Diterjemahkan oleh Hinrich Biesterfeldt dan Tricia Tunstall.
Web halaman buku.
Dengan "Sejarah Islam," Bauer secara eksentrik tidak memaksudkannya sebagai sejarah agama Islam. Atau sejarah para pemeluknya. Melainkan tentang kontras antara pandangan umat Islam dalam dua periode waktu yang panjang; Antara tahun 900-1500 dan tahun 1800 hingga sekarang. Bauer adalah dosen Studi Arab dan Islam (bukan sejarah) di Universitas Münster di Jerman. Dia mempunyai tesis sederhana yang diuraikannya dalam berbagai cara dalam lebih dari ratusan halaman buku: Budaya Islam yang murni memuja makna ganda dalam bentuk puisi cinta asmara yang terkadang ngawur atau memuja banyak ide tentang tafsir Al-Qur'an. Kemudian pengaruh Barat datang menghancurkan pandangan lemah lembut itu dan menggantikannya dengan mentalitas monomaniak (baca: gangguan jiwa akibat luapan perasaan yang berlebih), yang kokoh, tanpa humor.
Dalam kata-kata Bauer: "pada zaman [Islam] klasik, bidang hukum, agama, bahasa dan sastra, gagasan tentang politik dan seks serta kontak dengan 'orang asing' ditandai dengan kegembiraan untuk menerima kerumitan dan makna ganda ini yang sering kali berbarengan dengan rasa senang yang luar biasa di dalamnya. Toleransi tingkat tinggi terhadap ambiguitas ini bagaimanapun menghilang sehingga menghasilkan sikap yang intoleran terhadap ambiguitas yang mencolok yang menandai masa kini.
Banyak pengamat budaya Islam Barat kini mengaku hendak melihat sungguh-sungguh dalam intoleransi ini, ambiguitas wajah Islam yang sebenarnya– meskipun yang mereka saksikan hanyalah bayangan diri mereka sendiri dalam cermin. Inilah yang menjadi salah satu tujuan buku ini. Hendak memperlihatkan bahwa Barat punya andil dalam mengembangkan permusuhan melawan makna yang ambigu ini." Dengan kata lain, Islamisme adalah "karikatur dari ideologisasi dan upaya untuk menetapkan satu arti (disambiguation) dari dunia Barat sendiri."
Wuahhhhhhhh, ngantuk. Namun ada akademisi lain yang memunculkan cara lain untuk memukul Barat. Bauer menawarkan dirinya untuk dipuja-puji sebagai Edward Said baru.
Jelas, Barat memberikan dampak yang sangat besar pada kaum Muslim dan Islam. Jelas bahwa beberapa di antara dampak itu merugikan. Penulis resensi bahkan menulis sebuah buku tentang satu aspek kecil dari pengaruh yang tidak menyenangkan itu (teori konspirasi). Tetapi Barat juga berdampak menguntungkan bagi Muslim dan Islam (katakanlah, soal metode ilmiah). Ini yang tidak pernah disebutkan Bauer. Selain itu, tudingan mengambil aspek-aspek busuk dari budaya Barat tidak bisa tidak juga dilakukan terhadap kalangan Muslim daripada atas Barat. Gambaran Bauer tentang kaum Muslim sebagai bangsa yang keluar dari kisah Arabian Nights pun tidak pernah diakuinya.
Jika seorang pembaca ingin menikmati tulisan panjang yang membesar-besarkan sikap anti-Barat yang panjang, membosankan dan ilmiah, maka buku A Culture of Ambiguity ini memenuhi keinginannya. Jika tidak, lewati saja.
Topik Terkait: Sejarah, Islam, VPandangan AS dan Barat
receive the latest by email: subscribe to daniel pipes' free mailing list
The above text may be cited; it may also be reposted or forwarded so long as it is presented as an integral whole with complete information provided about its author, date, place of publication, and original URL.