Recep Tayyip Erdoğan memerintah lebih lama dibandingkan dengan siapapun sebagai Perdana Menteri Turki. Hari ini, dia menandai selesainya masa jabatan penuh kekuasaanya, memasuki 14 Maret 2013.
Lahir pada Februari 1954, dia kini berusia 59 tahun. Dan walau berpotensi memiliki karir politik yang panjang membentang di hadapannya, dia dilaporkan menderita sejumlah penyakit serius yang bisa memperpendek masa kekuasaannya.
Dalam sejarah Turki moderen, Erdoğan hanya bisa dibandingkan dengan Kemal Atatürk, pendiri republik dan seorang tokoh yang dominan. Jadi masuk akal melihat Erdoğan sebagai anti- Atatürk, seorang pemimpin yang berjuang untuk melepaskan bagian-bagian yang substansial dari warisan para pendahulunya, khususnya berkaitan dengan penolakannya terhadap Hukum Shariah atau Hukum Islam. Orang pun bisa melihatnya sebagai politisi yang mengubah Islam nyaris menjadi program politik yang dapat hidup terus.
Ada tiga lapisan tantangan utama Erdoğan. Yaitu; pemilu yang semakin awas terhadap cara-caranya yang sangat dominan, populasi penduduk Kurdi yang bahkan semakin tidak sabar untuk membentuk negara sendiri dan penjajaran rejional yang semakin bermasalah. Seperti dituliskan oleh Ian O. Lesser dalam analisisnya yang diterbitkan kemarin, "Ankara menghadapi sejumlah perang dingin yang bermasalah, baru dan lama yang bakal membentuk lingkungan dan ciri strategis kemitraan keamanan Turki."
Masyarakat Barat pun jelas-jelas sangat lamban memahami ancaman yang Erdoğan munculkan. Orang hanya berharap bahwa dekde kedua kepemimpinannya akan memperlihatkan pemahaman yang lebih banyak dibandingkan dengan yang pertama. (14 Maret 2013).