Kasus Emad Jamil Al Swealmeen, 32, memperlihatkan bahaya dari kaum Muslim curang yang beralih masuk Kristen.
Emad Jamil Al Swealmeen, yang mempelajari dekorasi kue di College The City Liverpool selama 2018 – 2019 terlihat seperti seorang pribadi yang baik. |
Swealmeen menjadi perhatian publik pada 14 November 2021. Ketika dia (mungkin secara tidak sengaja) meledakkan bom rakitan di luar Rumah Sakit Wanita Liverpool pada pukul 10:59 pagi. Dia sendiri tewas dan sopir taksi terluka karena kala itu, ia naik taksi. Waktu peledakan bom hanya beberapa detik menjelang dua menit waktu yang digunakan untuk mengheningkan cipta nasional untuk Minggu Peringatan (Remembrance Sunday) pada pukul 11 pagi. Dalam insiden itu, dia sendiri tewas dan sopir taksi terluka. Polisi yakin dia penganut Islam radikal dan jihadi. Biografinya patut dicatat:
Setelah secara resmi tiba di Inggris dari Irak pada 2014, Swealmeen, dalam kata-kata Times of London, "diterima oleh seorang pensiunan perwira senior tentara Inggris setelah dia mengunjungi Katedral Anglikan Liverpool dan menyatakan minatnya untuk beralih dari Islam menjadi Kristen." Perwira itu, Letnan Kolonel Malcolm Hitchcott, 77, mengenang (sekali lagi, dalam kata-kata Times) "bagaimana Al Swealmeen tiba di katedral pada Bulan Agustus 2015 dan mengatakan dia ingin pindah agama. Hitchcott, kala itu membantu mengajar Alkitab untuk pencari suaka. Menurutnya, pengunjung itu kemudian mengikuti kursus Alpha, yang mengajarinya tentang agama Kristen. Dia pun dikukuhkan sebagai seorang Kristen pada Maret 2017" di Katedral Anglikan Liverpool. Saat itu, ia mengubah namanya supaya lebih terdengar berbau Eropa, Enzo Almeni.
Katedral Anglikan, Liverpool. |
Harian The Times melanjutkan:
Para sejawatnya mengatakan mereka yakin Al Swealmeen hanya tertarik masuk Kristen karena dia yakin hal itu akan membantunya mendapatkan suakanya. Dia kemudian memang mengajukan permohonan suaka baru pada tahun 2017. Dia pun didukung oleh sukarelawan Kristen dari jaringan gereja yang membantu pencari suaka. ...
Setelah mengetahui bahwa Al Swealmeen sudah teridentifikasi sebagai seorang pengebom, Hitchcott mengatakan: "Kami terkejut. Calon pembom yang kemungkinannya kecil yang tidak saya bayangkan. Dia sopan dan pendiam." Istrinya menambahkan: "Kami mencintainya."
Seorang Jurubicara Katedral Liverpool, lapor Times lebih lanjut, mengatakan bahwa gereja punya prosedur yang dijalankan untuk menguji niat pencari suaka sebenarnya yang mau pindah agama. Mereka diharapkan "terhubung erat" dengan jemaat setidaknya selama dua tahun sebelum staf mendukung aplikasi visa pencari suaka. Seorang jurubicara karena itu mengatakan:
Katedral Liverpool membuat proses yang ketat untuk membedakan apakah seseorang mungkin mengungkapkan komitmen yang tulus terhadap iman. Ini termasuk persyaratan untuk hadir teratur di samping mengambil bagian dalam kursus dasar-dasar Agama Kristen yang diakui. Kami mengharapkan orang-orang itu berhubungan erat dengan komunitas setidaknya selama dua tahun sebelum kami mempertimbangkan untuk mendukung aplikasi [untuk suaka].
The Daily Telegraph menambahkan bahwa Swealmeen "terlihat ada di masjid setempat setiap hari selama Ramadhan pada bulan April [2021]. Sekitar waktu yang sama ia mulai membuat bomnya. Berbagai sumber mengklaim pencari suaka kelahiran Irak itu datang ke masjid 'sepanjang hari setiap hari' selama acara keagamaan dan terlihat sholat bersama sesama Muslim seminggu sebelum serangan." Sumber ini mencatat bahwa hal ini "makin memicu kecurigaan bahwa perpindahan Swealmeen untuk masuk Kristen empat tahun lalu adalah taktik untuk membantunya membujuk Departemen Dalam Negeri (Home Office) untuk membiarkannya tinggal di Inggris."
Memang, "Pada bulan Januari tahun ini, dia mengajukan aplikasi suaka baru kepada Departemen Dalam Negeri (Home Office). Dia menggunakan nama barunya. Alasannya, bahwa iman Kristennya akan menyebabkan dia dianiaya jika dia kembali ke Timur Tengah. Aplikasi itu masih diproses pada akhir pekan ketika dia meledakkan dirinya di luar Rumah Sakit Wanita Liverpool."
Kesimpulannya: penipuan yang suci itu benar-benar ada dan mereka dapat menarik perhatian tuan rumah, mentor dan teman mereka yang bermaksud baik. Ketika perpindahan orang untuk masuk Kristen meningkat, kasus peledakan ini akan berkembang sebagai masalah di Barat. (20 November 2021)
Topik Terkait: Beralih kepada dan dari Islam, Kaum Muslim di Kerajaan Inggris, Terrorisme
Artikel Terkait:
- Further Converts to Terrorism
- Is Prince Charles a Convert to Islam?
- British Muslims – A Global Threat
The above text may be reposted, forwarded, or translated so long as it is presented as an integral whole with complete information about its author, date, place of publication, as well as the original URL.