Gelombang pembunuhan non-Muslim oleh Muslim di Barat akhir-akhir ini, tidak diperhatikan oleh media-media utama. Berikut ini, beberapa kasus terbaru yang tengah menjadi berita (kematian ditandai dengan asterisk, *. Angka-angka itu menghitung jumlah korban tewas yang berbasis di AS pada 2013):
* Tanggal 16 Januari: Imran Akhtar Hussain, 26, dari Bracknell, Berkshire, England, menghadapi tuduhan membunuh Kieran Crump Raiswell, 18, seorang pelajar. Raiswell dilukiskan sebagai anak "yang peduli terhadap orang lain dan pendiam." Ia meninggal setelah ditikam empat kali ditikam dengan pisau di hatinya di sebuah tempat perhentian bus di siang bolong, ketika sedang dalam perjalanan mencari kerja. Dia berniat kuliah di Universitas Sheffield Hallam untuk belajar sejarah. Polisi tidak punya indikasi seputar motif pembunuhan. Pemutakhiran 4 Juli 2013: Pihak pengadilan mendengar bahwa Hussain menghajar wajah orang asing lainnya, pada 4 Januari 2013. Juga bahwa dia malah "tertawa terkikik-kikik" setelah membunuh Raiswell.
Foto setengah badan Yusuf Ibrahim.. |
* Tanggal 5 Februari, #1: Yusuf Ibrahim, 27, seorang laki-laki kelahiran Mesir yang berdiam di Jersey City menghadapi tuduhan menembak, memenggal kepala serta tangan lalu meremukkan gigigigi dua penganut Katolik Koptik, Hanny F. Tawadros and Amgad A. Konds (supaya bisa menyembunyikan identifikasi para korbannya). Dia kemudian menguburkan mereka di Buena Viesta Township, New Jersey. Dia dituduh dengan tuduhan atas masing-masing pembunuhan, pembunuhan dengan kejahatan, penculikan, perampokan, pelecehan terhadap jenazah manusia dan berbagai kejahatan lain. Dia juga "dicari" terkait dengan serangan mobil yang terjadi 22 Desember 2011 dan 20 September 2012, perampokan bersenjata yang kedua-duanya terjadi di Jersey City. Dalam aksi terakhir, dia menembak kaki korbannya. Pemutakhiran 14 Oktober 2014: Ibrahim mengaku bersalah dalam pembelaannya atas tuduhan melakukan serangan mobil dan perampokan hari ini. Penetapan keputusannya akan dilaksanakan pada 21 Nopember. Kasus pembunuhan ganda itu akan ditindaklanjuti belakangan. Pemutakhiran 12 Januari 2015: Ibrahim dijatuhi hukuman penjara selama 18 tahun penjara karena melakukan penyerangan atas sebuah mobil dan perampokan. Pemutakhiran 24 Juni 2016: Ibrahim didakwa melakukan pembunuhan ganda, melecehkan jenazah manusia, mencuri, melakukan serangan bersenjata, menghalangi penangkapan dan merusak bukti-bukti fisik. Dan dia ternganga. Pemutakhiran 22 September 2016: Ibrahim dijatuhi hukuman penjara selama dua masa hidupnya di penjara negara. Dia hanya boleh mengajukan keringanan hukuman hanya setelah 127, 5 tahun menjalani tahanan.
* Tanggal 19 Februari, #2: Ali Syed, 20, dari Ladera Ranch, California, mengamuk dan melancarkan aksi tembak-menembak di Southern California. Aksinya itu menewaskan Aoki, Mel Edwards, and Jeremy Lewis, sebelum dia sendiri bunuh diri. Jurubicara Sherif Orange County, Jim Amormino, mengatakan Syed yang dilukiskannya sebagai mahasiswa Saddleback College itu separuh menganggur. Ia hidup bersama orangtuanya, kesepian dan "menghabiskan banyak waktu seorang diri di kamarnya bermain video games." Dalam aksi pembunuhan itu dia tidak meninggalkan bukti dan catatan sama sekali. Tidak ada yang bisa jelaskan perilaku kejamnya yang sangat aneh. Pemutakhiran 1 Maret 2013: Tetapi dia meninggalkan dokumen bertajuk "Suicide Note," (Catatan Bunuh Diri) yang kini kita pelajari. Menurut Departemen Sherif Organge County, catatan ini mengindikasikan "bahwa peristiwa itu menjadi tanggung jawab Ali Syed, karena sudah dipikirkan dan direncanakan."
* 21 Februari, #3: Ammar Asim Faruq Harris, 26, membunuh tiga orang di Las Vegas Strip kemudian melarikan diri. Ia dikatakan bersenjata dan berbahaya. Tampaknya dia bertengkar dengan Ken Cherry lalu menembaknya tatkala Cherry sedang berkendaraan, sehingga terjadi tabrakan yang menewaskan seorang sopir taksi berikut penumpangnya. Harris punya catatan kriminal panjang. Termasuk pernah melakukan penculikan, serangan seksual dan perampokan.
Komentar:1) Apakah serangan-serangan tersebut bernuansa kriminal, kekeluargaan, atau gila? Atau apakah mereka punya tujuan yang lebih besar, apakah sesuai dengan agenda para penganut Islam radikal (Islamist)? Karena media, penegak hukum dan pejabat terpilih sangat enggan untuk memberikan informasi tentang agama penyerang, apalagi motif mereka, maka pada dasarnya mustahil untuk mengetahui dari luar jika mereka mewakili sebuah gelombang sindrom serangan jihad mendadak kaum penganut Islam radikal atau hanya sekelompok penjahat yang kebetulan Muslim, atau sedikit-dikitnya kedua-duanya. Dalam kasus Ibrahinm, sebagian besar media akan mengaku bahwa "Secara pribadi beberapa orang bertanya-tanya apakah aksi itu terkait dengan agama [Kristen] yang dianut para korban." Kapankah wartawan, polisi dan politisi berhenti berusaha menyembunyikan informasi penting yang dibutuhkan dan pantas didapatkan publik?
(2) Entri weblog ini dibuat berdasarkan dua daftar sebelumnya yang dikelola selama delapan tahun bertajuk , ""Denying [Islamist] Terrorism" (Menolak adanya Terorisme [Islam Radikal) dan "More Incidents of Denying Islamist Terrorism"(Semakin Banyak Insiden Menyangkal Adanya Terorisme Islam Radikal).
(3) Akibat kurangnya minat media maka itu berarti upaya untuk menemukan insiden ini menjadi persoalan untung-untungan. Tidak diragukan lagi, saya tidak bisa mendapatkan berita beberapa peristiwa. Para pembaca: Silakan kirim berita yang relevan. (24 Februari 2013).
Penelitian lebih lanjut memunculkan kasus-kasus lain terbaru seputar kekerasan kaum Muslim terhadap non- Muslim:
* Tanggal 8 September 2011: Tatkala Justin Hall, 32, dari Mount Vernon, hendak menaiki bus Greyhound di Springfield, Missouri, Mohamed H. Dawod, 25, dari Glendale, Arizona menembak punggungnya. Dawod berusaha menembak lebih banyak lagi. Tetapi pistol semi-otomatisnya yang berkaliber 22, macet. Pada saat itulah, penumpang lain meringkusnya. Serangan itu tampaknya tidak punya motif apa-apa. Pihak kepolisian sedang mencari motifnya. Mereka mendakwa Dawod dengan pembunuhan tingkat pertama dan aksi kejahatan bersenjata dalam aksi penembakan itu.
James Holmes, pembunuh massal di Colorado di pengadikan, Maret 2013 dengan janggut ala Muslimnya. |
* 20 Juli 2012: James Eagen Holmes membunuh 112 orang serta melukai 59 orang yang sedang menyaksikan pemutaran film Dark Night di Aurora, Colorado. Meski kala itu, dia tidak memperlihatkan hubungan apapun dengan Islam, tujuh bulan kemudian terungkap bahwa dia itu Muslim, berjanggut panjang lebat, ketat makan menu Muslim, belajar Alquran untuk waktu lama dan shalat lima waktu sehari. Menurut National Enquirer, mengutip sumber dari pihak penjara, dia mengklaim bahwa janggut melambangkan keyakinannya. Juga bahwa dia jadi mualaf sebagai cara untuk membenarkan pembunuhannya. "Dia mencuci otaknya sendiri untuk percaya bahwa dia melakukan jihad pribadinya dan bahwa korbannya adalah orang-orang kafir."
Komentar: (1) Apakah Holmes sudah menjadi Muslim pada 20 Juli 2012? Agaknya, persoalan ini akan terbukti pada waktunya. Jika ya, maka aksi kejam ini bisa jadi merupakan perang jihad. (2) Jika tidak dalam arti dia belakangan pindah agama, maka dia cocok dengan pola khas warga Afrika-Amerika. Yaitu masuk Islam setelah mendapat masalah dengan hukum. (20 Maret 2013).
* 31 Juli 2012: Ali Salim, 44, seorang dokter medis dituduh merayu Deanna Ballman, 23, yang sedang hamil sembilan bulan dan mengajaknya ke rumahnya, lalu menyuntik korban dengan heroin dalam dosis yang mematikan, memperkosanya kemudian membunuhnya. Sang dokter yang berdiam di New Albany, Ohio itu awalnya mengajak korban ke rumahnya. Dalihnya, dia sedang mencari orang untuk bersih-bersih rumah. Dia karena itu didakwa dengan dua tuduhan pembunuhan (atas Ballman dan bayinya yang belum lahir). Juga tuduhan perkosaan, penyerangan yang keji, merusak orang lain dengan narkoba, penculikan, merusak bukti dan melecehkan jenazah (misalnya dengan memperkosanya).
Aqab Hussain, jihadi yang menghajar korban lalu melarikan diri? |
21 Agustus 2012: Aqab Hussain, 21 tahun, dengan sengaja menabrakkan mobilnya kepada tiga orang di jalanan Manchester, Inggris. Padahal, dia dilarang mengemudi karena mengemudikan kendaraan secara sembarangan. Rekaman CCTV memperlihatkan, dalam liputan Harian Daily Mail, "seorang pria terlempar ke trotoar. Yang lain terlempar ke atap mobil Vauxhall Corsa milik pelaku dan yang ketiga terseret ke jalan sebelum Hussain berbelok supaya bisa menjatuhkannya dari kap mesin mobil. Ayah tiga anak Michael Ward, 29, yang terlempar dari atap mobil, mengalami cedera kepala yang sangat parah. Kini, dia tidak dapat berbicara, tidak bisa makan sendiri atau berperan dalam kehidupan keluarga." Hussain tidak memperlihatkan penyesalan. Dia malah berusaha melarikan diri dari Inggris tiga hari setelah serangan. Tatkala menjatuhkan hukuman, Hakim Robert Atherton mengatakan kepada Hussain, "Mengapa Anda melakukannya sangat sulit untuk dipahami." Dalam vonis hukuman gaya Eropa yang biasanya menggelikan, Hussain dijatuhi hukuman 20 tahun penjara dan dilarang (lagi) mengemudi selama 15 tahun setelah menjalani hukumannya.
15 September 2012: Adel Daud, 18, seorang warga AS yang tinggal di Hillside, Illinois, ditangkap. Menurut siaran pers FBI penangkapan dilakukan, "setelah dia diduga berusaha meledakkan apa yang diyakininya sebagai bom mobil di depan sebuah bar di pusat Kota Chicago." Dia didakwa dengan satu tuduhan percobaan menggunakan senjata pemusnah massal (bahan peledak) dan satu tuduhan percobaan merusak dan menghancurkan bangunan dengan bahan peledak. Dia menghadapi hukuman penjara maksimum seumur hidup menurut undang-undang untuk dakwaan pertama dan hukuman wajib minimum lima tahun untuk dakwaan kedua.
Menurut pernyataan tertulis yang mendukung pengaduan tersebut,
mulai sekitar Oktober 2011, Daud menggunakan akun email untuk mendapatkan dan mendistribusikan berbagai bahan terkait jihad dengan kekerasan dan pembunuhan warga Amerika. Beberapa di antaranya diklaim ditulis sendiri. Sekitar Mei 2012, dua karyawan FBI yang menyamar secara daring menghubungi Daud menanggapi soal bahan yang dipostingkan Daud secara online. Mereka kemudian melakukan beberapa komunikasi elektronik dengan Daud. Menurut pernyataan tertulis tersebut, selama komunikasi, Daud menyatakan minatnya untuk terlibat dalam jihad kekerasan, baik di Amerika Serikat atau di luar negeri. Pernyataan tertulis itu menuduh bahwa, sejak akhir Mei hingga pertengahan Juni 2012, Daud menegaskan keyakinannya bahwa dia pantas membunuh orang Amerika dalam serangan teroris dan kemudian mulai mencari sumberdaya online mengenai cara melakukannya.
Sekitar Juni 2012, Daud diperkenalkan dengan sepupu salah satu karyawan yang menyamar, yang mengaku tinggal di New York dan merupakan teroris yang beraksi di lapangan (operational terrorist). Daud diduga menyatakan tertarik untuk bertemu dengan sepupu sang agen FBI, yang tanpa sepengetahuan Daud adalah agen rahasia FBI. Dalam hubungannya dengan agen yang menyamar, Daud diduga menyusun daftar sekitar 29 target potensial. Termasuk pusat-pust perekrutan militer, bar, mal, dan tempat wisata lain di wilayah Chicago. Dia kemudian memilih, meneliti dan mengawasi target serangan yang akan diserang dengan alat peledak yang dipasok oleh agen yang menyamar, kata pernyataan tertulis itu menuduh.
Sekitar 19:15. kemarin, Daud menemui agen yang menyamar di Villa Park. Mereka lalu berkendara menuju pusat Kota Chicago. Selama perjalanan, Daud memimpin sholat supaya dia dan agen itu berhasil menyerang, membunuh banyak orang dan menyebabkan kerusakan. Mereka memasuki tempat parkir tempat sebuah jeep yang diakui berisi alat peledak diparkir. Daud kemudian mengemudikan jeep keluar dari tempat parkir dan memarkir kendaraan di depan sebuah bar di pusat Kota Chicago, yang menjadi target pilihannya sebelumnya. Menurut pernyataan tertulis, Daud keluar dari kendaraan lalu berjalan ke sebuah gang kira-kira satu blok jauhnya. Dan, di sana, di hadapan agen yang menyamar, dia mencoba meledakkan perangkat dengan menekan mekanisme pemicuan. Saat itulah dia ditangkap.
Pemutakhiran informasi:
Pemutakhiran 27 Februari 2013: Seorang imigran Pakistan, Kashif Bashir, 27 (tidak bisa dipastikan bahwa dia Muslim), menembak kepala seorang polisi Alexandria, Virginia. Namanya, Peter Laboy. Aksi itu dilakukannya ketika berhenti di lampu lintas karena pelanggaran ringan. Laboy nyaris tewas.
* Pembaruan 11 Maret 2013, # 4: Scott C. Fandrich, 55, dari Ridgefield, Washington, ditangkap. Dia dicurigai menikam dua orang (Jerry Kush, 70 atau 71, dan Jerry Nehnevaj, 49) di sebuah kedai kopi Starbucks di Vancouver, Washington sebelum jam 5 sore hari ini. Dari pernyataan tertulis, seperti dilaporkan dalam surat kabar Columbian:
Scott C. Fandrich dituduh melakukan penikaman ganda di sebuah Kafe Starbucks. |
Hamza A. Shariati, 21, melaporkan kepada polisi bahwa dia bertemu dengan Fandrich Senin sore. Sekitar pukul 2. Hendak membahas soal agama. Selama percakapan mereka di salah satu meja kafe, Kush mendekat lalu mengobrol dengan Fandrich soal mobil dan agama. Ketika Kush bangkit pergi, Fandrich mengikutinya keluar gedung, urai Syariati. Kemudian, urai Syariati, dia mendengar sirene. Kepada polisi Shariati mengatakan bahwa Fandrich pernah membuat berbagai pernyataan pada masa lalu tentang "kesediaannya untuk mati demi Islam." Diakuinya, dia tahu bahwa Fandrich "terlibat konflik dengan orang."
Kush ditusuk setidaknya lima kali di bagian leher, perut dan samping dada sehingga harus menjalani operasi darurat Senin malam di PeaceHealth Southwest Medical Center. Orang-orang lewat yang melihat insiden itu berusaha campur tangan menghentikan Fandrich. ... Salah satu dari mereka, Jerry Nehnevaj, 49, ditikam di kaki kanan bawah ketika dia berusaha menangkap Fandrich dan menariknya dari Kush, menurut pernyataan tertulis. Nehnevaj dibawa ke PeaceHealth, dirawat kemudian dibebaskan.
Reshad Rida. |
* Pemutakhiran 31 Maret 2013, # 5: Reshad Riddle, 25, mendekati ayahnya, Richard, 52, seusai Ibadah Paskah di Gereja Church of God in Christ di Hiawatha, Ashtabula, Ohio. Dia lalu menembakkan serangkaian tembakan dari pistol yang langsung menewaskan Richard. Sekitar 150 umat paroki bersembunyi di bawah bangku gereja ketika Riddle memasuki gereja dengan senjatanya dan berteriak bahwa penembakan itu adalah "kehendak Allah. Ini kehendak Tuhan." Pemutakhiran 1 April 2013: Ketika menjalani sidang hari ini di Pengadilan Kotamadya Ashtabula, Kantor Berita Associated Press melaporkan, "Riddle membuat komentar ngelantur tentang Tuhan dan mengatakan ingin diperlakukan secara adil." Ann Riddle, saudara perempuan korban sekaligus bibi tersangka, belakangan mengatakan keluarganya tidak tahu motif yang mungkin ada dalam aksi itu. Kepala polisi Ashtabula, Robert Stell mengatakan Riddle tidak memberikan motif: "Para saksi di tempat kejadian mengatakan penembak memasuki gereja lalu menyebutkan nama Allah, tetapi kami tidak yakin apakah itu motifnya atau jika ada masalah keluarga. Ada tidak ada indikasi bahwa ayah dan putranya itu punya hubungan yang buruk. Semua orang menganggap ini sangat mengejutkan." Pemutakhiran 10 April 2013: Sidang pendahuluan di pengadilan berhasil memunculkan informasi lanjutan: (1) Ketika tiba di tempat kejadian perkara seusai pembunuhan, polisi menemukan Reshad Riddle sedang berada dalam gereja. Dia berdiri di podium mengacung-acungkan pistol ke udara serta beberapa pisau. Sementara itu, Al-Qur'an diletakan di podium. (2) Ketika polisi patroli Thomas Clemens "duduk di kursi saksi menggambarkan suasana gereja yang panik, Riddle dengan tenang mengelus janggutnya dan tersenyum kepada seorang anak yang duduk di belakangnya di ruang sidang. Ketika Clemens diminta mengidentifikasi penembak pada Minggu Paskah itu, Riddle melambaikan tangan pelahan kepada Clemens. " (3) Saat menyerahkan diri untuk menjalani Tes Residu Tembakan (Gunshot Residue Test), Riddle "mengaku dia menggunakan Smith and Wesson 38 Special," urai Clemens. "Dia berbicara tentang Al-Qur'an dan Allah, sambil mengutip kisah-kisahnya" dan ingat bahwa Riddle mengatakan dia telah "memenuhi cita-citanya." (4) Detektif William Felt mengatakan Riddle berbicara tentang kisah-kisah agama dalam Al-Qur'an.
Hamid Ade Zaid, 33, dari Seaside, Kalifornia. |
Pemutakhiran 1 April 2013: Hamid Ade Zaid, 33, dari Seaside, California mengendarai mobil Oldsmobile Cutlass merahnya melalui pintu Toko Serbaada Wal-Mart di San Jose, menabrak ruangan pameran bir sebelum berhenti di dekat apotek. Setelah itu dia keluar dari mobil dengan membawa benda tumpul lalu mulai menyerang orang. Empat orang terluka dan satu orang lagi terluka parah. Dia ditangkap dan ditahan tanpa uang jaminan atas empat tuduhan; penyerangan dengan senjata yang mematikan, tabrak lari, di bawah pengaruh narkoba, dan melawan upaya penangkapan. Polisi San Jose Albert Morales berkomentar, "Selama 18 tahun berkarir, belum pernah saya melihat yang seperti ini. Setelah melihat beberapa foto, maka sungguh menakjubkan bahwa dia tidak menabrak siapa pun dengan kendaraan itu." Polisi mengatakan mereka mencurigai Zaid menggunakan narkoba. "Tidak ada motif yang ditetapkan," lapor Kantor Berita Associated Press. Ini menyebabkan sudah terjadi tujuh kasus yang berpotensi sindrom jihad mendadak dalam waktu kurang dari dua bulan.
* Pemutakhiran 19 April 2013, # 6: Tamerlan dan Dzhokhar Tsarnaev, dua saudara lelaki penganut Islam radikal, melakukan peledakan kembar dalam lomba lari Maraton di Boston (Boston Marathon) pada 15 April. Karena pemboman dilakukan di depan umum dan identitas pelakunya masih misterius, orang cenderung membayangkannya mirip kisah fiksi sehingga wilayah metropolitan Boston ditutup. Akibatnya, serangan ini mendapatkan semua perhatian yang tidak pernah terjadi pada tujuh serangan sebelumnya selama dua bulan.
Jenazah John Zawahri, yang ditembak polisi seusai aksi tembak-menembak. |
* Pemutakhiran 7 Juni 2013, # 7: John Zawahri, 23, membunuh ayahnya Samir, saudaranya Christopher, membakar rumah keluarganya, lalu mengamuk di Santa Monica, California, dan membunuh dua orang serta melukai empat orang sebelum dia sendiri terbunuh. Ibunya, Randa Abdou, sedang mengunjungi keluarganya di Libanon saat amukan terjadi. Jelas aksi brutal ini ada hubungannya dengan ketegangan keluarga. Apalagi John terlihat sangat obsesif pada senjata (dia membawa 1.300 butir amunisi untuk aksinya itu). Masalahnya, pers belum melaporkan soal agamanya dan kita pun tidak tahu isi lengkap dari surat perpisahannya, sehingga tidak mungkin memastikan apakah jihad merupakan salah satu elemen dalam penyerangan ini.
* Pemutakhiran 13 Juni 2013, # 8: Seorang imigran Somalia, Ahmed Dirir, 59, menembak dan membunuh tiga karyawannya di A K Home Health Care di St. Louis, lalu bunuh diri. Dua dari korban tampaknya Muslim (Seaeed Abdulla, 29, dan Khadra Muse, 44). Satun karyawannya bukan Muslim (Bernice Solomon-Redd, 54). Dirir tampaknya bertengkar dengan karyawan sebelum membunuh mereka.
Sahara Tabriz Fakhir, 32, dari Douglasville, Ga., dituduh menikam tetangganya hingga tewas. |
* Pemutakhiran 18 Juli 2013, # 9: Sahara Tabriz Fakhir, 32, dari Douglasville, Negara Bagian Georgia ditangkap dan ditahan tanpa jaminan. Dia dituduh menikam tetangganya, Jerry Wheeler, 66, pemilik Bengkel Servis Mobil Lee Road Auto hingga tewas di rumahnya, pada 19 Juni. Fakhir tidak hanya memberikan nama palsu. Ketika ditanya hakim apakah dia berencana supaya mendapatkan pengacara, dia menjawab, "Allah adalah pengacara saya. Dan jika Anda tidak membebaskan saya, Allah akan menimpakan kemarahannya atas Anda seperti yang Dia lakukan pada 2009 ketika dia mengirimkan banjir." Selain itu, dia menyebut gedung pengadilan sebagai "tempat terkutuk." Polisi tidak berkomentar tentang kemungkinan adanya motif.
* Pemutakhiran 6 Agustus 2013, # 10: Daymond Agnew, 36 yang baru menjadi mualaf, memasuki toko Oliver Ace Hardware di El Sobrante, California (utara Berkeley) dengan "misi dari Allah untuk membantu orang" lalu menikam seorang karyawan. Nama korbannya, Daniel Joseph Stone. Umurnya 49 tahun. Pelaku menikam korban sebanyak 17 kali sehingga menewaskannya. Menurut Malaika Fraley dalam Harian Contra Costa Times:
Agnew berjalan ke toko menemui Stone bersama seorang pelanggan karena mau bahas pembelian cat, urai Wakil Jaksa Wilayah Mary Knox menjelaskan. Setelah Stone memberi tahu Agnew bahwa dia sendiri akan membantu pelanggannya itu, Agnew malah menyemprotkan cat ke wajahnya dengan cat perak dan hitam ala Oakland Raiders karena tim sepak bola itu "berkenan kepada Allah," kata Knox. Agnew menikam Stone setidaknya satu kali di dalam toko setelah Stone menyuruh rekannya menelepon 911, kata Knox. Agnew diduga menikam Stone berkali-kali di luar toko.
* Pembaruan 14 Agustus 2013, # 11: Fuad Abdo Ahmed, 20, anak laki-laki dari pasangan orangtua Yaman kelahiran California memasuki Tensas State Bank di St. Joseph, Louisiana, kemarin siang lalu menyandera tiga karyawan bank tersebut. (St. Joseph, di timur laut negara bagian itu, memiliki populasi sekitar 1.000 orang. Orangtua Ahmed punya pompa bensin dan toko serbaada di seberang jalan depan bank.) Setelah melakukan negosiasi yang rumit, Ahmed membebaskan satu sandera. Tetapi dua belas jam kemudian, dia mengancam hendak membunuh dua sandera yang tersisa. Aksinya itu mendorong tim SWAT untuk menyerbu bank. Menghadapi serangan, Ahmed terdorong untuk menembak kedua sanderanya, menewaskan satu dan melukai yang lainnya. Polisi mengatakan mereka tidak menemukan motif politik atau agama tetapi mengatakan Ahmed menderita skizofrenia paranoid yang mengeluh mendengar suara-suara dan ada satu alat tertanam dalam di otaknya. Mereka juga menekankan bahwa penyerangan bank itu merupakan aksi penyerangan sandera terencana. Bukan percobaan perampokan bank yang berubah menjadi masalah.
Pemutakhiran 3 Oktober 2013: Oliver Grant di Ninjapundit menerbitkan sebuah blog tentang terorisme yang disebut "Not So Random Unfortunate Events" (Peristiwa-Peristiwa Malang yang tak Terlampau Acak). Hari ini, dia memposting entri panjang tentang "Mideastern or Muslim Suspect" yang mereplikasi dan melampaui daftar di sini.
Mike Reda, 65, seorang imigran Libanon membunuh dua wanita Lansia. |
* Pemutakhiran 20 Oktober 2013, # 12: Seorang imigran Lebanon, Mike Reda, 65, dituduh membunuh dua wanita di Pablo Davis Elder Living Center di Detroit. Pelaku rupanya punya masalah emosi. Seorang tetangga berkomentar: "Gadis yang memutuskan hubungan asmara dengannya mengatakan beberapa masalah akan terjadi. Kami semua menganggapnya dengan, 'Tentu kami akan berhati-hati.' Dikatakannya, dia berniat menembak seseorang dan kami tidak percaya apa yang dikatakan - dan itu terjadi. "
Pemutakhiran 10 November 2013: Michael, 26 tahun yang baru menjadi mualaf biasa mengamuk kepada kaum non-Muslim. Tetangganya yang berdiam di lantai bawah apartemennya sejak dua tahun, Gyare Patrick, 66, menjelaskan:
Dia selalu membanggakan diri, mengoceh dan bersumpah serta berteriak-teriak sejak tiba di sini. Tapi dalam tiga bulan terakhir dia mulai mengaji dalam Bahasa Arab. Dia punya masalah kesehatan mental. Hari ini dia berteriak, "Bunuh orang kafir" dan "Aku akan pergi Madinah," yang berarti membunuh orang kafir lalu pergi ke surga.
Nah, itu bukan sekedar kata-kata kosong. Kemarin, Michael pergi ke Falcon Road, jalan yang ramai di Battersea, London Selatan. Harian The Daily Mail melaporkan bahwa petugas ditelepon untuk datang ke lokasi sekitar tengah hari. Kala itu, beberapa laki-laki bersenjatakan empat bilah pisau, berusaha menghajarnya ketika dia tengah menuju rumah tetangga dengan sebatang besi. ...Petugas pemadam kebakaran di stasiun pemadam kebakaran terdekat di Battersea, London Selatan, menegur pria berusia 26 tahun itu setelah melihatnya melempar botol ke tetangga dan mengancam orang yang lewat dengan pisau dapur. Tetapi dia terus mengamuk dan mengejar petugas pemadam kebakaran hingga ke stasiun dan berusaha mendobrak pintu stasiun. Dalam hitungan menit, lebih dari 20 polisi tiba di tempat kejadian. Mereka lalu menghalangi jalan ketika laki-laki itu berlari ke atas dan ke bawah menghancurkan jendela mobil polisi sambil berteriak memaki-maki. Penonton yang ketakutan meringkuk di toko-toko setempat saat polisi berupaya menahannya dengan menggunakan Taser (baca: pistol listrik). ... Setelah 20 menit petugas berhasil mengalahkan pria yang terus menyerang sehingga sedikit melukai tangan seorang petugas....Semalam, tersangka ditahan karena dicurigai melakukan percobaan pembunuhan terhadap seorang petugas polisi.
Terry Lee Loewen, seorang karyawan Bandara Wichita dituduh berniat meledakkan pesawat terbang. |
Pemutakhiran 13 Desember 2013: Terry Lee Loewen, 58, teknisi avionik yang berkulit putih, ditangkap hari ini. Dia dituduh merencanakan bom bunuh diri di terminal penumpang Bandara Mid-Continent di Wichita, Kansas. Dia menggunakan kartu keamanannya untuk mengemudikan kendaraan dengan barang yang dia pikir sebagai bahan peledak ke landasan Bandara, berniat menarik picu bom sehingga bisa tewas dalam ledakan itu. Para penegak hukum mengindikasikan bahwa dia diradikalisasi oleh tulisan-tulisan bernuansa Islam radikal di Internet. Tuduhan terhadapnya termasuk satu tuduhan mencoba menggunakan senjata pemusnah massal, satu tuduhan mencoba merusak properti dengan bahan peledak dan satu tuduhan lagi karena mencoba memberi dukungan material kepada sebuah organisasi asing yang ditetapkan sebagai organisasi teroris. Dia berpotensi menghabiskan hukuman penjara seumur hidup. Pemutakhiran 8 Juni 2015: Loewen mengaku bersalah. Kedua belah pihak sepakat 20 tahun penjara sebagai hukuman yang sesuai.
Pemutakhiran 18 April 2014: Mohammed Whitaker, 27 dikaitkan dengan 12 penembakan di jalan raya baru-baru ini di daerah Kansas City. Aksinya membuat orang wilayah itu ketakutan dan menyebabkan dua orang terluka tetapi tidak ada korban jiwa.
* Pemutakhiran 22 Agustus 2014: Ali Muhammad Brown, 29 satu dekade lalu menjalani hukuman di penjara federal. Penyebabnya, karena ia bagian dari sebuah geng kriminal Muslim yang terlibat dalam konspirasi penipuan bank yang mau mendanai kelompok-kelompok teroris di Somalia. Dia juga terpidana pelaku penyerangan seks. Kini, berdasarkan data forensik (selongsong peluru dan sidik telapak tangan), dia dikaitkan dengan satu pembunuhan di New Jersey dan tiga pembunuhan di negara bagian Washington. Jaksa Penuntut menyatakan bahwa Brown " mengobarkan perang salib berdarah. Ia mengeksekusi empat orang tak bersalah dengan senjata pembunuh yang sama dalam waktu kira-kira dua bulan. Dan semuanya itu dilakukannya berdasarkan skema umum yan tunggal. Yaitu untuk menuntut 'pembalasan' terhadap Pemerintah Amerika Serikat atas kebijakan luar negerinya." Dia juga mengaku bahwa salah satu pembunuhan itu adalah "pembunuhan yang adil." Sebagai "pembalasan" terhadap pembunuhan oleh militer AS di Timur Tengah. "Semua nyawa ini dibunuh setiap hari oleh Amerika, oleh pemerintah ini. Jadi nyawa ganti nyawa," katanya kepada jaksa. Dia lantas menggambarkan upaya militer AS di Timur Tengah sebagai kejahatan, lalu berujar, jika "seseorang melihat kejahatan, dia harus mengambil tindakan melawan kejahatan itu." Untuk mendapatkan gambaran umum kasus ini, lihat tulisan Michelle Malkin, ""The Jihadist Serial Killer No One's Talking About." (Pembunuhan Berantai Pejihad Yang Tidak Seorang pun Bicarakan." Pemutakhiran 15 September 2014: Robert Spencer membahas kasus itu dalam tulisannya hari ini dengan judul "The War at Home" (Perang di Dalam Negeri).
Pemutakhiran 24 Oktober 2014: Zale Thompson, 32, seorang mualaf menyerang dua polisi di Queens, New York, dengan kapak. Serangan kapaknya melukai bagian belakang kepala seorang polisi dan melukai lengan polisi lainnya lagi. Kedua polisi lalu menembaknya mati. Dalam lapak Facebook-nya, Thompson pernah menulis: "Helikopter dan militer besar bakal tidak ada gunanya di tanah mereka sendiri. Mereka tidak akan bisa kalahkan bangsa kami jika kami gunakan perang gerilya. Serang sayap mereka yang lemah." Kemungkinan besar, dia terinspirasi oleh ISIS. Tapi, anehnya, ketika berbicara dalam konperensi pers, Komisaris Polisi William Bratton mengatakan bahwa "Sampai saat ini, kami tidak tahu apa-apa yang bisa menunjukkan bahwa [terorisme Islam] adalah kasusnya. Hal itu akan coba ditentukan setelah melakukan penyelidikan."
* Pemutakhiran 26 September 2014: Alton Alexander Nolen, 30n yang baru menjadi mualaf, punya sejarah berupaya agar rekan kerjanya di Vaughan Foods di Oklahoma masuk Islam. Halaman Facebook-nya menunjukkan dia adalah pengikut dekat dan penggemar ISIS. Seorang wartawan televisi lokal menceritakan bahwa Nolen "meneriakkan kalimat-kalimat bernuansa Islami" sambil menyerang korbannya. Satunya, Colleen Hufford, yang dia penggal kepalanya kemudian menikam yang lain, Traci Johnson, pada 25 September sebelum dia sendiri ditembak.
Komentar: Berbeda dengan pemenggalan kepala ganda pada Februari 2013 oleh Yusuf Ibrahim yang nyaris tidak dipedulikan, kasus satu ini cukup mendapat liputan. Perbedaannya, mungkin, adalah bahwa ISIS sekarang memenggal kepala orang-orang Barat. Karena itu, dia menjadi topik bahasan media, namun tidak menjadi topik 1½ tahun sebelumnya.
Pemutakhiran 9 Januari 2015: Hashim Hanif Ibn Abdul-Rasheed, 41, mengendarai mobil berisi urine beku menuju Bandara Internasional Port Columbus di Ohio, pada 7 Januari. Setelah memarkir mobilnya di tempat yang tidak semestinya, dia berupaya membeli tiket masuk dengan menggunakan ID wanita. Usai membeli tiket masuk, dia kembali ke mobilnya lalu berbicara dengan seorang polisi yang berujung dengan penyerangan dengan pisau terhadap sang polisi. Merasa terancam polisi pun menembaknya mati . Untuk menempatkan ini dalam konteks, Ibn Abdul-Rasheed mencuri mobil dari seorang wanita di Cleveland dan berupaya membunuhnya dengan pistol pada 22 September 1999. Dia mengaku tidak bersalah. Alasannya, dia gila. Karena itu, dia menyerahkan persoalannya kepada sistem peradilan AS untuk membebaskannya dan membiarkannya kembali ke jalanan. Komentar: Sementara Ibn Abdul-Rasheed tampak gila, dorongannya untuk membunuh orang Amerika bisa jadi berunsur jihadi.
Pemutakhiran 17 Februari 2015: Terrence Lavaron Thomas, 39, sedang berdiri di halte bus pinggiran kota di daerah Detroit. Ia pun "terlibat percakapan" dengan orang lain di sana, menurut kisah Kepala Polisi Southfield Eric Hawkins. Dia kemudian "bertanya kepada beberapa orang di sana apakah mereka Muslim." Ketika dua dari mereka, keduanya berusia awal 50-an, menjawab bahwa mereka bukan Muslim, Thomas "tidak senang dengan jawaban itu." Tak lama kemudian, "tanpa sebab," dia mengeluarkan pisau lipat sepanjang hampir 8 Cm "dan menyerang salah satunya," urai Hawkins.
Menurut Harian Washington Post,
Satu orang ditikam lima kali dalam serangan itu. Yang lainnya ditikam di tangan saat dia mencoba menghentikan serangan, kata Hawkins. Kedua korban sudah keluar dari rumah sakit dengan "luka yang tidak mengancam nyawa". Thomas kemudian melarikan diri dari tempat kejadian, kata Hawkins. "Dalam hitungan menit" polisi berhasil menangkapnya. Menurut Hawkin, Thomas membawa dua pisau dan salah satunya tampaknya digunakan dalam serangan itu. Selain itu, ia juga membawa beberapa mariyuana....
Thomas didakwa dengan dua dakwaan penyerangan dengan maksud membunuh, satu dakwaan membawa senjata berbahaya, dan satu dakwaan kepemilikan narkoba. Itu semua tuduhan yang dibuat oleh negara bagian (state charges). Thomas juga dapat menghadapi tuduhan negara atas intimidasi etnis, kata Hawkins, tetapi jaksa penuntut daerah masih perlu menentukan apakah tuduhan itu akan ditambahkan atau tidak.
Kasus ini jelas-jelas jihad, bukan kriminalitas. Pemutakhiran 19 Februari 2015: Jaksa Wilayah Oakland Jessica Cooper tidak akan menuntut Thomas dengan kejahatan karena benci.
Pemutakhiran 6 Maret 2015: Julissa Magdalena Maradiaga-Iscoa, alias Shaheeda Hadee (bahasa Arab: "martir wanita yang tenang"), 33, seorang imigran ilegal dari Honduras, menabrakkan mobilnya ke dalam mobil patroli polisi di Bandara Miami sambil meneriakkan sesuatu dalam Bahasa Arab. Kemudian, dalam Bahasa Inggris, dia mengaku membawa bom (yang ternyata tidak dia bawa). Tampaknya, dia penganut Islam radikal. Dia berjilbab. Halaman Facebook-nya menggambarkan dia sebagai Shaheeda. Di Facebook, dia mengikuti tokoh-tokoh ekstremis seperti Zakir Naik, Yasir Qadhi, dan Bilal Philips.
Julissa Magdalena Maradiaga-Iscoa, alias Shaheeda Hadee, pasca-penangkapannya di Bandara Miami. |
* Pemutakhiran 10 April 2015: Tampaknya seorang turis muda Israel, Yosi Damari, dibunuh oleh seorang Muslim Albania di Berlin. Tidak banyak catatan rinci seputar kasus itu.
Pemutakhiran 26 April 2015: Televisi CBS melaporkan sebuah insiden kemarin di Bandara Internasional St. Paul di Minneapolis setelah polisi bandara menanggapi laporan adanya orang-orang yang mencurigakan di jalur penyewaan mobil terminal sekitar pukul 21:30. Saat petugas berjalan di lantai dua tempat parkir, sebuah kendaraan sengaja melaju mengarah kepada mereka. Siaran pers menyatakan bahwa polisi menembaki kendaraan tersebut. Sang sopir dibawa ke rumah sakit terdekat. Kondisinya tidak diketahui. Pihak berwenang mengidentifikasi tersangka pada hari Minggu itu sebagai Abdulkadir Sheikh Mahmoud yang berusia 36 tahun. Begitu keluar dari rumah sakit, dia akan menghadapi tuduhan penyerangan dengan pemberatan. ... Pernyataan polisi juga menjelaskan bahwa seorang petugas dibawa ke rumah sakit dengan luka yang tidak mengancam nyawa.
Sheriff tentu melaporkan bahwa polisi "yakin insiden itu terlepas dari kasus lain. Tampaknya tidak ada hubungannya dengan keamanan dalam negeri".
* Pemutakhiran 3 Mei 2015: Terinspirasi oleh para penggemar ISIS, dua Muslim Amerika (Elton Simpson dan Nadir Hamid Soofi) menyerang ruang pameran di Garland, Texas, tempat pameran kartun Muhammad berlangsung. Karena beraksi tidak pada tempatnya, para penyerang itu pun tewas terbunuh. Tidak ada orang lain terluka. Kecuali seorang polisi yang menderita luka-luka ringan.
* Pemutakhiran 3 Juni 2015: Polisi Boston menembak mati Usama Rahim, 26, yang menodongkan pisau, setelah dia menerjang mereka. Penegak hukum telah mengikuti Rahim selama beberapa waktu, khawatir dia akan terlibat dalam jihad.
* Pemutakhiran 21 Juni 2015: Alen Rizvanović, 26, seorang pria Austria asal Bosnia (ia tiba di negara itu pada usia 4 tahun pada 1993) mengemudikan SUV dengan kecepatan 140 km per jam menuju sebuah kerumunan massa di jalan pusat perbelanjaan utama di Graz, lalu melompat keluar dan menusuk pejalan kaki dengan pisau. Aksi itu menyebabkan 3 orang tewas dan 34 luka-luka. Polisi, biasanya, menyebutnya "pembunuh tunggal yang gila," yang mempergunakan masalah perkawinannya sebagai dalih dan menyangkal bahwa dia teroris. Dari laporan dalam London Telegraph:
Polisi mengatakan tidak ada indikasi bahwa dia terpengaruh oleh alkohol atau narkoba. Polisi juga mengaku telah menggeledah rumah pelaku tetapi tidak menemukan motifnya. Direktur Polisi Nasional Josef Klamminger mengatakan kepolisian menolak aksi itu sebagai aksi teroris dan bahwa masalah keluarga dan psikologis menjadi pemicunya.
Memang,
Heinz-Christian Strache, Pemimpin Partai Kebebasan populis sayap kanan, membuat orang marah ketika dia memposting foto kendaraan yang rusak parah dengan tulisan: "Pelakunya berasal dari Bosnia. Serangan bermotif agama tidak dapat dikesampingkan!", Meski demikian polisi mengabaikan motivasi ekstremis dan politik di balik tragedi itu.
* Pemutakhiran 26 Juni 2015 Yassin Sali, 35, dicari pihak kepolisian karena memenggal satu orang dan melukai setidaknya dua orang lainnya di Pabrik Air Products (perusahaan teknologi gas industri berbasis di AS) di Saint-Quentin-Fallavier dekat Lyons, Prancis. Menurut Times of London, kepala yang dipenggal itu "ditemukan di pagar, penuh dengan tulisan bernuansa radikal Islam". Selain itu, satu atau lebih penyerang, "membawa lencana kelompok ISIS, berkendaraan mengelilingi pekarangan pabrik dan menabrak tabung gas yang menyebabkan ledakan kecil terjadi."
Pemutakhiran 24 Agustus 2015: Rekaman video pengawas memperlihatkan bahwa Freddy Akoa, 49, seorang petugas kesehatan Kristen, dibunuh oleh tiga Muslim Somalia (Abil Teshome, 23, Mohamud Mohamed, 36, dan Osman Sheikh, 31) di apartemennya di Portland, Maine. Menurut laporan berita lokal:
Dokumen pengadilan menjelaskan bahwa Teshome sudah mengaku kepada polisi bahwa serangan dimulai ketika dia marah kepada Akoa lalu mulai memukul kepala korban. Jennifer Wilson, pacar Akoa yang sering putus sambung namun hadir saat penyerangan terjadi mengaku mereka berlima sedang minum-minum saat perkelahian pecah. Tetapi dia mengaku tidak yakin mengapa pertengkaran itu meledak. Teshome mengaku dia "tidak mampu kendalikan diri" lalu meninju, menendang, dan memukul Akoa dengan papan, urai dokumen pengadilan. Mohamed dan Sheikh juga diduga ikut serta dalam serangan itu. Selain itu, Wilson diduga mengalami pelecehan seksual.
Pemutakhiran 6 Oktober 2015: Ketiganya sudah mengaku tidak bersalah.
Pemutakhiran 5 November 2015: Faisal Mohammad menikam empat orang dengan pisau dapur besar dan berhasil ditembak mati oleh polisi kampus. Ia mahasiswa baru dari Santa Clara yang tinggal di kampus di University of California, Merced. Di kampus itu, dia mengambil jurusan ilmu komputer dan teknik. Motifnya tidak diketahui.
Pemutakhiran 27 Desember 2015: Aksi penikaman misterius terhadap seorang anak laki-laki berusia 9 tahun di Kota New York, Jermaine Culver tidak mendapatkan banyak perhatian ketika peristiwa itu terjadi. Tragedi terjadi tatkala korban sedang berjalan menuju sekolahnya di Staten Island, pagi, 9 Januari 2015. Sang bocah selamat dan tidak ada yang tahu siapa pelakunya. Kamera pengintai memperlihatkan seorang penyerang mengintai Jermaine, mencengkramnya lalu menusuk punggung, kepala, leher dan lengannya. Anak laki-laki itu pun tersandung jatuh, lalu bangun melarikan diri.
Kemudian, terjadi insiden perkembangan yang tampaknya tidak terkait. Fareed Mamuni, 21, berupaya menikam agen FBI dengan pisau dapur besar. Alasannya, karena yang terakhir adalah bagian dari tim yang menggeledah rumahnya di Staten Island dalam sebuah penyelidikan terkait ISIS yang berkaitan dengan dia dan Munther Omar Saleh, 20. Keduanya berencana meledakkan bom panci bertekanan tinggi entah di Times Square atau di One World Trade Center. Setelah penangkapannya, Mumuni mengumumkan kesetiaannya kepada ISIS dan niatnya untuk melakukan perjalanan ke wilayah kekuasaan ISIS.
Hari ini, penegak hukum mengumumkan bahwa Mamuni mungkin saja pelaku penyerangan bulan Januari berdasarkan fakta kesamaan fisik. Yaitu, bahwa Jermaine tinggal tiga blok dari Mamuni, dan Mamuni juga menikam agen federal. Penyidik berspekulasi bahwa serangan terhadap Jermaine adalah serangan awal (audition) supaya bisa mengesankan ISIS.
Pemutakhiran 10 Januari 2017: Meskipun ada banyak serangan jihad di Amerika Serikat selama tahun 2016, saya tidak memasukkannya ke sini. Pertimbangannya karena insiden-insiden berdarah itu cenderung mendapat perhatian besar. Bagaimanapun, berikut ini salah satu insiden yang tidak jelas. Zia Zafar, 31, dari Chino Hills, California, didakwa melakukan percobaan pembunuhan atas Wakil Konsul Christopher Ashcraft di Guadalajara, Meksiko, pada 6 Januari 2017.
Menurut pengaduan pidananya, "Zafar menyamar lalu mengikuti Wakil Konsul AS di Guadalajara melalui garasi parkir menuju kendaraan sang wakil konsul. Setelah korban memasuki mobilnya dan menuju pintu keluar garasi, Zafar diduga menembaknya sekali di dada lalu melarikan diri. Wakil Konsul dibawa ke rumah sakit setempat. Hingga hari ini, dia masih tetap berada di rumah sakit. Zafar kemudian ditahan oleh otoritas Meksiko."
Pemutakhiran 1 Februari 2017: Joshua Cummings, 37, terduga penembakan dan pembunuhan petugas keamanan yang berseragam, Scott Von Lanken, 56, di Denver membawa bahan-bahan terkait jihad dalam ranselnya dan digambarkan sebagai "Muslim radikal".
Pemutakhiran 13 Agustus 2017: Contoh lain yang sama sekali tidak jelas tentang apa yang tampaknya sebagai jihad tetapi tidak mendapat perhatian dalam pers nasional. Berita dari Tri-City Herald menuliskan;
Hussein Hassan, 46, dari Kennewick, [negara bagian Washington,] sedang berjalan di Olympia Street dekat 10th Avenue sambil membawa pedang sekitar pukul 18:30. Saksi mata mengatakan dia sepertinya berusaha menyembunyikan senjata dengan koran.
Ketika seorang polisi dari Kennewick Jason Kiel keluar dari mobilnya untuk berbicara dengannya, Hassan malah menyerang dan mulai memukul kepala Kiel dengan pedang. Tepat pada saat itu, polisi kedua, Joshua Kuhn tiba. Kiel berhasil mundur lalu kedua polisi mengeluarkan senjata mereka dan menembak ke arah Hassan.
Hassan kemudian dibawa ke Rumah Sakit Trios Southridge. Di sana dia meninggal dunia, kata news release polisi. Kiel mengalami cedera kepala dan dirawat di Trios dan kemudian dibebaskan.
Adegan serangan di Kennewick, Washington. |
Itu dia. Tidak sepatah kata pun berbicara tentang motif. Pemutakhiran 16 Agustus 2017: Artikel lanjutan dalam surat kabar yang sama bertajuk, "Kennewick man led troubled life before Sunday's shooting" (Pria Kennewick hidup bermasalah sebelum melakukan penembakan Hari Minggu)," mencatat bahwa Hassan berasal dari Somalia. Bukannya mendokumentasikan tentang motif, berita itu sebaliknya hanya mendokumentasikan berbagai masalah pelaku (dia "bekerja di Tyson Foods kemudian di ConAgra sebelum kehilangan pekerjaannya. Dua kali dia jatuh dalam terorongan saluran freezer di pabrik di Richland sehingga punggungnya terluka). Termasuk kisah tentang masalah yang dialaminya dengan hukum. Tapi sekali lagi, tidak sepatah kata pun tentang jihad.
Berbagai kasus lain:
Tennessee: Seorang Oknum Muslim Menikam Tiga Wanita hingga Tewas di Tempat Perhentian Truk, namun Tidak Jelas Motifnya. Tulisan itu bisa dibaca pada: https://pjmedia.com/news-and-politics/robert-spencer/2020/04/11/tennessee-muslim-stabs-three-women-to-death-at-truck-stop-motive-unclear-n384923
Topik Terkait: Criminality, Muslims in the United States, Radical Islam
Artikel Terkait:
- America's Hidden Jihad
- Willfully Ignoring the Jihad against America
- More Incidents of Denying Islamist Terrorism
receive the latest by email: subscribe to daniel pipes' free mailing list