Abdulla Mohamed Almulla, pimpinan Almulla Hospitality, sebuah perusahan yang berbasis di Dubai, Uni Emirat Arab berencana menginvestasikan 2 miliar dolar dananya dalam 90 hotel. Puluhan hotel itu bakal beroperasi di bawah manajemen sebuah dewan Shariah yang mengikuti hukum Islam yang melarang alkohol dan hanya menyajikan makanan halal. Anehnya, hotel-hotel itu dijual dengan nama merek seperti Cliftonwood dan Wings (ada juga nama yang lebih berbau Timur Tengah, Adham). Pembangunan hotel-hotel itu bakal berawal di Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Yordania, Mesir, Malaysia, Thailand dan menyusul Eropa.
Logo Almulla Hospitality |
Selain itu, Almulla mengatakan, hotel-hotel itu "akan menarik kaum non-Muslim juga karena tanggung jawab sosial mereka. Keramahtamahan merupakan bagian utuh budaya Islam dan hotel -hotel kami akan menyajikan pelayanan yang unik, bukan saja bagi komunitas Muslim tetapi juga bagi orang-orang beragama dan berlatar belakang budaya lain."
Komentar:
(1) Almulla mengatakan bahwa "kelompok hotel Islami merupakan gelombang yang baru masuk" dunia bisnis. Pernyataan itu masuk akal saya. Karena, nampaknya itu investasi yang sangat sehat. Tetapi Almulla juga menjelaskan bahwa rangkaian hotel itu mempunyai fungsi kedua, misalnya untuk dakwah sekaligus berperan sebagai sarana Shariah bagi non-Muslim.
(2) Sangat menarik mencatat berapa banyak cara yang sudah dilakukan Shariah untuk mencapai masyarakat non-muslim, mulai dari media hingga sekolah. Dan juga berapa banyak sarana lagi yang bakal ada untuk tujuan itu?
(3) Hotel-hotel itu memang sesuai dengan pola lebih luas, yang saya sebut sebagai pemisahan peradaban dan hal itu sudah saya dokumentasikan di sini dan di sini. (3 Maret 2008).
Penambahan 11 April 2008: Pub Islami pertama di Inggeris, bernama Halal Inn dibuka akhir Desember lalu di Oldham dan berhasil menjalankan bisnisnya, urai pemiliknya.
Penambahan 14 Desember 2014: Tujuh tahun setelah Halal Inn beroperasi yang nyaris sama lamanya dengan ide pembentukan kelompok hotel milik Almulla diumumkan, terlihat bahwa ide pertama sudah tidak berbekas lagi jika kita mencari informasi singkatnya di internet. Juga, usaha bisnis yang belakangan belum juga dimulai kecuali satu atau dua properti kecil.