali Shariati, seorang intelektual utama di balik beralihnya masyarakat Iran kepada Islam pada era 1970-an, menerjemahkan buku-buku karya Franz Fanon, Che Guevara dan Jean-Paul Sartre ke dalam Bahasa Persia. Lebih luas lagi, mengutip analis Iran Azar Nafisi, Islam radikal "mengunakan bahasa, tujuan, dan aspirasinya sama banyaknya dari bentuk Marxisme yang paling kejam dengan yang diambilnya dari agama. Para pemimpinnya dipengaruhi oleh Lenin, Sartre, Stalin dan Fanon sama seperti mereka juga dipengaruhi oleh Nabi." Selama perang dingin, kaum Islam radikal lebih menyukai Uni Soviet daripada Amerika Serikat: Kini, mereka memiliki koneksi yang lebih banyak dan lebih dalam dengan kalangan kiri yang keras daripada dengan kaum kanan yang keras.
(7) Meskipun demikian, beberapa suara dengan gagah berani membantah akurasi "fasis Islam." Setelah dia sendiri menggunakan istilah tersebut di televisi, Menteri Keamanan Dalam Negeri Michael Chertoff membenarkannya dengan mengatakan bahwa bin Laden telah melakukannya
berbicara tentang upaya untuk memulihkan Kekhalifahan, kekaisaran yang ada di Mediterania selatan berabad-abad lalu. Tidak ada apa-apanya— ini gila. Tetapi pada dasarnya ia merupakan visi tentang kerajaan totaliter dengan dia sendiri yang memimpin berdasarkan semacam konsepsi tentang agama yang menyimpang. Nyaris memenuhi definisi saya tentang fasisme. Mungkin bukan fasisme klasik yang Anda alami dengan Mussolini atau Hitler, tetapi ini intoleransi totaliter — suatu imperialisme yang mempunyai visi yang sangat bertentangan dengan masyarakat Barat, kebebasan serta aturan hukum kita.
Harian The Washington Times juga mendukung istilah tersebut dalam editorialnya yang bertajuk, "Ini Fasisme."
Fasisme adalah filosofi politik yang chauvinistik yang mengagungkan kelompok lebih daripada individu. Biasanya sebuah ras atau bangsa. Tetapi dalam hal ini para penganut agama. Fasisme juga mendukung pemerintahan otokratis terpusat oleh kelompok yang menindas pihak lain. Ini biasanya menganjurkan adanya pengaturan (regimentation) ekonomi dan sosial yang keras ketat dan subordinasi total atau hampir total individu kepada kepemimpinan politik. Ini secara jelas menggambarkan filosofi Hitler, Mussolini, para pemimpin Kekaisaran Jepang dan rezim fasis lainnya sepanjang sejarah. Juga menggambarkan teroris hari Kamis. Ia dengan sangat akurat menggambarkan filosofi Al Qaeda, Hizbullah, Hamas dan banyak aliran Islamisme lainnya di seluruh dunia.
(8) Penggunaan istilah kaum fasis Islam harus dilihat sebagai bagian dari pencarian selama satu dekade lebih supya bisa menemukan istilah yang tepat untuk menyebutkan sebentuk Islam yang dikenal secara politis, yang ekstrim dan seringkali kejam. Sudah saya akui bahwa saya sedang menggunakan istilah kelima (setelah sebelumnya menggunakan istilah neo-ortodoks, fundamentalis dan militan dan sekarang menggunakan istilah radikal dan kaum Islam radikal). Sementara kaum fasis Islam mengalahkan teroris, mari kita berharap istilah yang disepakati bersama lebih baik segera muncul. Saya mengusulkan kaum Islamis.
--------------------------------------------------------------------------------
Pemutakhiran 14 Agustus 2006: Saya meneliti beberapa kalangan yang berbicara soal istilah "Islamofascist" dalam tulisan bertajuk "More on the Term "Islamic Fascists'."
--------------------------------------------------------------------------------
Topik Terkait: Kaum konservatif & Liberal, Islam radical , Kebijakan AS, Perang atas teror
Artikel Terkait:
- Shoeless George Bush[ Discusses Islam]
- More on the Term "Islamic Fascists"
- Fundamentalist Muslims Between America and Russia
receive the latest by email: subscribe to daniel pipes' free mailing list