Barack Obama menggunakan diskusi resmi Amerika Serikat tentang Islam pada tingkat baru dengan bepergian ke Kairo hari ini. Pada kesempatan itu, dia menyampaikan pidato kepada dunia Islam yang banyak dipublikasikan, yang resminya berjudul "Remarks by the President on a New Beginning" (Pernyataan Presiden Tentang Awal Baru)." Ada sejumlah unsur yang pantas dicatat dari pidato itu (termasuk juga komentar-komentar saya):
- "Saya…bangga membawa serta kehendak baik rakyat Amerika serta salam damai dari komunitas Muslim di negeri saya: Assalaamu alaykum." Bagi orang Muslim, salam ala Islam itu yang di sini dituliskan dengan "Assalaamu alaykum" ditujukan kepada kaum Muslim lain. Dengan mengucapkan kat-kata itu, Obama mengisyaratkan dirinya sebagai seorang Muslim.
- Hubungan Islam - Barat juga mencakup berabad-abad masa hidup bersama dan bekerja sama termasuk konflik dan berbagai perang agama. Yang paling akhir, ketegangan itu direcoki paham kolonialisme yang menolak hak dan peluang banyak kaum Muslim yang berbarengan dengan Perang Dingin tempat negara-negara mayoritas Muslim kerap diperlakukan sebagai suruhan tanpa memperhitungkan aspirasi mereka sendiri." Lewat pernyataan ini, Obama memperlihatkan secara gamblang pandangan sejarah kaum Islamis.
- "Kaum ekstremis yang kejam mengeksploitasi ketegangan di kalangan minoritas kecil kaum Muslim yang punya kekuatan." Lagi, itulah pesan kaum Islamis.
- Amerika dan Islam tidak eksklusif sehingga tidak perlu bersaing satu sama lain. Sebaliknya, keduanya tumpang tindih, punya prinsip-prinsip yang sama. Prinsip keadilan dan pembangunan; toleransi dan kemuliaan semua mahluk." Pembahasan seputar kaum Islamis dibagi berdasarkan topik. Mengikutsertakan dua mualaf Amerika kenamaan, Robert Crane yang membahas nilai-nilai Amerika yang cocok dengan Islami sementara H. Rap Brown, membahas hal-hal yang berbeda dari nilai-nilai itu. Tidak mengherankan, Obama lantas memilih versi sebelumnya.
- "Sebagaimana dikisahkan dalam Kitab Suci Al-Qur'an, "Ingatlah akan Allah dan berbicaralah selalu tentang kebenaran." Perhatikanlah penggunaan kata Kitab Suci Al-Qur'an yang merupakan terjemahan dari rujukan standar dalam bahasa Arab, al-Qur'an al-Karim.
- "Pengalaman saya sendiri. Saya Kristen, tetapi ayah saya berasal dari keluarga Kenya yang memiliki berbagai generasi kaum Muslim. Sebagai anak-anak, saya menghabiskan waktu beberapa tahun di Indonesia dan mendengar seruan Adzan pada awal subuh dan menjelang senja. Sebagai anak-anak laki, saya pun pernah bekerja di komunitas Chicago dan di sana saya menemukan kemuliaan dan damai di kalangan iman Muslim." Cara Obama menghindarkan diri dengan menggabungkan diri dengan Islam tanpa mengakui adanya bahaya besar—bahwa dia sendiri dilahirkan dan dibesarkan sebagai Muslim.
- "Sebagai mahasiswa sejarah, saya juga tahu "utang-piutang" peradaban terhadap Islam. Adalah Islam, di tempat-tempat seperti Al-Azhar, yang membawa terang untuk belajar selama berabad-abad, melacak zaman Renaissance dan Pencerahan Eropa. Adalah komunitas Muslim yang berinovasi mengembangkan rumus-rumus Aljabar, kompas magnit kita dan sarana-sarana navigasi, pengetahuan kita yang mendalam tentang pena dan percetakan. Pemahaman kita tentang cara penyakit menyebar dan penyembuhannya." Cukup tepat. Tetapi juga benar bahwa berbagai kemajuan itu sudah terjadi sejak sekitar satu millennium silam. Kenyataan ini tampaknya secara taktis Obama hindari untuk menyebutkannya.
- "Islam selalu menjadi bagian sejarah Amerika." Ini unsur yang jauh lebih aneh dari sambutan itu. Obama mengatakan bahwa "sejak terbentukya negara kami, kaum Muslim Amerika sudah memperkaya Amerika Serikat." Padahal, sebetulnya, hampir-hampir tidak ada kaum Muslim yang berperan, kecuali jika orang memperhitungkan persentase kecil para budak Afrika Muslim.
- "Saya menganggapnya sebagai bagian tanggung jawab saya sebagai Presiden Amerika Serikat untuk memerangi stereotip negatif terhadap Islam di mana pun mereka muncul." Pada awalnya, pernyataan itu memperlihatkan hasil menarik, ketika ditempatkan dalam konteks dua dekade sebelumnya, untuk melacak pola yang sudah sangat mapan. Untuk mengetahui pola itu, lihat dua tulisan saya sebelumnya, "The United States Government: Patron of Islam?" (Pemerintah Amerika Serikat: Patron Islam?) dan "The United States Government, Still the Patron of Islam." (Pemerintahan Amerika Serikat, Masih Jadi Patron Islam."
- "Sudah banyak hal sudah tercapai terkait dengan fakta bahwa bangsa Afrika Amerika dengan nama Barack Hussein Obama dapat terpilih sebagai Presiden." Perhatikan, betapa nama tengah, yang menjadi bencana selama kampanye Pemilu, kini menderap nyata untuk tujuan-tujuan kebijakan politik luar negeri.
- "Hampir 7 juta Muslim Amerika di negeri kami kini." Saya menguraikan tentang angka yang tidak tepat ini dalam tulisan, "Assessing Obama's Cairo Speech." ("Menilai Pidato Obama di Kairo.")
- Ada satu masjid di setiap negara dalam uni kami dan ada lebih dari 1.200 masjid dalam batas-batas negara kami…Pemerintah Amerika Serikat sudah mengajukan ke pengadilan guna melindungi hak kaum wanita and gadis-gadis untuk mengenakan hijab dan untuk menghukum orang yang akan menentangnya." Sangat tidak mungkin membayangkan pernyataan yang sama diungkapkan tentang umat Kristiani.
- "Amerika tidak akan—dan tidak akan pernah berkonflik dengan Islam." Bagian historis ini memang cukup tepat. Lihat kolom saya dalam ""In 1796, U.S. Vowed Friendliness With Islam" (Pada 1796, AS Bersumpah Bersahahabat dengan Islam." Persoalannya, bagaimana Obama mengetahui masa datang, tidak bisa saya jelaskan di sini.
- "Al-Qaeda membunuh hampir sekitar 3000 jiwa pada [insiden berdarah] 11 September 2001 . Korbannya adalah pria, wania dan anak lugu Amerika dan banyak negara lain yang tidak melakukan apa-apa yang merugikan siapapun." Keluar dari mulut Obama dan hingga akhir-akhir ini diposisikan pada politik kaum ekstrim kanan Amerika, maka pernyataan ini benar-benar pantas diperhatikan. Orang bisa juga sangat mudahnya membayangkan dia mengecam para korban peristiwa berdarah ini.
- "Orang tahu betul kuatnya ikatan antara Amerika dan Israel. Ikatan itu tidak dapat dipecahkan. Ikatan yang berbasiskan ikatan kultural dan sejarah serta pengakuan atas aspirasi adanya sebuah negara asal kaum Yahudi yang berakar dalam sejarah yang tragis dan tidak bisa disangkal. Di seluruh dunia, selama berabad-abad masyarakat Yahudi dibunuh. Dan sikap anti-Semitisme di Eropa pun menjadi puncaknya dalam Peristiwa Holocaust yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Pernyataan bernada aneh soal asal-muasal bangsa Israel ini mengukuhkan pandangan kaum Islamis tentang Israel. Yaitu bahwa Negara Yahudi merupakan konsesi yang dibuat masyarakat Barat yang merasa bersalah atas perlakukan mereka terhadap bangsa Yahudi.
- "Bangsa Palestina—Muslim dan Kristen—sudah menderita dalam perjuangan mereka untuk mendapatkan tanah kelahiran." Perhatikan bahwa tidak ada orang Yahudi yang ditempatkan sama dengan "Bangsa Palestina."
- "Kita semua bertanggung jawab untuk bekerja untuk hari ketika… anak-anak Abaraham bergaul bersama dengan damai sebagaimana diungkapkan dalam kisah Isra, ketika Musa, Yesus, Muhamad, damai bagi mereka semua, berdoa bersama-sama." Seorang Muslim saleh mungkin bakal mengucapkan kalimat itu, bukan seorang beriman Kristen. Dengan mengutip kisah Al-Qur'an tentang al-isra? Kemudian mengatakan, "damai atas mereka?" Kaum Muslim saleh mengatakan dalam bahasa Arab, عليهم السلام, 'alayhim as-salam setelah menyebutkan nama para nabi, termasuk Musa dan Yesus. (Nama Muhammad, bagaimanapun, diikuti dengan salam yang berbeda, , عليه الصلاة والسلام, 'alayhi as-salat wa's-salam, ", عليه الصلاة والسلام, 'alayhi as-salat wa's-salam, "Terberkati dan damai baginya.). Inilah sinyal paling kuat ari Obama tentang identitas Muslimnya.
- "Sangat penting bagi bangsa-bangsa Barat untuk menghindari upaya untuk melarang kaum Muslim menjalankan agama mereka karena mereka melihatnya sangat sesuai. Misalnya, dengan mendiktekan pakaian apa yang harus dikenakan seorang wanita Muslim. Kita tidak bisa menyamarkan perasaan permusuhan terhadap agama apapun di balik sikap pura-pura terhadap liberalism." Pernyataan ini aneh, mengingat bahwa kaum liberal dan kiri adalah kelompok yang cenderung mengakomodasi apa yang seharusnya kaum wanita Muslim kenakan.
- "Saya menolak pandangan sejumlah pihak di Barat bahwa seorang wanita yang memilih mengenakan penutup rambut mereka sebagai kurang sederajat." Kaum Islamis yang sah menurut hukum tidak bisa meminta dukungan singkat yang lebih baik lagi atas pandangan mereka."
- "Pada masa lalu Amerika memfokuskan diri pada minyak dan gas ketika datang ke bagian dunia ini, maka kini kami berupaya untuk terlibat lebih luas. Dalam bidang pendidikan, kami akan memperluaskan program pertukaran pelajar dan mahasiswa an memperbesar jumlah beasiswa, seperti beasiswa yang mengantarkan ayah saya ke Amerika. Secara bersamaan, kami mendorong masyarakat Amerika untuk belajar di komunitas-komunitas Muslim. Dan kami akan mempertemukan para mahasiswa dan pelajar Muslim yang berbakat dengan program magang di Amerika." Pernyataan itu semakin mengisyaratkan identitas Muslim Obama.
- "Kita harus memilih jalan yang tepat." Pernyataan ini merupakan sindiran gambling atas الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ, as-sirat al-mustaqim, jalan lurus, yang diminta kaum Muslim dari Tuhan untuk memimpin mereka tiap kali mereka berdoa.
- Kitab Suci Al-Qur'an mengatakan kepada kita: 'O Manusia! Kami telah menciptakan kalian pria dan wanita; dan kami membentuk kalian dalam bangsa-bangsa dan suku-suku sehingga kalian bisa mengenal satu sama lain." Kitab Talmud mengajarkan kepada kita: "Seluruh isi Taurat bertujuan mempromosikan damai." Kitab Suci Injil mengajarkan kita, "Terberkatilah semua pembawa damai karena mereka akan disebut anak-anak Allah." Mengapa, Kitab Suci Al-Qur'an dan Kitab Suci Injil [Perjanjian Baru] dikutip sementara Kitab Suci Talmud, tidak? Dan mengapa Talmud yang dikutip bukan Kitab Tanakh (Perjanjian Lama)? Sama seperti dengan begitu banyak referensi Obama sebelumnya tentang bangsa Yahudi, Kristen dan Muslim, pernyataan ini pun berimplikasi sangat banyak dan mendua pula artinya
Komentar: Dalam pidato ini, Obama mengirimkan ucapan, Valentine, ucapan cinta kepada kaum Islamis dengan mengisyaratkan identitasnya sendiri sebagai Muslim dengan menggunakan sudut pandang mereka. Kita akan melihat apa yang dicapai dari usaha-usaha Amerika Serikat ini. Saya mengharapkan sejumlah keuntungan. (4 Juni 2009).
Paragraf ini benar-benar sangat menarik perhatian saya;
"Kita semua bertanggung jawab untuk bekerja untuk hari …ketika Tanah Suci tiga agama agung menjadi tempat yang diinginkan untuk ditempati Allah; ketika Yerusalem jadi rumah aman abadi bagi kaum Yahudi, Kristen dan Muslim, tempat bagi semua anak-anak Abraham untuk bergaul dengan damai bersama-sama seperti diungkapkan dalam kisah kisah Isra, ketika Musa, Yesus, Muhamad ( damai bagi mereka semua) berdoa bersama-sama."
Karena itu saya bertanya kepada Pendeta Dr. Mark Durie, ilmuwan tentang Islam dari Australia sekaligus vikaris Gereja Anglikan St. Maria di dekat Melbourne, untuk menilai pidato Obama. Dan penilaiannya adalah;
Sangat menarik bahwa Obama merujuk kawasan Israel dan Palestina sebagai "Tanah Suci Islam." Ini tidak benar. Penghormatan Islam terpusat di Mekkah sebagai locus, tempat berhaji dan devosi. Dalam tradisi Islam tentang perjalanan malam Muhammad, dia memimpin Adam, Musa dan Yesus untuk berdoa di "Masjid Yang Terjauh," tempat yang Obama hubungkan dengan Yerusalem. Bagaimana pun menghubungkan peristiwa ini dengan Yerusalem tidak bisa dibenarkan berdasarkan kanon Islam (yaitu Al-Qur'an dan Sunnah). Upaya mengukuhkan sudut pandang Islam bahwa Yerusalem merupakan tempat suci Islam pengganti benar-benar sangat polemik.
Saya banyak menulis soal identifikasi ini. Lihat bagian tulisan "II. Umaiyah" dalam artikel saya berjudul, "The Muslim Claim to Jerusalem," (Klaim Muslim Terhadap Yerusalem). Karena itu, Durie melanjutkan.
Persoalan paling polemik adalah peran Muhammad sebagai seseorang yang memimpin Adam, Musa dan Yesus dalam doa bersama selama Isra. Pernyataan ini sesuai dengan klaim Islam bahwa mereka adalah nabi-nabi Islam. Gambaran tiga nabi berdoa di belakang nabi Islam itu pun mengukuhkan supremasi Islam atas agama-agama lain dank arena mengesahkan klaim Islam bahwa agama itu benar-benar asli. (Kiranya Obama mengeluarkan Adam karena dia ingin memfokuskan diri pada frase 'anak-anak Abraham' yang tentu saja tidak berlaku bagi Adam!).
Ungkapan 'semoga damai baginya' merupakan sesuatu yang wajib diucapkan kaum Muslim saleh setelah menyebutkan para nabi Islam, seperti Musa dan Yesus. Dengan menggunakan anak kalimat ini—yang tidak digunakan oleh umat Kristen berbahasa Arab, Obama sebetulnya mengisyaratkan dia tengah terlibat sekaligus mengidentifikasi diri dengan komunitas kaum Muslim. Dia mengatakan, "Saya adalah orang dalam bagi komunitas Muslim." Obama tahu cara berbicara seperti orang Muslim dan melakukannya dengan sengaja untuk mengidentifikasi diri dengan para pendengarnya.
Bagi sejumlah kalangan, pernyataan ini mungkin dianggap sekedar ungkapan sopan-santun, Upaya menciptakan suasana damai dengan membangun jembatan antaragama, namun faktanya frasa, "semoga damai baginya" sebetulnya digunakan untuk kelompok yang mencakup Muhammad secara implisit memperlihatkan adanya rasa hormat. Ungkapan ini implisit mengatakan bahwa Obama menghormati Muhammad sebagai nabi Islam yang terkenal di antara "para nabi Islam," sebuah kelompok nabi yang juga mencakup Musa dan Yesus. Karena keluar dari orang yang mengakui diri dan dibaptis sebagai Kristen, maka pernyataan itu nampaknya tidak pantas, sama saja dengan orang Yahudi ortodoks yang menyapa Yesus dari Nazareth sebagai "Mesias." Bagi sejumlah orang, pernyataan ini bisa mengisyaratkan bahwa Obama sudah melewati jembatan dan tengah menyelidiki jurang yang memisahkan agama-agama dunia dari sisi Islam. Dan dia menginginkan kaum Muslim mengetahui hal ini.