Ketika Nation of Islam (NoI) baru berdiri. Pada awal tahun 1930-an. Pendirinya membuat prediksi yang berani. Bahwa, pada suatu hari nanti, Islam akan menggantikan Agama Kristen sebagai agama utama kaum kulit hitam Amerika. Pada saat itu, pernyataan ini pasti terdengar luar biasa, jika tidak bisa dikatakan agak sedikit gila. Bukan hanya Islam secara luas dianggap rendah di Amerika Serikat. Tetapi juga karena kaum Afrika-Amerika Muslim kala itu hanya berjumlah puluhan. Akan tetapi, pada tahun 1959, dari berbagai kalangan itu, lahir dukungan yang salah terhadap prediksi yang sama ini datang dari seorang pemimpin tertinggi Ku Klux Klan (KKK). Dalam sepucuk suratnya kepada Komisaris Polisi New York City, penganut supremasi kulit putih itu menulis: "Jika kita tidak mampu menghentikan kaum Muslim sekarang, maka enam belas juta warga kulit hitam Amerika akan segera menjadi Muslim, dan Anda tidak akan pernah bisa menghentikan mereka lagi."
Kini, prediksi tahun 1930 itu tidak lagi tampak aneh. Memang, sebagian sudah terbukti. Sekitar satu juta orang Afrika-Amerika kini mengidentifikasi diri sebagai Muslim. Dan, kunjungan anda ke kawasan kulit hitam setiap kota Amerika berukuran sedang dengan cepat menegaskan keberadaannya. Tidak hanya adanya infrastruktur Islam seperti masjid, sekolah, tukang daging halal, toko yang menjual pakaian Islami. Tetapi juga anda saksikan dorongan aktif dan ambisius untuk menyebarluaskan Islam. Begitu pentingnya gerakan ini sehingga direktur sebuah lembaga upaya Kristen yang berupaya membendung kemajuan Islam pun membuat prediksinya sendiri yang mengesankan: "Jika tingkat perpindahan agama terus tidak berubah, Islam dapat menjadi agama dominan di daerah perkotaan kulit hitam pada tahun 2020."
Malcolm X vs. Elia Muhamad
Berbagai perangko penghormatan menyimbolkan kesediaan Muslim kulit hitam Amerika untuk menerima Malcom X (1925 – 65). |
Apakah ada sosok yang paling bertanggung jawab atas kisah sukses Islam yang luar biasa di kalangan kaum Afrika-Amerika? Tidak diragukan lagi, jawaban paling umum untuk pertanyaan ini adalah nama pria yang lahir sebagai Malcolm Little yang meninggal sebagai Haji Malik El-Shabazz dan paling dikenal sebagai Malcolm X (1925-65). Sebagai tokoh karismatik, fasih, jujur, pencari iman sejati yang mati syahid, Malcolm X memang berperan penting dalam perkembangan Islam kaum kulit hitam. Hingga kini banyak orang kulit hitam Amerika mengutip buku Autobiography Malcom X yang diterbitkan pada 1964 sebagai faktor kuat dalam perpindahan mereka sendiri memasuki agama itu. Namun karir aktif Malcolm X sebagai Muslim berlangsung tidak lebih dari satu dekade. Kontribusinya yang sebenarnya terletak di tempat lain. Yaitu sebagai rasul nasionalisme kulit hitam sekuler. Kini, dia menjadi ikon budaya pop. Ingatan terhadapnya tetap hidup oleh film garapan sutradara Spike Lee tentang dia. Kenangan itu juga tetap hidup berkat topi olahraga bisbol yang memakai "X," dan T-shirt berhiaskan wajahnya, serta perangko AS untuk menghormatinya.
Elia Muhamad (Kiri) dan Malcolm X. |
Dalam analisis terakhir biografinyanya, ada pria lain yang punya pengaruh lebih besar dalam membangun Islam di kalangan kaum Afrika-Amerika. Dia mentor Malcom X. Inilah Elia Muhammad. Seorang tokoh yang tidak karismatik, yang tidak jelas, seorang bidaah yang berumur panjang. Pria yang lahir pada 1897 dan meninggal pada 1975 itu selama hidupnya adalah sosok misterius. Menjadi bahan rumor dan sindiran. Dia menceritakan kisah-kisah yang saling bertentangan tentang dirinya, menghindari pers, mengelilingi dirinya dengan tembok para pengawal dan menghukum mereka yang mengungkapkan informasi tentang dirinya. Tetapi dunia kecendekiawanan akhir-akhir ini berhasil menyatukan kisahnya, yang sebagian besar berkat catatan para penegak hukum.
Soalnya, sejak 1932 dan berlanjut selama lebih dari empat dekade, agen kepolisian terus-menerusnya mengawasinya. Termasuk (sebagai bagian dari program COINTELPRO yang kontroversial) lewat penyadapan telepon dan pembukaan surat FBI yang sangat banyak. Laporan yang dihasilkan itu kini sangat banyak jumlahnya tersedia bagi para peneliti. Makalah-makalah FBI sendiri yang berjumlah lebih dari satu juta halaman. Semuanya mengungkapkan rahasia paling intim dari rumah tangga Elia Muhamad, perebutan kekuasaannya, dan petualangan pribadi dan seksualnya.
Ada dua penulis biografi Elia Muhamad. Kedua-duanya berkulit hitam dan berhasil melakukan pekerjaan mulia itu. Berbagai arsip ini (serta dokumen-dokumen terkait lain) mereka pilah sehingga mampu menghasilkan sebuah biografi berbasis penelitian yang mengesankan dari pria yang senang dipanggil Utusan Allah itu. Biografi bertajuk An Original Man: The Life and Times of Elijah Muhammad karya Claude Andrew Clegg III (St. Martin's, 377 hlm., $25,95) muncul pada 1997. Sebuah biografi yang sangat lengkap karya seorang profesor sejarah yang mungkin juga sebuah buku terbaik yang pernah ditulis tentang Nation of Islam. Sekarang ada juga buku bertajuk The Messenger: The Rise and Fall of Elijah Muhammad, (Pantheon, 667 hal., $28.50) karya Karl Evanzz, seorang jurnalis Washington Post. Sangat bergantung pada file-file kepolisian, Evanzz menyajikan lebih banyak informasi baru dan gambaran yang agak miring, karena cenderung mengabaikan hal-hal (seperti teologi) yang memang tidak menjadi perhatian FBI.
Sebagaimana terjadi, kedua penulis biografi tidak sepakati sejumlah hal mendetil yang membingungkan. Yang menunjukkan bahwa masih banyak pekerjaan seputar topik ini yang harus diselesaikan. Namun, pada intinya, kisah mereka saling melengkapi sehingga untuk pertama kalinya, memungkinkan orang untuk memahami siapa sebenarnya Elia Muhamad.
Masa-masa Awal
Elia Mohamad terlahir dengan nama Elia Pool di Sandersville, Georgia, pada 1897. Dia anak ketujuh dari 13 anak. Georgia masa itu rasis. Sebuah tempat yang keras kejam. Elia tumbuh dengan pengalaman dicemooh dan diperlakukan secara kejam oleh kaum kulit yang justru membakar semangatnya. Hukuman mati tanpa proses pengadilan atas seorang teman pada 1912 memaksa Elia meninggalkan rumah orangtuanya setahun kemudian. Pada 1917, dia bertemu dengan Clare Belle Evans dan pada 1919, dia menikahnya. Antara tahun 1921 dan 1939, mereka mendapatkan delapan orang anak.
Pool melarikan diri dari Georgia menuju Detroit pada 1923. Kemudian, dalam pola klasik migrasi kaum kulit hitam ke utara, dia lalu meminta keluarganya mengikutinya. Di Detroit, dia bekerja di beberapa pabrik industri dan bergabung dengan berbagai organisasi. Terutama, gerakan proto-nasionalis kulit hitam Marcus Garvey, Persekutuan Perbaikan Kaum Negro Bersatu (United Negro Improvement Association ---UNIA), dan Tempat Suci Kaum Kulit Hitam (Black Shriners). Tetapi dia tidak setia kepada satu pun organisasi itu. Setelah ditangkap karena mabuk pada 1926, Elia Pool mengubah nama menjadi Eliah Poole. Ada perubahan ejaan yang dimaksudkan untuk melambangkan keinginannya untuk memulai hidup baru.
Poole juga bergabung dengan Kuil Ilmu Pengatahuan Moor Amerika (Moorish Science Temple of America ---MSTA). Untuk itu, dia beralih menganut agama yang samar-samar. Mirip dengan Islam. Kemudian dia benar-benar terlibat dalam lembaga itu dengan menyebarkan doktrinnya ketika berupaya lebih lanjut untuk meningkatkan dirinya. Organisasi dengan nama aneh ini memiliki sedikit kesamaan dengan versi standar Islam yang berasal dari Timur Tengah. Tetapi organisasi ini adalah yang pertama menjalin hubungan abad ke-20 antara agama tersebut dan orang Afrika-Amerika. Didirikan pada 1913 oleh seorang penganut Black Shriner (Tempat Suci Kulit Hitam). Namanya Timothy Drew (yang menamai dirinya Noble Drew Ali). Pada saat itulah MSTA memperkenalkan ciri-ciri Islami. Seperti motif bulan sabit dan bintang, penggunaan nama pribadi Arab dan larangan makan daging babi. Tetapi pada saat yang sama, dia juga menubuatkan kehancuran semua orang kulit putih dan mempromosikan Drew sebagai nabi. MSTA mengalami kemerosotan tajam menyusul meninggalnya Drew pada Juli 1929. Elia Poole termasuk di antara banyak orang yang berhenti dari kelompok tersebut. Saat berupaya merebut kekuasaan selanjutnya, tiga faksi utama muncul. Semuanya berbasis Chicago. Salah satunya dipimpin oleh seorang mualaf yang sangat baru bernama David Ford. Dia segera pindah ke Detroit lalu mengganti namanya menjadi Wallace D. Fard. Fraksinya menjadi Kuil Allah Islam (Allah Temple of Islam). Sekte baru ini mempertahankan banyak kebiasaan dan gagasan aneh MSTA. Tetapi juga memperkenalkan unsur-unsur baru. Termasuk tema bahwa orang kulit putih itu setan. Juga memperkenalkan unit paramiliter yang disebut Fruit of Islam (Buah Islam).
Pada awal 1931, Elia Poole bertemu Fard yang segera menjadi muridnya yang antusias. Sebagai imbalannya Fard menerima nama "asli," Elia Karriem. Setahun kemudian, Fard menghadiahi Elia dengan menjadikannya Mahaguru ATI yang belakangan kembali mengubah namanya. Kali ini menjadi Elia Muhamad. Selama tiga tahun mereka bermitra, Fard dan Elia Muhamad juga meningkatkan status teologis Fard sendiri. Dari Mesias Allah menjadi Allah sendiri. Sementara itu Muhamad mengambil alih peran Utusan.
ATI membuat polisi Detroit khawatir. Terutama setelah salah satu anggotanya membunuh seorang pria secara ritual. Setelah berhasil membuat kesepakatan, pihak berwenang mengizinkan Fard keluar dari bangsal perawatan psikiatri dengan syarat dia menghentikan keberadaan ATI. Dia setuju. Tetapi belakangan dia mengelabui polisi dengan mengganti nama ATI menjadi Nation of Islam (NoI) yang terus bertahan hidup. Akhirnya dia dipaksa meninggalkan Detroit pada pertengahan 1934. Muhamad lalu berusaha mengambil kendali NoI. Banyaknya tentangan yang cukup besar yang dialaminya memaksanya melarikan diri menghindari pembunuhan. Perhentian pertama pelariannya adalah Chicago, lalu Milwaukee, lalu Washington, D.C. dan menetap di sana hingga tahun 1942. Di sana dia memanfaatkan kesempatan untuk mendidik dirinya sendiri di Perpustakaan Kongres dan melakukan perjalanan ke seluruh Timur, menyebarluaskan agamanya.
Pria kecil berkulit terang Elia Muhamad, menerima orang-orang yang berpindah agama. Tetapi perindahan agama itu bukan karena kemampuannya berbicara atau penguasaan tatabahasanya. Tetapi karena intensitas aksen Selatan Amerikanya yang lembut yang menurut para pendengarnya agak mengingatkan orang pada cara seorang pengkhotbah Baptis kulit hitam (yang dimiliki ayahnya).* Bagi orang kafir (non-believers), mungkin tampaknya sulit memahami bagaimana dia dapat membuat orang mau bertepuk tangan meriah atau menginspirasi mereka mendedikasikan iman mereka sungguh-sungguh. Namun, penulis biografinya Clegg meyakini, Elia Muhamad punya ukuran yang tepat soal khalayak pendengarnya: "Sesuatu yang tak terlukiskan tentang 'pria kecil bersuara melengking ini mengajarkan kebencian 'yang menarik seluruh generasi kaum Afrika-Amerika seperti yang bisa dilakukan oleh beberapa pemimpin lainnya."
Satu lukisan Yakub, "sang ilmuwan berkepala besar," |
Singkatnya, pesan Muhamad adalah sebagai berikut. Kaum kulit hitam sudah muncul 78 triliun tahun silam. Selama ribuan tahun, hidup mereka maju dan berbudaya (righteous). Tetapi surga mereka menghilang sejak 6.000 tahun lalu. Itu terjadi menyusul tindakan seorang cendekiawan kulit hitam yang menyimpang. Namanya Yakub. Juga dikenal sebagai "ilmuwan berkepala besar." Ia memberontak melawan dewa kulit hitam dan mulai menciptakan ras kulit putih. Ketika orang kulit hitam mengetahui apa yang Yakub lakukan, mereka lalu mengasingkannya ke sebuah pulau di Laut Aegea. Meski demikian Yakub masih melanjutkan pekerjaannya. Akibatnya, dalam waktu 600 tahun dia berhasil mewujudkan ras kulit putih, dengan mandat untuk memerintah orang kulit hitam selama enam milenium. Pemerintahan itu berakhir pada 1914, dengan masa tenggang selama tujuh puluh tahun. Masa tenggang itu akan diperpanjang hingga tahun 1984. Kemudian, datanglah W.D. Fard yang mengumumkan berakhirnya masa pemerintahan kemudian menunjukkan kepada orang kulit hitam bagaimana mendapatkan kembali tempat yang selayaknya menjadi hak mereka melalui Nation of Islam. Tujuan itu pasti bakal mereka capai pada tahun 2000.
Skema imajinatif ini sangat bermanfaat untuk menjelaskan kelemahan kaum kulit hitam juga sebaliknya kejahatan kaum kulit putih. Bahkan memotivasi orang kulit hitam untuk mempersiapkan diri melalui disiplin dan kerja keras sehingga bisa merebut kekuasaan. Tetapi sebagai sebuah teologi, skema itu berbeda hampir secara diametral dari keyakinan dasar Islam. Dalam mimpi terburuknya, seorang Muslim hampir tidak bisa bayangkan ada sebuah agama yang lebih menjijikkan bagi dirinya dibandingkan dengan agama yang mengidentifikasi Tuhan dengan manusia, mengecualikan sebagian besar umat manusia atas dasar ras, percaya pada seorang nabi pasca-Muhamad, yang teguh meyakini bahwa Al-Qur'an itu sebuah dokumen sementara yang tidak sempurna. Dibandingkan dengan prinsip-prinsip dasar ini, praktik-praktik NoI seperti tidak makan daging babi, belajar bahasa Arab yang terputus-putus dan pemisahan jenis kelamin hanyalah detail kecil. NoI menawarkan agama rakyat dengan nuansa Kristen yang kuat dan sedikit fiksi ilmiah. Sedikit mirip dengan Agama Islam standar. Dalam kurun waktu tujuh dekade ia telah bergerak ke arah itu, tetapi tidak banyak.
Sukses
Muhamad membenci Amerika Serikat dan sebaliknya mencintai musuh-musuhnya. Terutama bangsa-bangsa bukan-Kaukasian. Dia, karena itu gembira dengan kemenangan Jepang pada Pertempuran di Pearl Harbor pada 1941. Bukan saja menolak mendaftarkan diri menjalani dinas militer, dia juga memerintahkan pengikutnya untuk melakukan hal yang sama. Akibatnya, dia ditangkap pada Mei 1942 dan menghabiskan waktu tiga tahun di penjara atas tuduhan melakukan penghasutan. Dia baru keluar dari penjara pada Agustus 1946. Nation of Islam berhasil bertahan hidup selama tahun-tahun itu. Nyaris berkat istrinya Clara dan para pembantu setianya. Saat meninggalkan penjara, dia menemukan kurang dari 400 anggota organisasinya yang masih aktif. Pada titik terendah inilah Malcolm X muncul. Dan, seperti dikatakan Evanzz, "memberikan kehidupan baru kepada Sang Utusan Tuhan."
Malcolm X bergabung dengan NoI pada akhir 1948. Setelah dibebaskan dari penjara, dia mengabdikan dirinya sepenuhnya untuk membangun organisasi tersebut pada 1952. Dan dia sangat berhasil. Anggota mulai berdatangan masuk. Salah satu pendatang baru terkenal, Louis Farrakhan, direkrut pada 1955 oleh Muhamad dan Malcolm X. Kuil dan sekolah baru pun dibuka. Sejumlah perusahaan komersial kecil (toko roti, toko bahan makanan, restoran) didirikan. NOI juga membeli rumah-rumah, di perkotaan maupun pedesaan. Uang bertambah, dan segera menjadi organisasi kulit hitam terkaya di Amerika Serikat. Pada 1959, media nasional menemukan film dokumenter televisi karya Mike Wallace seputar NOI bertajuk, The Hate that Hate Produced, (Kebencian yang lahir dari Kebencian). Film itu sangat mengejutkan orang kulit putih tetapi ternyata malah menggetarkan hati banyak orang kulit hitam sehingga ribuan orang di antara mereka langsung bergabung sebagai anggota baru.
Suntingan video dari film "The Hate That Hate Produced" (1959). |
Kekayaan dan status baru NoI juga menyediakan aksesnya terhadap para pemimpin asing. Para tokoh kenamaannya segera menjalin hubungan langsung dengan bintang-bintang cakrawala anti-Amerika seperti Sukarno dari Indonesia, Kwame Nkrumah dari Ghana dan Fidel Castro dari Kuba. Pada 1959, Muhamad menegaskan hubungan yang sedang berkembang ini dalam perjalanan yang sangat berhasil ke Timur Tengah, Afrika, dan Asia Selatan, termasuk ziarah ke Mekah yang menyiratkan Arab Saudi menerima legitimasinya sebagai Muslim. (Meski demikian, banyak pengamat masa itu mencurigai pemerintah asing mendanai NoI. Thurgood Marshall misanya, menolak bahwa NoI itu "sekelompok preman yang diorganisir dari penjara. Saya sendiri, yakin, organisasi itu dibiayai oleh [Presiden Mesir Gamal Abdel] Nasser atau beberapa kelompok orang Arab." Kenyataannya, dana asing dalam jumlah besar datang hanya pada tahun 1970-an dari Libya, Qatar dan Abu Dhabi.)
Hal-hal yang busuk
Tetapi belakangan, ketika semuanya terlihat baik hal-hal busuk pun terjadi. "Ada berbagai rumor tentang praktik disiplin yang menindas, penyimpangan dari kesepakatan moral dan penyimpangan keuangan," seperti dijelaskan Evanzz. Sejak awal, NoI memang penuh dengan kekerasan. Sudah saya sebutkan soal "ritual pengorbanan" yang terjadi pada tahun 1932, ketika organisasi itu masih bernama Kuil Allah Islam (Allah Temple of Islam). Selama beberapa dekade, anggota NoI yang dianggap tidak setuju dengan Muhamad dilukai atau dibunuh. Kecenderungan ini memuncak setelah 1960 dengan pembunuhan Malcolm X (1965). Juga dengan pembunuhan tujuh anggota keluarga Khaalis (1973). Orang kulit putih juga tidak kebal dari pembunuhan. Pembunuhan "Zebra" yang terkenal itu menewaskan sembilan orang di Illinois pada 1972. Setahun kemudian pasukan yang dikenal sebagai Malaikat Maut (Death Angels) membunuh empat belas orang di daerah San Francisco. Dan ini hanyalah aksi kejam yang paling spektakuler.
Penyimpangan moral juga dimulai pada 1960. Anak haram pertama Elia Muhamad lahir pada Januari tahun itu. Itu anak pertama dari tiga belas anak yang tidak diakuinya sebagai ayah selama periode tujuh tahun dengan tidak kurang dari tujuh wanita simpanan yang berbeda. Rekaman FBI berhasil merekam Muhamad melakukan pendekatan yang sama kepada setiap wanita tentang "benih ilahinya", lalu berbohong tentang niatnya untuk menikahi wanita-wanita itu. FBI juga menemukan bahwa dia melakukan lima perselingkuhan secara bersamaan. Juga bahwa dia mengancam akan melakukan aksi kekerasan pada para wanita itu jika mereka mengungkapkan bahwa dia ayah dari anak-anak itu. Yang membuat istrinya malu, di antara hubungan-hubungan ini adalah hubungan incest yang dilakukannya.
Ini juga tidak semuanya. Muhamad yang baru hidup makmur mencurahkan kemewahan bagi dirinya sendiri dan keluarga "kerajaan-nya", seperti yang kemudian dikenal. Dengan jet eksekutif Lockheed dia bepergian mengenakan kopiah Turki bertabur permata yang konon bernilai $150.000. Keluarganya dia biarkan memeras apa saja yang bisa diperas dari NoI. Dalam kata-kata penulis biografi Clegg yang diungkapkannya secara hati-hati, fokus pada uang ini "pada akhirnya divalidasi oleh kecenderungan materialisme, bahkan ketamakan, yang menghambat organisasi The Nation sebagai organisasi keagamaan."
Rumah dan kantor Elia Muhamad di Chicago. |
Sulit untuk menyampaikan betapa mengejutkan tindakan Muhamad. Terutama tindakan seksualnya, kepada para anggota NoI yang moralistis. Putranya Wallace mengusahakan segala upaya untuk menjelaskannya. Dikatakannya bahwa Elia Muhamad telah "sekian lama dipuja sebagai nabi terakhir Tuhan sehingga dia meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu benar." Sekaligus membantu dirinya sendiri untuk bertindak bebas yang tampaknya diberikan oleh statusnya. Tetapi perilakunya menyebabkan ketegangan serius yang membahayakan keberadaan organisasi dan mungkin menjadi satu-satunya alasan terpenting atas retaknya hubungannya dengan Malcolm X yang jujur.
Konsekuensi lain juga mengikutinya. Begitu dia sepenuhnya dikuasai oleh ketamakan, penampilan Muhamad mulai takut-takut sehingga sangat bertentangan dengan retorikanya yang berapi-api. Dia menolak menyetujui tanggapan terhadap campur tangan polisi dalam kuil NoI. Bahkan dia terlibat berdiskusi bersama para pemimpin Ku Klux Klan (KKK) yang hendak mengatur supaya NoI tetap berada di luar kawasan "non-Negro" sebagai imbalan karena KKK meninggalkan para anggota NoI sendiri. Ketua Partai Nazi Amerika, George Lincoln Rockwell, pun pernah diundang untuk berbicara di acara tahunan utama NoI. Rockwell menggunakan kesempatan itu untuk menyanjung Elia Muhamad sebagai Adolf Hitler berkulit hitam (yang dalam pandangan Muhamad, merupakan sebuah pujian yang tinggi).
George Lincoln Rockwell (tengah), Pemimpin Partai Nazi Amerika, pada sebuah pawai Nation of Islam, di Uline Arena, Washington, D.C., 25 Juni 1961. |
Kematian Elia Muhamad dan Penggantiannya
Pada masa tuanya kemampuan fisik Elia Muhamad mulai pelahan merosot. Pertikaian berlarut-larut pun terjadi seputar siapa bakal penggantinya. Pada akhirnya, hanya ada dua kontestan; putranya Wallace dan jurubicara nasional NOI, Louis Farrakhan. (Perpecahan dengan Malcolm X telah berakhir dengan pembunuhan Malcom X oleh preman Muhamad yang tampaknya diawasi oleh Farrakhan.) Masing-masing berupaya memperjuangkan cita-citanya dengan cara yang penuh khayalan. Farrakhan misalnya menikahkan dua putrinya dengan keponakan dan cucu Muhamad. Ketika Elia Muhamad akhirnya meninggal pada Februari 1975, Wallace buru-buru mengadakan konferensi pers. Dia mengumumkan bahwa ayahnya telah menunjuknya sebagai penerus tunggal, dan Farrakhan untuk sementara setuju.
Wallace kemudian melakukan perombakan menyeluruh terhadap gerakan itu. Unsur-unsur bidaah dia bersihkan. Nyaris hanya dalam semalam, gerakan itu dia ubah menjadi sebuah institusi Islam yang masih bertahan hingga kini. Namanya menjadi Masyarakat Muslim Amerika (Muslim American Society). Anggotanya konon berjumlah sekitar 200.000 orang. Dia juga membongkar lembaga The Fruit of Islam, menjual perusahaan komersial dan mengubah (spin off) sebagian besar infrastruktur organiasi tersebut.
Beberapa saat Farrakhan menyetujui perombakan itu. Nama depannya pun dia ubah menjadi berbau Arab. Menjadi Abdul Halim. Ia lalu belajar Bahasa Arab dan Al-Qur'an sambil membiarkan janggutnya tumbuh panjang. Tetapi jelas dia tidak setuju dengan perubahan yang diprakarsai oleh Wallace. Pada tahun 1978 dia mengumpulkan tekad untuk memisahkan diri dan memulai organisasi pesaingnya sendiri, Nation of Islam yang dihidupkan kembali. Selama lebih dari dua dekade, Wallace - yang kini ini bernama W. Deen Mohamad - dan Louis Farrakhan menjadi saingan yang sengit.
Mereka membuat perbedaan yang sangat menarik. Sama-sama terlahir pada 1933. Sudah saling kenal selama lebih dari empat puluh tahun. Tetapi dalam hal kepribadian keduanya sangat mirip. W. Deen Mohamad seorang cendekiawan. Mungkin terlalu intelektual untuk menjadi seorang pemimpin massa. Louis Farrakhan itu entertainer, seorang penghibur berkat pendidikannya, yang membuatnya menjadi orator dan ahli polemik yang brilian, jika dilihat dari retorika ekstremnya yang secara teratur memasukkan dosis anti-Semitisme yang kuat. Dia mendominasi organisasinya dan berkembang pesat di tengah berbagai kontroversi.
Pada dasarnya, masalah yang dipersengketakan kedua pria itu adalah soal siapakah di antara mereka merupakan putra sejati pewaris Elia Muhamad. W. Deen memang punya keunggulan biologis yang jelas. Tetapi Farrakhan menikah dengan "keluarga kerajaan" itu dan berhasil menarik banyak anggota "kerajaan" itu ke sisinya. Dia juga tetap lebih setia pada pesan dasar Elia Muhamad. Sampul belakang salah satu buku W. Deen Mohamad, bertajuk Islam's Climate for Business Success, mengklaim bahwa dia adalah "pemimpin Muslim terkemuka di seluruh Amerika dan di banyak belahan dunia lainnya" (penekanan ditambahkan). Farrakhan, sebaliknya, tidak punya banyak aspirasi Islamiah. Dia sebaliknya berusaha supaya diakui sebagai pemimpin terkuat kaum kulit hitam Amerika.
Mohamad (Kiri) dan Louis Farrakhan berpelukan pada Februari 2000. |
Bagaimanapun, persaingan antara kedua pria itu, yang telah berlangsung hampir tidak berubah selama beberapa dekade, kini agak tiba-tiba berakhir. Atau setidaknya sudah berubah. Pada Februari tahun ini, tepat seperempat abad setelah Elia Muhamad meninggal dunia, Louis Farrakhan dan W. Deen Mohamad berpelukan dan menyatakan niat mereka untuk bekerja sama. Perubahan itu, apakah taktis atau nyata, telah saling menguntungkan. Secara politis, W. Deen Mohamad, yang memulai kokoh dalam arus utama spektrum Amerika, dalam beberapa tahun terakhir telah mengambil sikap yang lebih radikal (mungkin dalam upaya untuk menjilat dirinya sendiri dengan imigran Muslim) dan dalam hal ini telah bergerak ke arah Farrakhan. Secara religius, Farrakhan pada bagiannya semakin mendukung, meski agak ambigu, reformasi yang diprakarsai oleh Wallace seperempat abad sebelumnya. Pada pertemuan bulan Februari mereka khususnya, dia menerima Nabi Muhamad dari abad ketujuh sebagai Nabi Terakhir (Seal of the Prophets). Namun, masih harus dilihat, apa persisnya yang dipikirkan Farrakhan ketika dia mengumumkan bahwa "Allah mengutus Nabi Muhamad dengan wahyu terakhir ke dunia." Allah yang mana, yang mahahadir atau yang manusia? Muhamad yang mana, Mekkah atau Georgia?
Warisan
Masih banyak kelompok lain yang terus berupaya menyampaikan pesan NoI lama yang murni. Tetapi Farrakhan memutuskan untuk bergabung dengan Muhamad. Betapapun samar maknanya, penggabungan itu menandakan ada kelemahan tertentu pada organisasinya sekaligus memperlihatkan ada kecenderungan ke sana. Sejak tahun 1962, penulis sebuah buku yang dikaji secara mendalam tentang NoI mencatat bahwa hanya sedikit orang yang bergabung dengan The Nation yang bertahan lama di dalamnya. Jika hal itu benar pada kurun waktu hampir 40 tahun silam, maka ia bahkan lebih benar lagi pada saat ini. Seperti yang ditemukan oleh kaum kulit hitam saat bergabung dan mau tidak mau berhubungan lebih dekat dengan hal yang nyata, NoI, apa pun klaimnya atas legitimasi, menyediakan sekumpulan mitos primitif yang tidak langgeng yang tidak ada hubungannya dengan Islam yang standar. Sebuah agama rakyat yang didirikan di Detroit pada tahun 1930-an hampir tidak dapat bertahan terhadap agama dengan sejarah hampir empat belas abad, hampir satu miliar penganut, 50 pemerintah nasional atas namanya, dan salah satu peradaban besar dunia.
Sejumlah faktor lain juga cenderung menyebabkan NoI akhirnya mati juga. Masing-masing faktor berasal dari banyak kelompok sempalannya. Termasuk dari kelompok Farrakhan, yang berpusat di sekitar sosok yang dominan. Akibatnya, seperti dikatakan oleh penulis biografi Evanzz, berdampak pada "sedikit lebih," "daripada sebuah sekte kepribadian". Ketika para pemimpin tua ini meninggal, lanjutnya, "yang tersisa hanyalah etalase kuil di sana-sini." Yang juga relevan adalah NoI menekankan soal kerja keras, hemat, dan keluarga. Penekanan ini tepat menanamkan kebiasaan yang memungkinkan anggota NoI untuk keluar dari kemiskinan. Tetapi persoalannya, ketika mereka meningkat secara ekonomi, mereka sering mencari agama yang tidak terlampau sektarian. Beberapa dari mereka malah kembali menganut Agama Kristen. Lebih banyak lagi yang berpindah kepada Agama Islam standar. Tetapi ini juga tidak perlu diragukan lagi harus diperhitungkan sebagai bagian dari warisan Elia Muhamad. Untuk semua kelemahan dan kegagalannya, dia dengan jelas mengubah arah budaya dan politik kulit hitam. Penulis biografi Clegg karena itu menulis;
Kaum Muslim itu "hitam" sebelum dia menjadi mode untuk dilabeli demikian. Tidak dapat disangkal lagi, Gerakan Black Power Movement (Kekuatan Kaum Kulit Hitam) serta semua gaya protes Afrika-Amerika berikutnya, mulai dari sajak grup rap nasionalis Band Public Enemy hingga raison d'être dari Band Million Man March merupakan cabang gerakan warisan Elia Muhamad.
Memang benar bahwa gagasan yang lebih liar seputar agama yang dikembangkan Elia Muhamad mulai menghilang. Tetapi semua Muslim Afrika-Amerika saat ini dapat mengklaim dia sebagai pelindung mereka. Soalnya, hampir setiap dari mereka punya hubungan langsung, pribadi atau keluarga dengan NoI. Tanpa Elia Muhamad, jutaan atau lebih kaum Afrika-Amerika yang sekarang menjadi Muslim hampir pasti masih tetap sebagai orang Kristen.
Lebih jauh lagi, jumlah mereka kemungkinan besar bakal bertambah. Meskipun kaum kulit putih Amerika tidak terlampau tertarik kepada Islam, ia sudah kuat hadir permanen di kalangan kaum kulit hitam. Menurut perhitungan kasar saya, kaum kulit hitam 200 kali lebih mungkin untuk memeluk Islam dibanding dengan kaum kulit putih. Juga tidak sulit untuk membayangkan perpindahan agama seperti itu mulai mengalir deras. Dan seperti dikatakan oleh sejarawan Richard Bulliet, pola Islam itu bisa dilihat kembali pada masa lebih dari satu millennium yang lalu. Jika itu terjadi, Islam mungkin unggul dibandingkan dengan Kristen di antara orang kulit hitam dalam beberapa dekade.
Sudah ada tanda-tanda daya gerak yang pesat itu. Nama Arab Malik, misalnya, sudah menjadi salah satu nama paling populer yang diberikan untuk anak laki-laki kulit hitam Amerika yang baru lahir. Dan dalam beberapa tahun nama itu paling populer. Dalam budaya kulit hitam, menurut seorang cendekiawan, "semua pemuda Afrika-Amerika setidaknya agak akrab dengan Islam. Baik melalui pertemuan pribadi, kerabat, teman, jenis pakaian dengan mode terakhir atau, yang sering kerap terjadi saat ini, dalam bentuk puisi musik rap." Dengan judul terakhir ini, perhatikan bahwa artis rap seperti Ice Cube, King Sun, KMD, Movement X, Queen Latifa, Poor Righteous Teachers, Prince Akeem, Sister Souljah dan Tribe Called Quest semuanya mendukung Farrakhan. Satu cabang NoI yang lebih agresif bernama Five Percenters mengklaim bahwa Grand Puba, Big Daddy Kane, Lakim Shabazz, dan Eric B. dan Rakim setia kepadanya. Sementara itu, menurut penulis biografi Farrakhan, Mattias Gardell "peran gerakan hip-hop dalam mempopulerkan pesan Islam militan kulit hitam tidak bisa dilebih-lebihkan."
Ice Cube (Kiri) bersama Louis Farrakhan. |
Di kalangan kaum kulit hitam non-Muslim, ada reputasi yang patut ditiru yang dinikmati Islam. Reputasi ini, sebagian besar dapat dilacak pada disiplin agama yang dianggap dapat diterapkan pada pria muda. Dengan demikian dia membereskan apa yang mungkin menjadi masalah nomor satu komunitas kulit hitam. Seorang wanita jemaat Gereja Baptis yang putranya berpindah agama secara ringkas menyatakan kecenderungan menyenangkan ini:
Bagi saya, Islam ini terdengar seperti agama yang benar. Kaum Muslim tidak ijinkan orang memakai obat bius, minum minuman keras dan tidak ada perzinahan. Saya katakan kita bisa gunakan lebih banyak pengajaran seperti itu. . . . Saya tidak menyalakan anak saya, ketika dia ingin menjadi Muslim. Saya senang dengarkan dia membicarakannya, dan bagaimana itu keluar dari Afrika, dan kedengarannya cukup bagus.
Dari sudut pandang sosial, memang, semuanya baik-baik saja ketika kaum Afrika-Amerika yang masuk Islam baru menemukan rasa tenang yang sesungguhnya. Baik itu pada Islam versi NoI atau Islam versi standar. Memang, kekerasan dan residivisme tetap menjadi masalah yang sangat nyata di kalangan Muslim baru ini. Seperti terlihat dari kasus penangkapan Jamil Al-Amin (yang sebelumnya bernama H. Rap Brown) baru-baru ini dengan tuduhan membunuh seorang polisi di Atlanta adalah contohnya.
Namun, atmosfir mualaf yang berani membantu banyak mantan narapidana dan lainnya di lapisan bawah masyarakat untuk menemukan jalan yang lurus dan tetap berpegang teguh padanya.
Elia Muhamad, "pria kecil bersuara melengking yang mengajarkan kebencian" |
Namun, dari sudut pandang politik, ada banyak hal yang kurang positif. Mualaf kulit hitam umumnya cenderung menganut pandangan ekstrem. Mereka yang tergabung dalam NoI menjadi nasionalis kulit hitam yang dipompa dengan retorika antikulit putih yang berapi-api. Sementara itu, mereka yang bergabung dengan Islam standar seringkali menjadi penganut Islam radikal. Pengagum tokoh-tokoh seperti Ayatollah Khomeini dan Osama bin Laden. Entah pengikut NoI atau Islam standar, mualaf kulit hitam cenderung memiliki sikap anti-Amerika, anti-Kristen dan anti-Semit yang keras.
Tidak perlu banyak imajinasi untuk melihat bahwa, seandainya Islam itu kenyataannya menggantikan Agama Kristen sebagai agama utama orang Afrika-Amerika, maka hal ini akan sangat penting bagi semua orang Amerika. Ia mempengaruhi segala sesuatu mulai dari hubungan ras hingga kebijakan luar negeri. Dari budaya populer hingga masalah agama dan negara bagian. Eric Lincoln, pakar terkemuka Islam Afrika-Amerika, pernah menulis bahwa Nation of Islam sangat mungkin "mengubah arah sejarah di Barat." Jika itu terjadi, pujian atau kecaman, di atas segala-galanya menjadi milik "pria kecil bersuara melengking yang mengajarkan kebencian", Elia Muhammad.
* Untuk mendengarkan contoh pidatonya, lihat sebuah wawancara Elia Muhamad dari tahun 1965. Dalam wawancara itu dia menyalahkan Malcom X atas pembunuhan yang dialaminya sekaligus merangkum teologi Nation of Islam (NOI).
Untuk mendapatkan berbagai tulisan Daniel Pipes seputar kaum Muslim Afrika Amerika, lihat bibliografinya di sini.
Peutakhiran 27 April 2006: Hari ini saya bertemu Wallace Muhamad di sebuah konperensi. Namanya konperensi "International Prayer for Peace." Sebuah konperensi yang didanai oleh Sant'Egidio yang diselenggarakan oleh Kampus Universitas Georgetown. Sebagai salah seorang pembicara, saya melihat dia berada di tengah khalayak. Ketika saya pergi kepadanya untuk menyapa, dia malah bertanya, "Apakah kau Pangeran Arab?" Sedihnya, saya harus akui, saya bukan seorang Pangeran Araba. Tampaknya, jawabannya itu mengecewakannya juga. (Sebelumnya, pada tahun 1978, saya pernah bertemu dengan saudaranya Akbar dalam sebuah konperensi di Universitas Princeton seputar perbudakan).
Pemutahiran 11 Augustuns 2014: Saya menerima nota di Facebook hari ini:
Hai Pipes,
Nama saya Marie Muhamad. Ketika sedang mencari-cari informasi supaya bisa berbagi kebenaran dengan orang lain, saya menemukan namamu. Kau menulis sebuah artikel yang luar biasa seputar buyut saya, bertahun-tahun silam. Judulnya, 'How Elijah Muhammad Won.' Saya mengapresiasi semangatmu untuk berbagi kisah sekaligus mengajar massa dengan semua yang ada lakukan.
Kisah tentang saya pernah ditampilkan di Majalah Charisma pada tahun 2003. Dan kini ditampilkan di jaringan TV Harvest. Majukanlah rekaman anda hingga menit ke 36: 1, inilah di mana wawancara dengan saya dan saudari saya dimulai.
Saya ingin semakin banyak orang mengetahui bahwa Yesus Kristus itu Tuhan. Hati saya remuk redam demi keluarga saya. Soalnya, sudah begitu banyak orang yang ditipu oleh agama buatan manusia yang diciptakan oleh buyut saya. Saya akan senang jika bisa mendapatkan kesempatan untuk mewawancai anda suatu ketika.
Tuhan memberkatimu,
Marie Muhamad
mariemuhammadspeaks.org
Komentar: (1) Sekarang saya berhubungan dengan Nona Muhamad. (2) Elia Muhamad barangkali tidak benar-benar menang secara menyeluruh seperti yang saya pikirkan pada tahun 2000.
Pemutakhiran 27 Oktober 2021: Saya memusatkan perhatian pada satu aspek dari pemikiran Elijah Muhamad hari ini dalam tulisan bertajuk, "How to Live as Long as Methuselah: Sample the Nation of Islam diet, as prescribed by Elijah Muhammad."
Pemutakhiran 2 Februari 2023: Susannah Johnston dari Focus on Western Islamism melaporkan bahwa;
Build Illinois Bond Fund, didirikan pada pertengahan 1980-an bertujuan hendak mempromosikan pembangunan ekonomi di negara bagian itu. Caranya, dengan memanfaatkan dana Koalisi untuk Mengenang Elijah Muhamad (Coalition for the Remembrance of Elijah Muhammad ---CROE) sebesar $500.000 pada tahun 2021 dan 2022 dan telah menandatangani untuk memberikan jumlah uang yang sama kepada organisasi tersebut pada tahun 2023.
Pembaruan 16 Februari 2023: New York City menamakan persimpangan Jalan West 127th dan Malcolm X Boulevard di Manhattan sebagai "Jalan Elijah Muhamad yang Terhormat." The New York Post menunjukkan ironi pahitnya adalah;
Sudut jalan itu adalah situs Kuil Masjid No. 7 milik NOI. Di sanalah tempat Malcolm X lama berkhotbah sebelum organisasi itu pecah. Sekaligus tempat seorang polisi Kota New York (NYPD) dibunuh pada 1972 (tiga tahun sebelum Mohamad meninggal dunia) oleh tembakan kaum radikal NOI yang tidak dikenal sambil menjawab panggilan telepon darurat penipuan di masjid.
Topik Terkait: Muslim Afrika-Amerika , Sejarah, Muslim di Amerika Serikat
Artikel Terkait:
- A Century of African-American Islam
- Islam and Bebop Jazz
- Osama bin Laden "a Visionary": Muslim American Society
receive the latest by email: subscribe to daniel pipes' free mailing list
The above text may be cited; it may also be reposted or forwarded so long as it is presented as an integral whole with complete information provided about its author, date, place of publication, and original URL