Judul di atas bukan salah cetak. Ketika semua kaum Islamis adalah Muslim, tidak semua orang yang membantu para teroris Islamis harus Muslim. Sejumlah kasus semacam ini mengemuka beberapa tahun, ketika non- Muslim membantu bahkan bersekongkol dalam tindak kekerasan. Kasus-kasus yang muncul dalam benak saya mencakup juga orang-orang dengan latar belakang Kristen, Yahudi, Hindu:
Yehuda Abraham: Seorang pedagang perhiasan New York, keturunan Yahudi yang terbukti bersalah pada 2004 karena mengoperasikan bisnis pengiriman uang secara melawan hukum yang membantu para teroris untuk membeli senjata penembak (missiles) yang bisa ditembakkan langsung dari bahu seseorang.
Lynne Stewart: seorang pengacara beraliran kiri ekstrim berlatarbelakang Kristen yang terbukti bersalah pada 2005. Salah satu dari berbagai tindakan lain yang dilakukannya, adalah "menyediakan dukungan material" bagi para teroris khususnya bagi sheik buta Mesir, Omar Abdel Rahman.
Tomer Grinberg: Seorang Israel berlatar belakang Yahudi yang terbukti bersalah di Pengadilan Amerika Serikat pada 2005 karena mengekspor perlengkapan senjata penting kepada Laskar Hizbulah.
Tali Fahima.
Tali Fahima: seorang warga Israel berdarah Yahudi yang terbukti bersalah karena tuduhan-tuduhan yang lebih ringan pada 2005. Namun, tuduhan yang sebenarnya dilancarkan padanya adalah membantu Zakaria Zubeidi, pemimpin teroris Palestina dengan menterjemahkan naskah-naskah Ibrani baginya sekaligus berperan sebagai "perisai manusia" baginya dan fungsi-fungsi lainnya.
Michael Curtis Reynolds: Seorang anggota kaum kiri dari Wilkes-Barre, Pennsylvania yang berdarah Kristen didakwa pada 2007 karena berupaya menyediakan dukungan material bagi Al-Qaeda dan tuduhan-tuduhan lainnya.
Komentar: (1) Umumnya, kalangan ekstrim kiri yang bersimpati kepada kaum Islam radikal sampai pada titik untuk bergabung dalam berbagai aksinya yang kejam. (2) Tiga dari enam contoh di atas mencakup orang-orang keturunan Yahudi. (28 Maret 2009).
Michael Katz: Dijatuhi hukuman penjara satu tahun karena "mencoba menyediakan dukungan material kepada Hizbulah dalam bentuk pemberian sekitar 1200 karabin Colt M4 (senapan mesin). " Katz, 68 tahun, adalah pedagang pasar loak. Namanya memperlihatkan bahwa dia bukan Muslim, namun agamanya tidak diketahui. (14 Juli 2010).
Dino Bouterse, 41, putera Presiden Suriname.
Sebagai balasan atas bayaran bernilai jutaan dolar (Amerika), Bouterse sepakat mengijinkan sejumlah besar orang yang mengaku mata-mata Hizbulah untuk memanfaatkan Suriname sebagai basis tetap aksinya yang antara lain bertujuan menyerang sasaran-sasaran Amerika. Untuk memperluas upayanya membantu Hizbulah, Bouterse membuat paspor Suriname palsu bagi seorang yang mengaku mata-mata Hizbulah untuk tujuan perjalanan bawah tanah, termasuk perjalanan ke Amerika Serikat, mendiskusikan masalah-masalah senjata berat yang dapat dipasok bagi Hizbulah. Termasuk juga memberikan instruksi kepada orang-orang yang mengaku anggota Hizbulah tentang bagaimana mata-mata Hizbulah itu sebenarnya, setelah dilengkapi dengan berbagai kisah tentang Suriname, dapat memasuki Amerika Serikat.
Keterangan pers itu kemudian terus menjelaskan rincian tentang komplotan itu.