Yang nyaris terlupakan dari aksi saling mencaci maki antara Mahmoud Ahmadinejad dan Barack Obama adalah bahwa yang pertama (Mahmoud Ahmadinejad) mengancam akan menggugat yang kemudian (Barack Obama) ke pengadilan. Thomas Erdbrink dan William Branigin mengajukan uraian rinci kedua presiden dalam artikel mereka "Iran's President Rebukes Obama; Candidates Reject Election Review" (Presiden Iran Mengomeli Obama: Para Calon Menolak Peninjauan Atas Pemilu)
Pertama, latar belakang: pada 26 Juni, Obama;
Memuji para pemrotes karena memperlihatkan "sikap berani mereka berhadapan dengan aksi yang kejam." Ia lantas menjelaskan aksi kekerasan terhadap mereka sebagai "berlebihan" serta mengatakan pemimpin oposisi Mir Hossein Mousavi "sudah membayangkannya" warga Iran yang ingin menjadi sebuah masyarakat yang lebih terbuka. Obama juga menolak permintaan Ahmadinejad agar meminta maaf atas berbagai kritik Obama sebelumnya. Dia lalu mengatakan bahwa pemimpin Iran sudah meminta maaf kepada keluarga-keluarga dari orang-orang yang ditangkap, dipukul atau dibunuh dalam upaya menanggulangi aksi protes tersebut.
Jawaban muncul sehari kemudian:
Mengingat Obama berbicara tentang "reformasi dan perubahan," Ahmadinejad lalu bertanya, "Mengapa dia campur tangan dan memberikan komentar sedemikian rupa sehingga tidak menghormati konvensi dan sikap sopan santun?" Dia mengatakan para pemimpin Barat yang "yang mencerca dan memberikan komentar yang tidak relevan akan diajukan ke pengadilan yang adil," oleh Iran dalam berbagai pertemuan internasional...
Ahmadinejad juga bersumpah akan menempuh langkah yang lebih tegas terhadap dugaan adanya campur tangan Barat selama masa jabatan presidennya yang kedua selama empat tahun yang dikatakan oleh pihak pemerintah akan dimulai musim panas ini.
"Tanpa ragu, pemerintah baru Iran bakal terapkan pendekatan yang tegas dan kuat terhadap Barat," urai Ahmadinejad. "Kali ini tanggapan Bangsa Iran bakal keras dan lebih tegas," agar Barat meminta maaf atas "sikapnya yang suka turut campur tangan" urainya.
Komentar: (1) Semangat suka berperang yang berlebihan ini mengingatkan saya mengapa I saya pada awalnya mendukung Ahmadinejad memenangkan Pemilu 12 Juni dan memangku jabatan empat tahun selanjutnya sebagai Presiden Iran. Komentar-komentarnya yang agresif mungkin saja menyadarkan seorang Obama soal perlunya kata-kata dan sikap yang manis terhadap Teheran.
(2) Republik Islam Iran akan mengajukan Presiden AS ke pengadilan? Bayang-bayang dari karya Bertrand Russel berjudul, "International War Crimes Tribunal" (Pengadilan Kejahatan Perang Internasional). Pengadilan ini seharusnya memperlihatkan sesuatu yang sangat spektakuler. (28 Juni 2009).
Ahmadinejad dan Obama, dalam bayangan masa-masa yang menyenangkan. |