Diwawancarari oleh Alberto Simoni. Sejumlah editan dibuat untuk terjemahan Bahasa Italia
Judul yang diterbitkan dalam La Stampa: "The Pasdaran Have Become Aggressive. It's Increasingly Difficult to Avoid Confrontation." Middle East Forum head: "It is absurd to leave Gaza to the PA."
Daniel Pipes, sejarawan dan Direktur Lembaga Kajian Forum Timur Tengah (Middle East Forum---MEF) membahas soal Timur Tengah di samping membahas soal pembalasan Israel di Suriah dan bentrokan di perbatasan dengan Libanon. Ia terkejut dengan perkembangan aneh yang tengah terjadi di kawasan Laut Merah dan sekitarnya. Yang mengejutkannya minggu lalu, ketika eskalasi ketegangan semakin menjadi nyata, adalah "serangan dari wilayah Iran terhadap sebuah kapal Jepang di Samudera Hindia."
MV Chem Pluto, ditantam oleh sebuah rudal dari Kawasan Iran pada 23 Desember 2023. |
Mengapa aneh?
"Karena itu tindakan di perairan international yang dilancarkan oleh Teheran. Bukan [seperti biasa terjadi] dilancarkan oleh agen-agennya. Pemerintah AS pun mengatakan hal yang sama.
Anda pikir, bakal ada tanggapan terhadap serangan itu?
"Saya pikir Washington tidak punya pilihan lain. Tetapi saya tidak melihat tanda-tanda apapun soal itu saat ini."
Apakah pesan yang tengah Teheran kirimkan dengan meningkatkan operasinya?
"Washington berusaha dengan segala cara sedang berusaha menghindari konflik langsung dengan Iran. Namun Iran menjadi semakin agresif. Menghindari konfrontasi AS-Iran menjadi semakin sulit. Di Laut Merah, aksi milisi Houthi itu provokatif. Serangan di Samudera Hindia juga membuatnya menjadi mirip teater konfrontasi. Jadi, ada orang di Teheran yang tampaknya ingin berperang."
Apakah itu mengejutkan Anda?
"Ya, mengejutkan karena kita sudah terbiasa dengan serangan yang hanya dilakukan oleh agen-agen Teheran seperti Hamas, Hizbullah, Houthi, kelompok-kelompok jihad di Suriah dan Irak. Namun sekarang justru Rezim Iran sendiri terlibat menyerang jalur perdagangan internasional. Ini ironis. Seperti saya katakan sebelumnya, tindakan itu mungkin terjadi karena Iran tidak memahami dinamika politik internasional atau memang ada orang ingin berperang. Kedua penjelasan tersebut tidak wajar bagi Republik Islam."
Seberapa besar para milisi kawasan itu yang bersekutu dengan Teheran bergantung padanya demi kemampuan dan tujuan operasional mereka masing-masing?
"Ada perbedaan besar yang menjadi ciri dari milisi-milisi ini terkait dengan ketergantungan mereka pada Teheran. Beberapa di antaranya tidak sesuai dengan agenda Iran. Mereka semua, sampai batas tertentu, punya otonomi. Mereka mencari dana sendiri, melatih pejuang sendiri, dan memperjuangkan tujuan mereka sendiri. Tidak ada yang hanya patuhi perintah Teheran."
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan melakukan lawatan ke Israel lagi minggu depan. Ada banyak permasalahan yang perlu dibahas. Mulai dari soal ketakutan terhadap meningkatnya ketegangan kawasan hingga tekanan atas Perdana Menteri Israel Netanyahu untuk mengurangi aksi militer di Gaza dengan memilih lebih banyak merawat para korban perang sehingga mengurangi jumlah kematian warga sipil di Gaza. Akankah rakyat Israel menyerah pada tekanan AS?
Menteri Luar Negeri AS Tony Blinken dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Tel Aviv pada 12 Oktober 2023. |
"[Memberitahu Israel bagaimana cara berperang] itu permintaan aneh. Apakah Washington menyuruh Inggris apa yang harus dilakukannya di Kepulauan Falklands? Atau Prancis di Afrika Barat? Tidak, soalnya itu salah. Kita biasanya membiarkan sekutu bebas mengambil keputusan, pada tingkat taktis, apa yang harus dilakukan dan bagaimana melancarkan konflik. Sebaliknya, kami orang Amerika tidak menghargai ketika orang Swedia dan negara lain memberi tahu kami apa yang harus dilakukan di Vietnam."
Netanyahu dan Biden juga punya perbedaan pandangan yang besar mengenai pasca-konflik dan peran Otoritas Palestina (PA) di Gaza. Bagaimana menurutmu?
"Sangat tidak masuk akal membiarkan Otoritas Palestina berkuasa di Gaza. Setidaknya ada dua alasan: Pertama, [Presiden PA] Mahmoud Abbas tidak mengutuk serangan Hamas dan juga terlalu lemah untuk memerintah Gaza. Kedua dan yang terpenting, Israel sebaiknya bekerja sama dengan warga Gaza yang anti-Hamas untuk membentuk pemerintahan lokal dan satuan kepolisian. Permusuhan yang mendalam berakar dan meluas terhadap Hamas terjadi di Gaza. Itu berarti ada kesiapan untuk bekerja sama dengan Israel setelah permusuhan berakhir."
Mereka bisa memerintah tanpa Otoritas Palestina dan tanpa negara-negara Arab?
"Israel dapat dan harus bekerja dengan penduduk Gaza. Mereka tidak butuh Arab atau negara-negara Barat."
Apakah ini jalan menuju solusi dua negara?
"Saya sama sekali tidak menentang solusi dua negara secara teori. Namun kini, hal itu menjadi tidak mauk akal, [sebelum warga Palestina menerima keberadaan permanen Negara Yahudi]."
Topik Terkait: Konflik & diplomasi Arab-Israel, Iran
receive the latest by email: subscribe to daniel pipes' free mailing list