Seperti diketahui semua orang, pertumbuhan populasi Muslim di Amerika Serikat telah menyebabkan ekstremisme dan kekerasan yang sangat disayangkan pun justru bertumbuh. Mereka berasal dari tiga perempat imigran dan seperempatnya adalah mualaf.
Aksi jihad mematikan terjadi sejak tahun 1977. Aksi itu memberikan satu indikasi mengenai masalah yang terabaikan ini. Perkemahan anti-Israel yang baru-baru ini melanda kampus-kampus Amerika memberikan contoh lain. Yang mungkin lebih mengkhawatirkan lagi adalah bahwa keempat Muslim yang sejauh ini terpilih menjadi anggota Kongres yaitu Keith Ellison, André Carson, Ilhan Omar, dan Rashida Tlaib –mewakili kaum sayap sayap kiri Partai Demokrat yang ramah terhadap Islamisme dan membenci Israel.
Namun, ada yang membahayakan. Populasi warga AS yang terlahir sebagai Muslim tidak homogen. Mereka justru mencakup sejumlah besar warga Amerika yang moderat, patriotik dan anti-jihad. Ada yang menganut dan menjalankan Agama Islam. Ada pula yang meninggalkan agamanya. Mereka semuanya sangat memahami permasalahannya. Ada nama-nama terkenal di dalamnya. Termasuk pemain bola basket Enes Kanter Freedom, Ayaan Hirsi Ali dari Hoover Institution, Husain Haqqani dari Hudson Institute, dan mantan wartawan Wall Street Journal, Asra Nomani.
Dr. Zuhdi Jasser. Ilustrasi oleh Greg Groesch / The Washington Times |
Kini, ada kemungkinan yang menarik. Ada seorang tokoh Muslim anti-penganut Islam radikal bakal menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat AS. Ia adalah Zuhdi Jasser. Kini dia kandidat Partai Republik di distrik ke-4 Arizona, sebuah distrik yang diperebutkan para calon anggota DPR yang kini dipegang oleh Greg Stanton, seorang Demokrat. Dr. Jasser punya peluang yang jelas: ada 30 persen pemilih di distrik itu berafiliasi dengan Partai Demokrat, 32 persen dari Partai Republik dan 38 persen independen. Dia satu dari empat anggota Partai Republik yang mencalonkan diri selama Pemilu pendahuluan (primary) pada 30 Juli nanti.
Riwayat hidup Dr Jasser pantas jadi model. Ia lahir di Ohio pada tahun 1967. Tepat satu tahun setelah orangtuanya melarikan diri dari Suriah yang semakin lalim. Dibesarkan di Wisconsin. Kuliah di Universitas Wisconsin-Milwaukee. Pernah bertugas selama sebelas tahun di lingkungan Angkatan Laut AS. Termasuk pernah bertugas sebagai internis di Kantor Dokter Bagi Anggota Kongres Amerika Serikat ( Office of the Attending Physician). Dia dan istrinya Gada menetap di daerah Phoenix tepat dua puluh lima tahun lalu, pada bulan Juni 1999. Di sanalah, mereka membesarkan tiga anak mereka tempat dia mengepalai Pusat Perawatan Komprehensif Jasser.
Perkenalan pertama saya dengan Zuhdi terjadi pada 2004. Pada awal karirnya sebagai sebagai aktivis. Ketika ia mengorganisikan kegiatan di Phoenix. The Arizona Republic secara tepat menyebut kegiatan itu sebagai "unjukrasa kaum Muslim pertama di negara ini melawan terorisme." Seperti dia jelaskan kala itu, "Unjukrasa menentang Terror" berupaya memberikan "kesempatan bagi umat Islam moderat untuk berbicara secara terbuka" menentang Al-Qaeda dan kelompok jihad lainnya. Sebuah tajuk rencana Washington Times editorial memujinya: "Kami memberikan penghormatan kepada Dr. Jasser, patriot Amerika."
Tajuk rencana Harian Washington Times , 23 April 2004. |
Tidaklah mengherankan bahwa acara tersebut hanya menarik sedikit sekali umat Islam untuk terlibat. Namun, acara ini justru meluncurkan karir publik Dr. Jasser yang kedua. Dalam komunikasi pertamanya dengan saya, dia melihat persoalan itu dalam jangka panjang: "Awal dari setiap gerakan raksasa dalam sejarah kebebasan bangsa kita dimulai dari hal yang kecil."
Memang benar bahwa unjukrasa itu, Dr. Jasser belakangan menjelaskan, "membuat [dia] jadi perbincangan nasional dan internasional terkait dengan persoalan Islam radikal." Dia menjadi tokoh yang menyuarakan nilai-nilai Amerika. Selama dua dekade berikutnya, dia mendirikan organisasi dan mengajar kaum muda. Ia menulis sebuah buku bacaan pribadi yang pantas dipelajari. Judulnya, A Battle for the Soul of Islam: An American Muslim Patriot's Fight to Save His Faith (Threshold, 2012). Di dalam buku itu dia menyampaikan pendapat bahwa "Islam adalah cara hidup spiritual dan pribadi. Bukan sistem keyakinan politik." Dia karena itu berbicara kepada banyak orang di Harian Wall Street Journal, CNN, MSNBC, Al Jazeera, dan BBC. Ia pernah bekerja di Komisi Kebebasan Beragama Internasional AS yang bergengsi.
Jika perjuangan melawan jihad mengawali karir Dr. Jasser di depan publik, maka perjuangan tersebut segera mengarah pada hal penting lainnya: (Ia) berdiri bersama Israel. Seperti yang ia jelaskan dalam literatur kampanyenya, "Pendukung aliansi antara Amerika Serikat dan Israel tidak akan menemukan anggota Kongres yang lebih kuat mendukung aliansi itu daripada saya. ... Saya sudah lama menjadi pendukung Israel yang kuat, dengan tingkat risiko pribadi yang besar. Yang merugikan saya dan keluarga saya.... Dukungan untuk Israel adalah dukungan untuk Amerika."
Sebagai orang yang mengenal Dr. Jasser selama dua dekade, yang pernah tampil bersamanya dalam berbagai diskui panel, yang membantu mendanai organisasinya dan yang mendorongnya menulis buku, saya sangat yakin dengan integritas, kerja keras, dan efektivitasnya. Sebagai seorang veteran Angkatan Laut, seorang dokter terkenal, seorang pria berkeluarga, dan seorang tokoh Partai Republik, ia memiliki kualifikasi yang diperlukan untuk posisi tersebut. Sebagai seorang Muslim yang taat, seorang yang berpengetahuan luas dan berani melawan Islam ekstremis, dan seorang sahabat setia Israel, ia memiliki kualifikasi yang luar biasa yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Zuhdi Jasser (kiri) dan Daniel Pipes, anggota tim diskusi dalam debat yang diselenggarakan oleh Intelligence Squared bertajuk "Better Dictators than Elected Islamists" di Kota New York pada Oktober 2012. |
Berkat kefasihan, keberanian yang dimilikinya membuat Dr. Zuhdi Jasser berpotensi menjadi anggota DPR baru potensial terpenting pada tahun 2025.***
Pipes (DanielPipes.org, @DanielPipes) adalah Presiden dari Middle East Forum (Forum Timur Tengah) dan pengarang buku yang baru saja terbit bertajuk, Islamism vs. The West: 35 Years of Geopolitical Struggle (Wicked Son).
The above text may be cited; it may also be reposted or forwarded so long as it is presented as an integral whole with complete information provided about its author, date, place of publication, and original URL.