Suriah Yang Lebih Luas: Sejarah Sebuah Ambisi, itulah judul buku yang saya terbitkan pada 1990, yang mencoba melacak gerakan Suriah Raya sejak awal berdirinya pada pertengahan abad kesembilan belas hingga rejim Hafiz al-Assad. Tetapi dengan wafatnya Assad pada 2000 dan penggantiannya dengan Bashar yang nyata-nyata tidak berkompeten, maka ide Suriah Yang Lebih Luas pun melenyap dalam bayangan sejarah. Malah, nampaknya, dua isu mengagumkan yaitu Hatay dan Libanon yang kini sedang diupayakan diselesaikan.
Hafiz al-Asad. |
Dengan demikian, mengagetkan mendengar Jurubicara Presiden Amerika Serikat, Tony Snow, memunculkan ide tersebut dalam pengarahan pers hariannnya hari ini berkaitan dengan masalah diplomasi yang bertujuan mengakhiri perang di Libanon.
Pertanyaan: Mengapa Presiden tidak menjadi salah satu orang yang mengupayakan diplomasi dengan gencar; dengan mengambil telepon lalu menelepon Assad dari Suriah dan katakan, hentikan perang dan mulai bernegosiasi langsung dengan Suriah?
MR. SNOW: Karena buruknya rekam jejak Assad. Saya tidak tahu jika anda masih ingat dengan semua gambaran masa lalu para diplomat. Seperti selama masa kekuasaan Reagen berkuasa– pada masa Carter, Reagen, dan mungkin saja bahkan pada masa awal pemerintahan Bush, pemerintahan Bush pertama—ya siapa tahu, Clinton pun mungkin lakukan hal yang sama juga. Ketika itu, para diplomat hanya duduk-duduk di sana, minum teh bersama Hafez al Assad, sang ayah. Dan, setelah duduk-duduk di sana selama lima jam, 10 jam mendengarkan dengan sopan wacana panjang tentang Suriah Yang Lebih Luas, pada akhir pertemuan, mereka tidak mendapatkan apa-apa.
Komentar: (1) Snow memang dengan tepat sekali mengungkapkan hal ini kecuali, selain bahwa sesi marathon itu bahkan sudah dimulai sebelumnya. Yaitu, pada masa pemerintahan Nixon dan Ford, ketika Henry Kissinger yang tidak mudah terlupakan terlibat dengan Presiden Suriah. (2) Walau tidak mengharapkan banyak informasi terbaru, saya menerbitkan pernyataan-pernyataan terkait pentingnya konsep itu ketika mereka muncul. (19 Juli 2006)
Penambahan 27 Mei 2007: Dalam surat yang dikirimkan oleh wakil pemimpin Al-Qaeda, Ayman al-Zawahiri, kepada pemimpin al-Qaeda di Irak, Abu Hamza al-Muhajer (dan dicegat oleh mata-mata Timur Tengah yang tidak diketahui namanya), Zawahiri mendesak para pendukungnya untuk memperluas jihad hingga negara-negara Timur Tengah. Secara khusus, dia mengingatkan tujuan pertama yang mereka rancang dua tahun silam yaitu terbentuknya Negara Islam Suriah yang lebih luas. Negara itu nanti terdiri dari Lebanon, Palestina dan Suriah.
Penambahan 8 Januari 2009: Ketika berbicara dalam bahasa Ibrani di televisi Israel, anggota parlemen Arab, Azmi Bizhara mengatakan: "Saya tidak berpikir ada Negara Palestina. Memang ada Negara Arab. Saya tidak berpikir ada sebuah Negara Palesina. Palestina itu temuan kolonial. Karena kapan ada orang-orang Palestina? Saya pikir hanya ada Negara Arab. Hingga akhir abad 19, Palestina adalah bagian timur dari Suriah yang lebih luas."
Penambahan 17 Februari 2009: Munculnya Partai Nasionalis Sosial Suriah merupakan salah satu akibat sikap dengki berbagai organisasi politik Timur Tengah. Seperti secara ilmiah saya jelaskan dalam artikel pada tahun 1988, ""Radical Politics and the Syrian Social Nationalist Party" (Politik radikal dan Partai Nasionalis Sosial Suriah), partai itu berdiri pada 1932. Partai itu memperkenalkan pemikiran-pemikiran baru seiring dengan munculnya ancaman senjata di Timur Tengah. Pemikiran itu mencakup partai ideologis, sekularisme politik yang lengkap, pernyataan kepemimpinan bernada fasis, dan upaya total untuk merusak perbatasan antarnegara. Partai itu menarik dan mempengaruhi suatu generasi pemimpin di Libanon dan Suriah. Termasuk juga berulangkali mengungkapkan tantangan bagi Libanon sehingga merusak prestise dan status pihak berwewenang. Militia partai pun memiliki peran penting dalam perang saudara Lebanon. Dengan melihat kembali separuh abad penderitaan negara itu, David Roberts lantas menulis bahwa "PPS telah menanamkan pengaruh yang luas dengan sikap penuh kecurigaan melalui intrik, pembunuhan dan ideologi yang secara tepat meramalkan apa yang bakal efektif di Levant."
Bagaimanapun, pada tahun-tahun terakhir, kondisi SSNP melemah sehingga menjadi klien Negara Suriah, yang nampaknya mungkin bertahan terus untuk sementara ini.
Saya mengatakan hal itu terjadi karena sifatnya yang jahat telah mempengaruhi salah satu tokoh Barat terkenal, Christopher Hitchen (yang kini masih berseteru secara publik dengan saya). Menurut As'ad AbuKhalil, akademisi di Universitas Negeri Kalifornia, Stanislaus mengatakan;
Atas undangan Kelompok Hariri-Saudi, Hitchens pun kini mengunjungi Libanon. Sebuah sumber mengirimkan informasi ini kepada saya, yang mengatakan: "Saya tidak tahu apakah anda melihat ini pantas diberitakan atau tidak, tetapi Christopger Hitchens kini berada di Beirut. Dia disponsori oleh kelompok yang sama yang memiliki kepingan kawasan yang kini menjadi Libanon. Dia baru datang beberapa hari lalu. Yang mengejutkan, dia pun keluar minum-minum. Dalam perjalanannya keluar dari bar, dia melihat sebuah poster SSNP lalu menulis, "Fuck the SSNP." Kebetulan ada sejumlah penjahat SSNP yang berada di dekat itu melihatnya menuliskan kata-kata itu pada poster partai mereka. Mereka pun langsung menangkap dan menendang pantatnya. Beruntunglah dia masih berjalan meski dengan terhuyung-huyung. Padahal para penjahat itu mungkin saja mau menanyakan KTP orang-orang tetapi tidak berhasil, lalu menjadikan dia sebagai sasaran.
Penambahan 18 Februari 2009: Harian The Guardian menyajikan rincian lebih jauh seputar insiden yang diperlukan orang pada tulisannya berjudul "Christopher Hitchens dalam serangan di Beirut: 'mereka terus datang. Enam atau tujuh orang saat pertama datang'."
Penambahan 1 Mei 2009: Hitchens sendiri menjelaskan insiden itu dalam tulisannya "Swastika dan Pohon Cedar."
Penambahan 14 Oktober 2009: Nampaknya, entah dari mana, Turki Al-Sudairi, pemimpin umum suratkabar Pemerintah Saudi, Al-Riyadh mempublikasikan dua artikel dan memberikan wawancara dengan Alarabiya.net, yang mengusukan supaya kerusuhan Libanon yang terus berlangsung diselesaikan dengan menyerahkannya kepada pengawasan Suriah. Sudairi menekankan bahwa ini pendapat pribadinya. Rincian lebih jauh atas masalah ini dapat dilihat pada studi MEMRI yang dihubungkan di atas.
Penambahan 15 Oktober 2009: Sehari kemudian, Sudairi menarik kembali pemikirannya lewat artikel hari ini berjudul, "Ya, Ide dan Pernyataan Saya Salah."
Penambahan 25 Oktober 2009: Lagi, entah dari mana, Mish'an Jabouri, mantan anggota parlemen Irak dan pemilik televisi Ar-Rai yang berbasis di Suriah, memunculkan impian tentang Suriah Yang Lebih Luas. Tetapi kali dengan nama berbeda "Suraqiya"—yang merupakan paduan dan Suriah Yang Lebih Luas dengan Irak. (Guna melihat videonya klik di sini.).
Kami mendukung hubungan baik antara Suriah dan Irak, tetapi bukan antara Suriah dengan pemerintahan [Nouri] al-Maliki. Kami mendukung hubungan yang baik antara Irak dan Suriah tanpa menghiraukan siapa pun penguasanya, karena kami yakin para penguasa ini melayani rakyat dan kepentingan mereka dan bahwa itu merupakan faktor positif. Secara pribadi, saya yakin pada filsafat dan gagasan "Suraqiya"—Suriah Yang Lebih Luas dan Irak. Ini yang saya impikan. Sama seperti sejumlah orang mimpikan persatuan Arab dan yang lain lagi persatuan Islam, saya setia pada gagasan Suraqiya.
Komentar: Apakah ini ide Bashshar al-Asad? Fantasi baru yang hendak Pemerintah Suriah kejar?
Penambahan 1 Nopember 2010: Dalam suatu penelitian sejarah yang mendetil berjudul, "Dimensi yang hilang:'Perang Rahasia Inggeris melawan Perancis di Suriah dan Libanon, 1942-1945—Bagian III," Meir Zamir dari Universitas Ben- Gurion memperlihatkan dokumen yang baru saja terungkap bahwa pemerintah Inggeris sangat sungguh-sungguh selama Perang Dunia II berniat untuk mendirikan Suriah Yang Lebih Luas. Meir menulis bahwa, bagi London, "Membangun kembali Suriah Yang Lebih LUas dan menyatukannya dengan Irak di bawah hegemoni Inggeris bakal menyelesaikan dua masalah yang menekan: ketidakstabilan Irak di hadapan ancaman dalam negeri dan luar negeri dan masalah Palestina." Sebagai bukti, lihat secara khusus Dokumen 12, "Proposal rahasia Inggeris (MacKereth) melalu Sulh kepada Jabri," dan Dokumen 85, "Perjanjian Rahasia Quwatli-Shole."
Penambahan 29 Juli 2011: Dalam wacana sebuah artikel dalam Harian Ha'aretz tentang para mahasiswa Druz dari Dataran Tinggi Golan yang sedang belajar di berbagai universitas Suriah, tidak sengaja terungkap bahwa sama seperti mereka mendapat beasiswa penuh dari pemerintah Suriah karena dianggap warga negaranya, demikian juga mahasiswa dari Aleksandretta pun mendapatkan keuntungan dari kebijakan itu. Berikut ini, paragraf kunci artikel tersebut:
Seperti semua warga Negara Suriah, para pemukim Druz di Dataran Tinggi Golan berhak atas pendidikan akademis di satu dari tujuh universitas negeri Suriah. Dalam berbagai kasus, mereka juga mendapatkan uang asrama, ijin kerja, asuransi kesehatan dan keuntungan lainnya dari negara. Mereka pun dikecualikan dari ujian masuk universiras termasuk juga tidak berkewajiban memperlihatkan ijazah matrikulasi dari Israel. Situasi ini menyebabkan belajar di Suriah sangat menarik bagi mereka. Di antara semua mahasiswa Golan yang mendaftarkan diri di Universitas Damaskus, lembaga pendidikan tinggi terbesar negeri itu umumnya diperhitungkan sebagai salah satu universitas terbaik negeri itu. Mereka biasanya menyewa sebuah apartemen di kawasan Bab Touma, Kawasan Kristen tua kota itu atau di kawasan Rukn al-Din, tempat banyak mahasiswa asing berdiam.
Cukup banyak masyarakat Druz mengatakan mereka menjalin hubungan baik, khususnya dengan masyarakat kawasan Aleksandratta, yang dicaplok Turki pada 1939 dan telah memiliki status sipil yang sama di Suriah.
Penambahan 31 Mei 2014: "Ketika Libanon dan Suriah Menjadi Satu" tegas Avi Issacharoff dalam Harian Times of Israel, yang secara implicit mengatakan bahwa Bashar yang tidak berkompeten justru telah berusaha melepaskan siasat yang pernah dicapai ayahnya Hafez yang brilian. Lebih dari satu juta jiwa warga sipil Suriah berdiam di Libanon kini. Berdasarkan berbagai perkiraan, jumlah mereka malah telah mencapai satu setengah juta. Sejumlah pengungsi dari perang saudara, yang lain lagi berdiam di Libanon sebelum ledakan demonstrasi antirejim yang berkuasa pada 2011. Perubahan penduduk di Libanon terjadi beriringan dengan terlibatnya berbagai kelompok dari dua sisi perbatasan kedua negara dalam bertempuran, menegaskan sejauh mana sebetulnya perbatasan kedua negara terhapuskan ketika perang melanda.
Sulit untuk memikirkan tentang Libanon sebagai entitas berdaulat dan merdeka kini… Pertempuran di Suriah dan Libanon telah menjadi perang agama yang tidak lagi terkait dengan negara: menjadi perang Shiah melawan Sunni sehingga seolah-olah tidak pernah berubah sejak paruh kedua abad ketujuh lalu.
Penambahan 11 Juni 2014: Organisasi yang berdiri dengan menggunakan nama Negara Islam di Irak dan Sham (bahasa Arab لدولة الاسلامية في العراق والشاما) berniat memadukan dua bagian daerah Bulan Sabit Subur itu menjadi satu sejak menggunakan nama itu entah kapan awalnya tanpa tanggal yang jelas, beberapa tahun silam. Hingga kini, upaya itu nampak seperti mimpi yang masih terlamau jauh.
Baiklah, kini, ISIS mengambil langkah luar biasa dalam arahnya kemarin ketika menghapus pengawasan batas negara di penyeberangan Ya'rubiya di jalan yang membentang antara Mosul di Irak dan Qamishli di Suriah.
Komentar: Hingga kini, Proyek Suriah Yang Lebih Luas nyaris tidak terkait sama sekali dengan Islamisme sehingga keberhasilannya hanya menjadi kejutan yang luar biasa.
Penambahan 2 Juli 2014: Penjelasan lebih jauh seputar penghapusan perbatasan Suriah-Irak, MEMRI melaporkan (dalam sebuah tulisan yang tidak disiarkan online):
Pada 29 Juni 2014, Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengeluarkan dua video yang merayakan dimulainya penghapusan perbatasan antara Irak dan Suriah menyusul berbagai kemenangan organisasi militernya baru-baru ini di Irak utara. Video pertama berjudul "Menjebol Perbatasan", dengan panjang dua 12 menit memperlihatkan gambar pembukaan perbatasan secara simbolik yang dilakukan para pejuang ISIS serta semacam sambutan yang disampaikan pemimpin ISIS di tempat kejadian. Video kedua memperlihatkan seorang pejuang ISIS dari Chili yang diidentifikasi bernama Abu Safiyya menyajikan kisah perjalanan keliling seputar pos perbatasan Irak yang dirusak.
Penambahan 3 Januari 2015: Pada satu tingkat, berita-berita bahwa Pemerintah Libanon berniat untuk menerapkan pembatasan visi bagi rakyat Suriah yang dimulai pada 5 Januari ini nyaris sama sekali tidak mengejutkan, melihat banyaknya aliran masuk mereka, yang diperkirakan lebih dari 1,1 juta pengungsi yang memasuki Libanon selama empat tahun terakhir, meningkat menjadi sekitar 20 persen dari seluruh jumlah penduduk Libanon sendiri.
Pada tingkat lain, bagaimanapun, ini merupakn perkembangan penting. Karena hampir selama satu abad sejak munculnya Libanon sebagai negara merdeka, pemerintahannya selalu tunduk kepada gagasan Suriah bahwa Libanon seharusnya menjadi bagian Suriah sehingga tidak membuat Damaskus jengkel dengan masalah pengawasan perbatasan. Keputusasaan Libanon dan kelemahan rejim Assad kini kini berpadu hingga mampu mengubah kesamaaan ini. Meski demikian, orang bisa saja bertanya, bagaimana rejim Assad menanggapi ini.
Yang mencurigakan. ini terjadi sama seperi perbatasan Suriah dan Irak yang telah menghilang. Ironisnya, klaim utama Suriah kepada Libanon kini gagal ketika klaim Suriah yang tidak mendasar kepada Irak malah berkembang baik.