Menurut informasi intelijen Israel, Hamas telah memindahkan markasnya yang berada di luar Jalur Gaza yaitu dari Damaskus (Suriah) menuju Istanbul, Turki. Markas tersebut dipimpin oleh Saleh al-Arouri, yang disebut oleh Harian Israel Hayom sebagai "teroris kawakan keji yang diyakini bertanggung jawab atas lusinan serangan melawan warga Israel."
Saleh al-Arouri, pemimpin Hamas leader yang berbasis di Istanbul. |
Meski gagal, Arouri akhir-akhir ini berkomplot melakukan aksi pada sedikitnya dua operasi bersenjata yang sangat ambisius. Pertama-tama, Agustus lalu, dia berupaya menjatuhkan kekuasaan Otoritas Palestina di Tepi Barat. Aksinya pun diikuti aksinya pekan terakhir ini dalam berbagai operasi terhadap "berbagai tempat penting Israel di Tepi Barat… serangan atas Stadium Teddy di Israel dan terhadap rel kereta api gantung di ibukota Israel."
Sampai sebegitu jauh, warga Israel membatasi protes mereka dengan mengusulkan agar bukan itu cara Turki sebagai sekutu NATO seharusnya bertindak.
Berbagai pernyataan resmi yang dikirim dari Yerusalem ke kantor Pakta Pertahanan Atlantik Utara di Brussels melalui sejumlah saluran mengatakan tidak bisa memahami bahwa anggota sekutu militer antarnegara mempertahankan ikatannya dengan organisasi teroris…
Menteri Pertahanan Israel, Moshe Ya'alon, ketika bertemu dengan Menteri Pertahanan Amerika Serikat [kala itu], Chuck Hagel selama kunjungannya terakhir ke Amerika Serikat memperingatkan dekatnya ikatan Turki dengan Hamas
Pernyataan bahwa Hamas tengah merencanakan aksi menghancurkan Israel dari basis pertahanannya di Istanbul perlu diselidiki Pemerintah Amerika Serikat. Jika informasinya benar, maka Republik Turki kini dimasukan dalam daftar Negara Sponsor Terorisme. Negara itu akan bergabung dengan Negara-negara sekutunya yang cantik seperti Kuba, Iran, Sudan dan Suriah (24 Nopember, 2014).