Saya menerbitkan sebuah artikel di Harian Philadelphia Inquirer hari ini membahar tentang "hysteria bodoh" di Prancis seputar bagian pakaian mandi wanita baru bernama burkini. Saya katakan, pakaian itu bukan ancaman dan pihak berwenang Prancis seharusnya prihatin dengan berbagai persoalan yang serius.
Memang, cuaca di Riviera panas, demikian juga topik ini. Selain itu, saya juga sajikan sejumlah tambahan di sini.
(1) Seorang pembaca artikel saya, Michael S memperlihatkan betapa pakaian renang ala Barat berubah selama masa 100 tahun yang singkat. Klik di sini untuk melihatnya. Dia menulis:
Burkini terlihat lebih mendekati apa yang wanita DAN PRIA pakai di Barat, tepatnya pada masa tiga generasi silam, dibandingkan dengan pakaian renang modern. Hal berikut yang anda tahu, anak-anak Prancis dituntut untuk membuat tato selama beberapa tahun atau mandi telanjang. Itu trendnya. Barangkali pria juga dituntut untuk mencukur kepala hingga gundul serta melubangi telinga mereka.
(2) Rabi dari Sinagoga Agung Paris, Moshe Sebbag, pun turut mendukung pelarangan burkini. Komentar saya: Saya heran apa yang harus dia katakan soal "pakaian renang Kosher"?
(3) Seperti Harian Daily Mail tuliskan, larangan atas Burkini di sejumlah kota Prancis "terancam berubah menjadi sandiwara jenaka." Soalnya, para polisi bersenjatakan penyemprot cabe dan pemukul menerapkan peraturan tersebut atas para wanita yang pergi ke pantai. Dilaporkannya bahwa sampai sebegitu jauh sekitar 10 wanita diberikan catatan kejahatan karena memakai burkini di Cannes kemudian dipaksa meninggalkan pantai. Empat dari mereka didenda dan semuanya mendapat "peringatan" yang menjadi bagian dari catatan kepolisian mereka.
Harian Daily Mail mendokumentasikannya dengan foto-foto, tiga insiden di Riviera:
a. "Empat polisi berbadan tegal berdiri dekat seorang wanita paruh baya, yang diam-diam berjemur di Pantai Promenade des Anglais di Nice serta mengawasinya menanggalkan pakaian Muslim yang menutupi kesopanannya. Peristiwa itu terjadi hanya beberapa meter dari tempat serangan dengan truk pada hari Perayaan Bastille Day terjadi. Terlihat sang wanita diberi peringatan seputar tatacara berpakaian di pantai kemudian diberikan denda langsung di tempat kejadian.
Empat polisi melihat wanita berbukini tidur yang dianggap mengganggu di antara para wanita. |
Polisi awasi dia ketika menanggalkan pakaiannya yang mengganggu. |
b. "Seorang ibu Muslim muda diperintahkan meninggalkan pantai di Cannes. Dia pun didenda hanya karena memakai jilbab. Tiga petugas bersenjata menodongkan senapan semprot cabe ke wajah ibu berusia 34 tahun lalu memberi tahu dia bahwa dia melanggar aturan baru yang mengatakan pakaian renang yang menutup seluruh badannya itu tidak bisa dibenarkan. Wanita itu mengatakan para petugas 'rasis' hanya ingin merendahkan dia di depan anak-anak dan anggota keluarganya yang lain, walau dia bahkan tidak mengenakan burkini...Mathilde Cusin, wartawan France 4TV yang menyaksikan seluruh insiden itu mengatakan: 'Saya lihat tiga polisi mengawasi pantai. Salah seorang dari mereka memegang pelatuk alat penembak gas, yang pasti berisi cabe'....Kemudian Cusin mengatakan, para polisi itu pergi mendekati Siam, yang memakai hijab menutup rambutnya.' Saat itu, orang-orang pun mulai berteriak-teriak memaki Siam. Mereka katakan, dia tidak diterima di Prancis dan bahwa dia harus 'pulang ke rumahnya'...Siam menerima denda di tempat kira-kira 9 pound (sekitar Rp 153 ribu) dan rincian kasusnya dicatat pada apa yang bakal diperhitungkan sebagai catatan kejahatan."
c. "Video juga memperlihatkan polisi bersenjata tengah menunggui para wanita Muslim keluar dari air (laut) di dekat Nice kemudian memperingatkan mereka soal pilihan mereka untuk memakai jilbab...Video yang di-posting-kan di Twitter memperlihatkan anak-anak menangis dan menjerit-jerit ketika para wanita itu berbicara dengan polisi."
Komentar: Polisi mode penuh metafora sudah menjadi kenyataan.
(4) Menghadapi berbagai peristiwa di atas Kantor Berita Agence France-Presse (AFP) dan Televisi France 24 lalu melaporkan bahwa "Burkini Sales Soar in Wake of French Beach Ban, Designer Says" (Penjualan Burkini Meledak Menyusul Larangan di Pantai Prancis, Kata Desainer). Laporan itu memperlihatkan sudut pandang lain yang kontra-produktif terhadap pelarangan burkini. Kontroversi menciptakan pasar baru produknya, urai Aheda Zanetti, 48 tahun yang menemukan burkini. "Bisa saya katakan kepada anda bahwa lewat daring pada Hari Minggu kami menerima 60 pesanan --- mereka semua non-Muslim," lebih dari biasanya, 10 – 12 pesanan pada hari Minggu. "Jadi benar-benar sibuk." Beberapa pemesan adalah para penyintas kanker yang berusaha melindungi diri dari panas matahari.
(5) Majalah satire MidEast Beast menghantam lagi dengan meluncurkan tulisan ""Menyusul Larangan Burkini, Wanita Muslim Menuntut Kriminalisasi terhadap Wanita Kulit Putih Gemuk Pemakai Pakaian Renang" karangan Boaz Bulbulovitz:
Sebuah kelompok Muslim Prancis menyerukan dilakukan pelarangan atas apa yang disebutnya "beruang laut menyedihkan yang terberkati (woefully-endowed white walruses) yang menteror anak-anak kita di tempat umum," seiring dengan kembali munculnya serangkaian langkah kotamadya yang mengangap burkini melanggar hukum di Prancis selatan.
Ketika berbicara kepada wartawan kemarin, Dr. Yasmina Al-Hazeemi dari Yayasan France's Think of the Children mendesak parlemen nasional untuk mengkriminalisasi pakaian renang pria yang ketat membungkus tubuh, yang memperlihatkan apa yang disebutnya sebagai 'momok burung penyelundup' (budgie smugglerscourge) ketika terjadi krisis keamanan publik. Karena itu dia berujar, "Pakaian mandi cabul itu kenyataannya adalah teroris jahat yang membahayakan kesehatan mental jutaan orang," urai dokter anak kelahiran Aljazair itu. "Demi kepentingan anak-anak kita yang trauma dan demi jiwa dasar Republik kita, kita harus hancurkan budaya kemaluan pria bergelantungan bagai gelundungan kucing kecil Zarkosia berkeriput yang memalukan (shameless cult of sagging manboobs, shrivelled raccoon balls and itsy-bitsy Sarkozian wee wees)."
Komentar saya: Mungkin saja pakaian renang "Veilkini" atau Rajoul" ala Islami itu bisa menyelesaikan masalah --- kecuali mereka juga dilarang dipakai dari pantai-pantai Prancis. (August 23, 2016)
Pemutakhiran 24 Agustus 2016: Dua grafis dari Majalah Le Point memperlihatkan di mana pelarangan burkini dilakukan. Satu grafik memperlihatkan kota-kota yang melarangnya. Yang lainnya memperlihatkan status hukum dari berbagai pakaian wanita Islam di Prancis.
Berbagai kota yang melarang pemakaian burkini. |
Status hukum dari pakaian wanita Islam di Prancis. |
Pemutakhiran 25 Agustuns 2016: Dalam contoh lebih jauh soal hysteria bodoh yang berlangsung Agustus lalu, mantan dan kini Calon Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, juga ikut bergabung dengan polisi pakaian. Ia pun mengatakan burkini itu "sebuah provokasi" lalu mendukung larangan. "Itu tindakan politik kaum militan, sebuah provokasi. Wanita pemakainya tengah mengetes kekuatan Republik [Prancis]"
Pemutakhiran 26 Agustus 2016: (1) Larangan serta heboh yang mengitarinya bukan saja luar biasa bagi bisnis burkini itu sendiri tetapi juga bagi bisnis "pakaian renang Kosher" atau pakaian renang ala Yahudi. Yardena G. seorang ibu dari kelompok aliran haredi pun turut menanggapinya. Ibu sembilan anak dari Prancis yang berdiam di Yerusalem dan pemilik mode pakaian renang Sea Secret yang dipergunakan bagi wanita Yahudi relijius berharap larangan itu bakal "mengakhiri meningkatnya penjualan (burkini) dengan cara yang baik."
(2) Tentu saja, tidak terelakan. Conseil d'Etat, pengadilan administrative tertinggi di Prancis benar-benar membuyarkan regulasi anti-burkini di sebuah kota (Villeneuve-Loubet) dan secara tersirat mengatakan bahwa keputusan itu diterapkan di seluruh negeri. Akankah keputusan itu mengakhiri masa lucu soal burkini? Dapatkah kita berhenti membuat kaum radikal Islam menang lalu mulai berjuang mengalahkan mereka di medan tempur yang sebenarnya?
Keputusan Conseil d'Etat. |
(3) Akhirnya bagus, untuk membaca tulisan dari orang yang mempunya semangat yang sama. Douglas Murray menulis artikel hari ini dalam Harian Telegraph (London). Judulnya, "Dari Cannes ke Bavaria, Politisi Buang Waktu dengan Larangan Burkini Ketika Eropa Mendidih." Dia pun menyimpulkan tulisannya dengan pemikiran ini:
Ketika sebuah persoalan tidak bisa diselesaikan, maka satu-satunya hal yang tersisa adalah dengan mengubah topik pembicaraan. Dan dengan demikian, menyusul berbagai serangan harian, benua kita menghabiskan waktu musim panas berbicara tentang pakaian pantai. Beberapa orang mungkin berpikir ini lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa. Ini membuang waktu sia-sia ketika Eropa mendidih."
Pemutakhiran 30 Agustus 2016: Perdana Menteri Prancis Manuel Valls malah meningkatkan dukungannya terhadap larangan burkini dengan berbicara tentang wanita dan kerapkali dengan dada terbuka yang menjadi simbol Prancis:
Marianne, simbol dari Republik [Prancis] berdada terbuka karena dia menghidupi rakyat. Dia tidak berkerudung karena bebas. Itulah republik. Itulah Marianne.